Lisa terbangun di ranjangnya dan tak mendapati Seokjin dimanapun, merapatkan selimut yang membungkus tubuh telanjangnya, sepertinya hari sudah pagi. Lisa merasa tubuhnya lelah, tapi ia bersyukur perutnya baik-baik saja. Semalam suaminya menggila, begitupun dirinya, sepertinya hari ini ia perlu memeriksakan kandungannya.
Menguncir rambutnya asal, lalu mengambil kaus panjang Seokjin, sejak hamil Lisa suka sekali memakai baju Seokjin, terlebih yang sudah bekas dipakai suaminya itu. Memutuskan untuk membersihkan diri ke kamar mandi sebelum keluar kamar, ia bisa menebak Seokjin pasti tengah berada di dapur. Suaminya tak suka orang asing memasuki rumah mereka. Jadi Lisa tak perlu khawatir keluar dengan hanya berlapis baju Seokjin tanpa dalaman. Para pekerja bersih-bersih biasanya akan datang saat Seokjin dan Lisa tak di rumah, tentu saja dalam pengawasan orang-orang kepercayaannya.
Seokjin terkejut saat sebuah tangan mungil melingkari perutnya, ia langsung mengetahui itu adalah sang istri. Ia bisa merasakan tubuh bagian Lisa menempel ke punggung bidangnya. Ia masih mencicipi makanan, Sup iga kesukaan sang istri. Ia mematikan kompornya menoleh dan tersenyum lebar saat mendapati Lisa memakai bajunya semalam, bahkan kaus panjang itu hampir tak menutupi bokongnya, terlalu pendek.
"Pagi-pagi udah mancing aku ya, " Seokjin menyempatkan diri meremas bokong telanjang Lisa membuat istrinya itu menjerit terkejut sampai mundur ke belakang.
"Ihh, Oppa mesum sekali sih!!."
Seokjin melongo tak percaya, ia menahan pinggang Lisa agar tak menjauh darinya, "eee eee eee siapa yang semalam mohon-mohon buat ditiduri."
Lisa sudah tahu kejadiannya akan seperti ini, Seokjin akan menggunakan peristiwa semalam untuk menggodanya. Selama berhubungan semalam sepertinya Lisa paling gila, hingga meminta suaminya terus menyetubuhinya.
"Tau ah, " Lisa memukul dada Seokjin hingga pelukan suaminya terlepas, "ya udah kalau nggak mau, kita nggak usah tidur bareng lagi."
"Kok gitu? Nggak, nggak boleh, " Seokjin panik mengikuti Lisa yang berhasil melepaskan diri darinya dan duduk di meja makan.
"Kata Oppa kan aku nafsuan, kamu bisa bahaya kalau deket-deket aku."
Seokjin akhirnya menarik kursi Lisa untuk menghadap dirinya, ia berjongkok di depan sang istri. Mengelus perut Lisa.
"Tuhhh Dek, Eouma kamu ngambekan, Appa dimarahin terus."
Lisa tak bisa menyembunyikan tawanya mendengar kata-kata Seokjin yang berbicara dengan calon anak mereka, "dia bakal ngeluh kalau kamu tukang ngaduan."
"Dia denger aku nggak sih, Sayang, " Seokjin berbicara dengan raut wajah serius.
"Dengerlah, Appa nya kan setiap hari ngajak ngomong, nanti pas keluar dia pasti langsung hafal suara Appanya yang cerewet ini, " Kata Lisa yang tiba-tiba tak jadi kesal, Seokjin selalu berhasil membuat Moodnya membaik.
"Sarapan dulu ya, setelah ini kita ke Dokter. Aku udah kasar banget semalam, maaf ya Sayang."
"Oppa nggak kerja?, " Tanya Lisa tersenyum saat Seokjin kembali berdiri untuk mengambilkannya makanan.
"Pergi sebentar ke kantor buat meeting, kamu ikut ya, nanti istirahat di studio aja, aku cuma bentar."
"Iya."
"Sayang,,,, "
"Hmmm, " Lisa menghentikan aktifitasnya yang tengah menuang air putih ke gelas.
"Sakit nggak, perut kamu,, "
Kalau tak melihat wajah serius sang suami Lisa pasti akan tergelak, Seokjin benar-benar random sekali.
"Nggak sakit."
"Kalau begitu boleh lagi dong." Kata Seokjin.
"Lagi apa?."
"Masukin kamu!!."
Lisa bahkan terbatuk karena tersedak ludahnya sendiri. Ia menatap suaminya aneh. Bukankah kemarin pria itu yang menolak untuk berhubungan.
Seokjin menaruh mangkok berisi nasi dan juga sup di hadapan Lisa lalu berjalan menuju sang istri, menarik pinggangnya pelan.
"Kamu pas hamil, enak banget, " Seokjin berbicara tepat ditelinga Lisa bahkan sambil mendesah. Lisa terdiam, astaga suaminya, benar-benar.
******
Senyum tak luntur dari bibir Seokjin sejak ia dan Lisa keluar dari rumah sakit. Kini mereka sedang ada di dalam mobil. Seokjin menyetir, mengamati foto usg hitam putih bayi mereka lagi yang memang terus berada di dekatnya. Lisa sudah menyerah meminta Seokjin untuk menyimpannya, suaminya tak berhenti melihatnya saat berhenti di lampu merah seperti sekarang.
"Aneh ya Sayang pas aku lihat ada kehidupan lain di tubuh kamu, kamu dengar kan suara jantungnya tadi, luar biasa."
"Sudah simpen dulu fotonya, kamu harus fokus nyetir, " Akhirnya Lisa berhasil merebutnya lalu memasukannya ke dalam tas.
"Kenapa senyum-senyum lagi?, " Tanya Lisa saat kini suaminya kembali menjalankan mobil, sambil satu tangannya mengenggam tangan Lisa erat.
"Kamu sexy banget aku nggak tahan, " Jawab Seokjin ngawur.
Lisa hanya berdehem, suaminya itu sudah melihatnya dengan aneh sejak perawat membuka perutnya untuk mulai USG tadi. Sexy apanya, Lisa hanya memakai kulot kain longgar dan blouse balon berwarna biru, tidak ada yang membuatnya tampak sexy, suaminya saja yang pikirannya kotor.
"Kata dokter mah, boleh setiap hari asalkan hati-hati. Semalam aja adek kuat banget, baru digempur, paginya malah tambah sehat, kamu denger kan suara jantungnya malah tambah kerasa."
Lisa menutup matanya sebentar mendengar ucapan Seokjin, malunya masih terasa saat suaminya benar-benar menanyakan pada dokter hari ini. Tentang seks, sejelas-jelasnya dan sedetail-detailnya. Dokter yang terus tersenyum geli tapi tetap menjawab pertanyaan aneh suaminya itu membuat Lisa malu setengah mati.
"Jadi sekarang kamu nggak boleh nglelakuin pekerjaan-pekerjaan berat. Cukup malam aja kamu aktivitas beratnya."
"Aktifitas berat apa?, " Tanya Lisa.
"Ngangkang buat aku."
"Kim Seokjin,,,, aku bunuh ya kamu."
"Ehh jangan dong kalau kamu jadi janda siapa yang bakal buat kamu teriak " Lebih dalam sayang" Tiap malem."
Lisa menyerah, suaminya yang super mesum telah kembali karena semalam Lisa sudah memancingnya.
********
Mas Seokjin yang nggak mau jauh-jauh dari Ayank..
Jang Nara
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Difficult "KSJ"
Fanfic-Karena acara ngambeknya saat Namjoon malah meninggalkannya untuk bulan madu ke empat di konser mereka di Bali, Seokjin tak pernah membayangkan bahwa ia akan bertemu dengan gadis baik hati dan cantik seperti Lisa. Gadis yang memiliki semua kriteria...