Bagian 10

357 38 0
                                    

       Wajah Lisa masih tegang saat ia keluar dari ruangan manager yang memimpin tim bagiannya di kantor. Seperti dugaannya para tamu VIP itu tentu saja melaporkan apa yang dilakukan Seokjin kepada mereka. Lisa dilabeli dengan kata-kata "pacar pegawai Lotte Mart yang mengamuk"

     Beruntung tuduhan orang-orang itu juga terbantahkan karena cctv restoran yang merekam bahwa pria-pria mabuk itu melakukan tindakan buruk pada Lisa, jadi Lisa terbebas dari jeratan hukum.
  
    Astaga, Lisa sebal, lebih kesal lagi pada dirinya sendiri yang malah terpesona pada pria kurang ajar yang hampir saja membuat Lisa kehilangan pekerjaannya. Setelah menyatakan perasaannya kemarin dan meminta Lisa berbicara dengan ibunya yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh gadis itu. Ia juga baru melihat ada pria yang baru menyatakan cinta dan mnyuruh berbicara pada ibu si pria. Semua yang Lisa lalui bersama Seokjin adalah yang pertama dan sialnya lagi itu begitu menyenangkan. Setelah pernyataan cinta Seokjin kemarin, pria itu juga berubah menjadi jauh lebih lembut.

     Ia hanya mendapat surat peringatan hari ini, atasannya itu masih berbaik hati mengingat kinerja Lisa yang bagus selama ini. Pria paruh baya itu bahkan memperingati Lisa untuk berhati-hati mencari pasangan. Managernya hanya memperingatinya karena ia melakukan kekerasan terlebih pada tamu VIP kantor. Tidak ada yang mengetahui wajah Seokjin, kalau saja mereka tahu salah satu member Bangtan menghajar pengunjung restoran hanya karena wanita yang ia sukai disentuh, Lisa tak bisa membayangkan keributan besar seperti apa yang akan terjadi.

"Lalisaa!!!."

   Langkah Lisa yang hendak kembali ke bangkunya terhenti saat mendengar suara Ratna, sahabatnya itu menghampirinya. Ratna dari bagian pemasaran, selain di jam istirahat mereka tak pernah bertemu. Hal yang asing saat Ratna menghampiri Lisa di ruangannya.

"Ada apa Rat?."

"Lo punya pacar? Orang Korea? Kenapa nggak cerita ke gue."

"Gue jomblo, " Lisa duduk di balik mejanya, ruangan menerjemah memang lebih sepi, hanya ada dua temannya yang sedang sibuk bekerja.

"Jangan bohong!! Berita heroik pacar Lo udah nyebar di seantero kantor."

   Lisa lupa bahwa memang tak ada dinding di kantornya. Kalimat kiasan yang membuatnya mengeryit kesal. Berita dari divisi manapun akan cepat menyebar secepat angin. Gosip, adalah hal yang paling menjadi topik obrolan mereka, kecuali Lisa. Gadis itu tak suka bergosip, lebih tepatnya tak ada waktu.

    Lagipula Lisa heran dengan Ratna, setiap gadis itu bersemangat aksen kental Bali sahabatnya itu menghilang begitu saja. Ratna bahkan teelihat seperti remaja gaul yang Lisa temui di restoran cepat saji.

"Nanti gue kenalin, " Lisa kembali meringis mendengar ucapannya membayangkan bagaimana terkejutnya Ratna melihat Seokjin yang kini ada di rumahnya. Seokjin adalah bias Ratna. Ah, kepala Lisa mendadak pening, Seokjin gencar sekali mendekatinya padahal Lisa jelas tahu tak akan ada harapan bagi hubungan mereka. Meski tergoda, Lisa masih cukup waras untuk tak menerima cinta pria itu.

       Tak lama atasan Lisa keluar dan menatap tajam Ratna yang berada di ruangan mereka. Gadis itu pun akhirnya memilih keluar setelahblbmenyapa manager bagian penerjemah itu. Lisa merasa beruntung tak harus lagi menjawab pertanyaan Ratna.

                      ******

"Wah, daging kualitas pertama memang luar biasa!!, " Seokjin berteriak kegirangan saat memakan daging yang dibawakan Lisa hari ini yang ia tumis dengan bawang bombay dan cabai. Ini kali pertama Lisa membawakannya daging terbaik, Seokjin sampai takut bila Lisa berniat mengusirnya setelah mereka makan. Lisa selama ini sangat hemat, gadis itu hidup sendirian jauh dari rumah. Apa itu juga salah satu alasan Seokjin menyukai Lisa, gadis mandiri dan pintar menyimpan uang.

