Bagian 56

252 31 2
                                    

      Dengan langkah besar Jaewook memasuki sebuah kedai kecil yang menjual kimbab di tengah pasar sedikit jauh dari Seoul. Termasuk daerah yang ada di pinggiran kota. Ia datang bersama sekertaris Jang, yang telah menemukan pelayan Oh yang ternyata menbuka sebuah kedai yang menjual kimbab, makanan yang sering wanita itu buat untuknya dan Subin saat dulu.

      Oh Minji, wanita paruh baya yang telah merawat Subin sejak bayi, dan yang dijumpai Jaewook sejak ia lulus SMP, sejak ia memutuskan untuk tinggal bersama sang ibu. Wanita itu kini ada di hadapannya. Dulu Bibi Oh, bersikeras untuk menjauhkan Subin dari Irene, tapi karena Subin memergoki wanita itu mencelakai Irene, Subin memecatnya.

"Ahjumma,,, "

    Bibi Oh yang tengah membersihkan meja itu menoleh saat mendengar panggilan Jaewook.

"Tuan muda,, "

   Jaewook berjalan menghampiri wanita itu, "ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan anda, " Seperti biasa Jaewook bukanlah orang yang suka berbasa-basi.

"Duduklah, " Bibi Oh terlihat tak terkejut saat melihat Jaewook mendatanginya, "Anda datang lebih lama dari yang saya kira."

   Jaewook mendudukkan dirinya di depan wanita itu yang jyga tengah duduk, menatapnya dengan mata berkaca-kaca, "banyak yang ingin saya sampaikan pada tuan muda sebelum ingatan saya memburuk tentang kejadian empat tahun yang lalu. Mendengar kepergian Nona muda dan Nyonya membiat saya terguncang. Bukankah dulu saya sudah mengatakan untuk menjauhkan Nona dari gadis jahat itu."

     Dan akhirnya cerita itu mengalir dari mulut bibi Oh, bagaimana Irene memasuki kamar Subin dan mengganti obat-obatan Subin. Irene terus memperdengarkan rekaman suara tentang mengakhiri hidup dan sebagainya, beberapa kali bibi Oh bahkan memergoki Irene memberikan intruksi agar Subin mengakhiri hidupnya.

     Dada Jaewook sakit menahan sesak dan kebencian yang meluap-luap saat mendengarkan cerita dari pengasuh adiknya itu. Irene pasti punya kemampuan mengenal obat-obatan, terutama obat yang memperngaruhi kejiwaan karena yang diceritakan oleh bibi Oh wanita itu ahli sekali hingga adiknya yang baik-baik saja menjadi depresi. Jaewook menyalahkan dirinya sendiri, setelah berita pertunangan Seokjung lalu Subin yang masih bersikeras menemui pria itu hubungannya dengan sang adik memburuk. Ia sering sekali berpegian ke luar negeri untuk bekerja agar menenangkan pikirannya, Jaewook menyesalinya, kalau saja ia berada di samping adiknya dan mendampinginya, hal buruk pada keluarganya ini tak akan terjadi.

     Bibi Oh bahkan memberitahu Jaewook dimana keberadaan ponsel Subin yang disembunyikan Irene di gudang belakang rumah lama mereka. Jaewook menyuruh anak buahnya kesana dan ternyata benar, apa yang dikatakan bibi Oh. Kecurigaan Jaewook pada Irene semakin kuat, saat gadis itu terlihat beberapa kali ketakutan saat Jaewook membahas Subin. Awalnya Jaewook merasa itu karena Irene yang merupakan sahabat adiknya itu terpukul bila ia membahas Subin tapi ternyata ada hal yang gadis licik itu sembunyikan. Bagaimana bisa Jaewook menjadi bodoh selama ini ia malah membantu orang yang telah membunuh adiknya. Mencelakai Seokjung dan mengambil saham milik Kimsan Group juga rencana wanita itu.

    Wajahnya memerah menahan kecewa dan tangis saat ponselnya berbunyi, nomer baru, ia tak mengenali nomer itu.

"Presider Song."

"David? Ada apa?, "tanya Jaewook saat mengenali suara si penelpon. David, pimpinan salah satu genk di Seoul, orang kepercayaannya, ia baru membebaskan David dari penjara bulan lalu. Ia belum memperbolehkan pria itu menggunakan ponsel. Pasti ada hal penting hingga David menghubunginya.

"Kami baru saja mengantarkan Lalisa kepada Irene, kami berhasil menculiknya seperti yang anda perintahkan."

"Lisa? Kalian menculik Lisa?, " Jaewook berdiri, berteriak marah saat mendengar wanita yang ia cintai itu di culik oleh bawahannya sendiri. Apa yang dibicarakan David, ia sama sekali tak berniat melukai Lisa, apalagi menculik gadis itu.

Being Difficult "KSJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang