Maafkan untuk bagian kali ini yang fellnya kurang dapet, belum pernah nulis action, dan maksain nulis beginian. Maaf untuk typo yang bertebaran dan membuat sakit mata. Happy reading,,,,,,
*****
Sekali lagi kini lisa ditarik keluar oleh seorang pria tinggi besar yang tak ia ketahui siapa. Ia menghentakkan pegangan pria itu dengan sisa tenaga yang ia miliki. Sepertinya sekarang ia sedang berada di sebuah halaman sekolah. Semuanya gelap dan kepalanya sedikit pening sehingga ia tak bisa melihat dengan jelas. Nyeri di perutnya semakin terasa tapi ia tak ingin menunjukkan itu pada Irene dan Alex yang kini berdiri angkuh di depannya. Mereka dikelilingi oleh banyak orang yang berpakaian serba hitam, Lisa terlalu lelah untuk menghitung jumblah mereka karena terlalu banyak.
"Aku bertemu dengan Seokjin di sana, " Irene menunjuk sebuah bangku dekat lapangan, "aku menangis di bawah telepon umum sekolah, lalu dia menghampiriku dan menawarkan bantuan."
Lisa sebenarnya sudah muak dengan cerita sepihak dari Irene, peristiwa yang beberapa tanpa sengaja mereka alami dan sepertinya tak berarti apapun bagi Seokjin selalu dianggap oleh wanita di depannya ini sebagai ikatan takdir keduanya. Lisa jelas tahu Irene itu mungkin punya penyakit mental, sangat terobsesi pada tunangannya hingga melakukan banyak sekali kejahatan. Tapi ia bisa mendengarkan Irene kali ini untuk mengulur waktu. Sedari tadi berulang kali ia mendengar wanita itu ingin menghabisinya, bohong bila Lisa kini tak ketakutan.
"Apa tujuanmu mengajakku kemari?."
Irene tertawa lantang mendengar pertanyaan Lisa, "kau tak mengenal Seokjin sama sekali lalu bermimpi untuk mendapatkannya. Kami bersekolah disini, dan harusnya kisah kami yang bersemi disini, seharusnya ia menjadi milikku sekarang."
"Irene-ssi, kau harus sadar bahwa kau telah melakukan banyak kejahatan. Kau tidak mencintai Kim Seokjin, kau hanya terobsesi dengannya."
Lisa bisa melihat tangan Irene bergetar, "kau tak tahu apa-apa!! aku tak melakukan kejahatan apapun."
"Kau membunuh Lee Subin, lalu mencelakai Seokjung Oppa, kau bahkah hampir membunuh Seokjin di Bali."
"Diam kau sialannn!!! Subin mati karena keinginannya sendiri, Jaewook yang mencelakai Seokjung bukan aku, itu karena pria itu terlalu mengoceh tentang cinta sejatinya pada wanita yang sudah mati. Dari dulu aku selalu berusaha lebih dari Subin, tapi kenapa gadis itu yang selalu mendapatkan apapun."
Irene kini maju memberikan isyarat agar para anak buahnya memegangi tangan Lisa, "aku tak ingin menghabisimu, tapi kau berlagak, kau ingin memiliki Seokjin dan Jaewook secara bersamaan."
"Kau tak berhak memiliki Seokjin, Irene-ssi. Dia milik dirinya sendiri!!."
Plak,,,,
Wajah Lisa bahkan sampai menoleh ke samping saking kuatnya Irene menampar pipinya, "bawa dia ke dalam Oppa, kita habisi dia sekarang."
Lisa meronta saat para pria termasuk Alex memeganginya, menaiki sedikit undakan untuk masuk ke dalam gedung sekolah.
"Lily!!!!."
"Oppa!!, " Lisa terus berusaha meronta saat mendengar suara teriakan Seokjin, ia kini melihat tunangannya itu telah dikerubungi banyak anak buah Irene, menatapnya dengan tatapan khawatir.
Tangis yang ditahan Lisa sedari tadi segera pecah, bagaimana kalau ia benar-benar mati disini dan tak bisa bertemu Seokjin lagi. Seokjin sepertinya kalah jumlah dengan puluhan anak buah Irene yang siap menyerang tunangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Difficult "KSJ"
Fanfiction-Karena acara ngambeknya saat Namjoon malah meninggalkannya untuk bulan madu ke empat di konser mereka di Bali, Seokjin tak pernah membayangkan bahwa ia akan bertemu dengan gadis baik hati dan cantik seperti Lisa. Gadis yang memiliki semua kriteria...