   Tuh kan banyak alasan bagi Seokjin untuk menyukai Lisa, tapi gadis itu tetap saja tak mau percaya, bahkan sekarang sejak Seokjin memasak sementara Lisa mandi, lalu mereka makan bersama, gadis itu tak menanggapi kata-katanya. Apa ia ditolak, tapi Lisa selalu saja menerima sentuhannya.

     Pandangan Seokjin memelas saat gadis itu selesai dengan makanannya lalu berdiri untuk mencuci piring di wastafel. Seokjin ikut berdiri lalu memeluk tubuh kecil Lisa dari belakang.

"Jangan mengabaikanku, Ly."

    Seokjin menyerukan kepalanya pada leher Lisa membuat gadis itu bernafas lebih sulit. Seokjin suka dengan semua sentuhan, dan tentu saja Lisa kesulitan bernafas, wajah tampan Seokjin lalu aroma pria itu kadang membuatnya hilang akal.

"Lily."

"Lisa, Seokjin-ssi."

   Lisa bisa merasakan wajah cemberut dari Seokjin meski ia membelakangi pria itu saat ia melarang Seokjin memanggilnya dengan nama kesayangan dari Seokjin itu.

"Aku kan sudah bilang, wangimu seperti bunga Lily, anggur juga, harum, " Lagi, ia menghirup aroma Lisa di ceruk leher gadis itu. Lisa sudah terlalu terbiasa, meski jantungnya berdetak lebih kencang, tidak ada gunanya melarang Seokjin, pria itu akan tetap melakukannya.

"Lily itu berwarna putih dan bergetah, aku tak suka."

"Kau belum tahu ada bunga Lily yang bernama stargazer, itu sangat harum dan indah. Berwarna merah indah, " Kata Seokjin. Ibunya adalah pecinta tanaman, karena itu saat bertemu Lisa langsung mengingatkanya pada bunga Lily yang mekar hingga akhir musim panas.

   Senyumnya mengembang sempurna saat Lisa berbalik kearahnya, tanpa melepaskan pelukannya.

"Aku hampir dipecat."

"Ahh, aku minta maaf, aku melakukan kesalahan besar karena cemburu."

  Bagaimana Lisa tak luluh, Seokjin berubah drastis, sejak menyatakan perasaannya pria itu jadi tak sungkan mengatakan hal-hal intens. Seokjin tetap cerewet sih, tapi entah kenapa Lisa jadi menyukainya. Awalnya ia berniat menceritakan kesulitannya di kantor agar pria itu lebih mengerti, tapi wajah tampan Seokjin malah membuat Lisa terpesona.

"Maaf, ya Ly, kau mendiamkanku karena marah?."

    Lisa menghembuskan nafas pasrah, "aku hanya lelah, Seokjin-ssi, sudah lepaskan aku."

   Seokjin menggeleng cepat, ia mengeratkan pelukannya pada pinggang Lisa, "Maaf ya."

    Seokjin mengikis jarak diantara mereka lalu mencium bibir Lisa lembut, awalnya hanya kecupan, tapi bertambah menjadi lumatan saat Lisa tak menolak. Mereka telah beberapa kali berciuman, Lisa terlalu terbiasa dengan tingkah nakal Seokjin yang kini menciumi lehernya, Lisa mendesah dan membuat Seokjin pening. Ciumannya semakin liar di leher gadis itu. Menyusuri leher lalu beralih kembali melumat bibir Lisa, dan melepaskannya setelah menghisap bibir bawah gadis itu.

"Kau harum sekali, " Seokjin tertawa saat mendapati wajah memerah Lisa dan bibir gadis itu yang terlihat sedikit bengkak. Lisa itu sangat menggairahkan tapi Seokjin berusaha menahan semua, ia tak ingin menakuti Lisa.

"Jangan mendiamkan aku lagi ya."

   Lisa hanya bisa mengangguk, ciuman Seokjin terlalu berefek untuk tubuhnya, selalu membuatnya tak bisa berkata-kata.

     Seokjin akhirnya mengangkat tubuh membuat Lisa tanpa sadar melingkarkan kedua kakinya di perut berotot Seokjin. Pria itu membawa Lisa ke ranjang, menyelimuti tubuh gadis itu setelahnya ikut menyusul memeluk tubuh Lisa dibalik selimut.

"Tidur ya, kau pasti lelah."

   Seokjin membawa Lisa ke dalam pelukannya, membaringkan kepala Lisa di dadanya.

"Seokjin-ssi."

   Seokjin memisahkan dadanya dari wajah Lisa, saat mendengar gadis itu memanggilnya, "hmm iya."

"Sepertinya aku mulai menyukaimu."






Jang Nara

Being Difficult "KSJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang