-Karena acara ngambeknya saat Namjoon malah meninggalkannya untuk bulan madu ke empat di konser mereka di Bali, Seokjin tak pernah membayangkan bahwa ia akan bertemu dengan gadis baik hati dan cantik seperti Lisa. Gadis yang memiliki semua kriteria...
Seokjin yang tengah membuang sampah di gerbang bawah kos Lisa itu mendongak, ia mengenakan masker dan topinya sedikit terkejut saat masih dikenali orang.
Ia akhirnya dengan jelas melihat Alex Lee yang tengah berdiri di depannya. Menatap Seokjin dengan pandangan yang tak bisa diartikan oleh pria itu. Menyeriangi, mungkin.
*******
Selesai memarkir mobilnya Lisa belum juga turun dari mobilnya saat melihat di depan tempat kerjanya begitu banyak wartawan, bahkan ia bisa mengenali sebagian besar dari mereka bukan orang Indonesia.
Diantara mereka juga berdiri para gadis yang membawakan spanduk berisi semua kalimat makian yang Lisa jelas tahu ditujukan untuknya.
"Pelacur dan wanita penggoda"
Dua kalimat yang cukup menusuk dada Lisa tertulis di sana bersanding dengan kalimat makian berbunyi serupa.
Wajahnya tak di kenali tapi entah mengapa Lisa merasa gugup, mungkin karena banyaknya penggemar Seokjin yang berjubel di pintu masuk pusat perbelanjaan besar tempat ia bekerja itu. Mereka membawa banyak spanduk dengan kalimat makian yang ditujukan padanya.
Bagian keamanan terlihat sedang berjaga tapi Lisa tetap tak bergeming dari balik kursi kemudinya. Kenapa semua menjadi menakutkan seperti ini. Bagaimana bila orang-orang itu menyerangnya seperti kemarin. Lisa sebenarnya mengalami banyak sekali ketakutan setelah peristiwa penyerangan kemarin. Tapi ia tak bisa banyak bicara karena Seokjin mendapatkan luka yang lebih parah darinya, apalagi ia melihat Seokjin yang terus tak berhenti bekerja. Setiap malam bahkan saat tengah sakit pria itu terus menghadap laptop dan menghubungi seseorang membicarakan penjualan, dan rapat-rapat yang sama sekali tak dimengerti Lisa.
Hampir saja Lisa memaki karena terlalu kaget saat kaca mobilnya diketuk, saat ia menoleh dan mendapati Ratna, gadis itu segera naik ke kursi sebelah Lisa saat sahabatnya itu membuka kuncinya.
"Kenapa nggak masuk?, "tanya Ratna.
"Ituuu,,,,, "
"Lo takut? Sama orang-orang itu?, " Tanya Ratna.
"Bukan gitu,,, "
"Kemarin pas nangisin Seokjin Oppa Lo nggak ada takut-takutnya."
"Ya gimana,,, "
"Enak kan pacaran ama artis, ganteng lagi, " Kalimat Ratna seolah menyindir Lisa, tapi Lisa tahu sahabatnya itu tak serius mengolok-oloknya, "ayo keluar, sejak kapan Lo jadi pengecut kek gini."
Lisa dengan pelan mengikuti Ratna yang lebih dulu keluar, sahabatnya itu menarik Lisa untuk memasuki tempat kerja mereka lewat pintu darurat yang ada di samping gedung. Langsung terhubung pada lift dan menuju kantornya di lantai 5, lantai paling tinggi.
"Makasih Ya Rat,,, "
"Lisa,,, "
Baru Ratna hendak membalas ucapan Lisa saat atasan Lisa berada tepat dihadapan mereka. Tuan Oh, pria paruh baya itu memanggil nama Lisa.
"Ada seseorang yang ingin menemuimu."
"Lo ke ruangan Lo aja Na," Kata Lisa karena melihat wajah khawatir sahabatnya.
"Tapi,,, "
"Gue nggak papa, bener."
Ratna akhirnya mengangguk, berjalan menuju ruangannya setelah membungkuk memberi salam pada Tuan Oh.
Lisa mengikuti Tuan Oh, yang berjalan lebih dulu, menggiring Lisa keruangan luas yang ada di pojok kantornya, tempat biasa mereka melakukan Meeting.
"Bukankah aku sudah bilang untuk hati-hati memilih kekasih, Lisa, " Kata Tuan Kim, Lisa belum sempat menjawab saat pria itu kembali melanjutkan, "kuharap kau membuat pilihan yang bagus, kinerjamu sangat bagus. Aku sangat ingin kau tetap bekerja disini. Masuklah, orang yang mencarimu ada di dalam."
*******
"Dasar Licik!!!."
Seokjin berteriak kesal pada pria yang kini ada di depannya, Alex Lee membawanya ke sebuah hotel tak jauh dari kos Lisa, pria itu sepertinya menginap disana beberapa hari ini. Membawa Seokjin ke bagian restoran private yang ada di dalam hotel.
Alex baru saja menunjukan vidio yang merekam Lisa di setiap kegiatan sehari-hari gadis itu. Emosi Seokjin terpancing. Ia marah. Sepertinya Alex tengah menyuruh seseorang untuk memata-matai kekasihnya selama ini. Ia mengkhawatirkan keselamatan Lisa, mengingat hubungan Alek Lee dengan David, pria menyeramkan yang beberapa hari lalu menyerangnya.
"Bukan hal sulit untuk kami menemukan gadis ini. Lotte mart adalah bagian dari Hwarang Grub, kau ingat perusahaan kita bekerjasama dengan mereka bertahun-tahun, "kata Alex.
Sejak Alex masuk ke Hybe, Seokjin memang jarang berbicara dengan kaki tangan presider Kang itu, tapi sekarang Seokjin tahu betapa menjijikannya seorang Alex Lee dan bosnya, prsider Kang, adik ipar Bang PD itu.
"Menjauh dari kekasihku, berengsek!!."
"Mudah saja, kami hanya meminta kau kembali ke Korea."
"Aku akan kembali tapi setelah menemui Lisa, jangan membuat sesuatu yang memancing kemarahanku, Alex."
Alex tertawa, "kau seperti harimau yang kehilangan taringnya, Seokjin-ssi. Ancaman mu tak berguna lagi bagi kami. Kau lupa perusahaan lah yang telah membantu perusahaan keluargamu bisa bertahan hingga hari ini, " Kata Alex.
"Aku akan menghubungi Namjoon, dan lihat apa yang bisa kita lakukan pada kau dan Bosmu itu, kau pikir kau akan selamat setelah berusaha membunuhku. Kalian menjijikkan!!."
Alex terlihat tak suka dengan kalimat Seokjin, polisi Indonesia telah mengejar mereka karena peristiwa penyerangan pada Seokjin tempo hari. Ia telah menghajar David karena tak becus menjalankan tugas untuk membawa Kim Seokjin. Para pria besar itu malah dikalahkan oleh seorang gadis dan membuat keributan yang butuh waktu lama untuk diselesaikan Alex. Ini bukan negaranya, hal-hal semacam kekuasaan tak berlaku di sini.
"Dan saat Namjoon datang kau akan menemukan kekasihmu yang telah menjadi mayat. Kau lihat ini, " Alex menunjukan layar laptopnya yang menunjukkan keberadaan David, pria itu tengah ada di depan tempat kerja Lisa, "kau tahu kan dia tak segan-segan melakukan kekerasan."
Seokjin berdiri dari bangku yang ia duduki lalu merangsek maju menarik kerah kemeja Alex hingga berdiri, memukul pria itu hingga terjatuh di lantai.
"Cih, "Alex, mengusap bagian sudut bibirnya yang berdarah karena pukulan Seokjin. Ia tersenyum meremehkan, benar dugaannya. Mengendalikan Seokjin dengan Lisa sebagai umpan adalah yang terbaik. Ia berdiri terhuyung tetap melayangkan pandangan meremehkan pada Seokjin.
"Semua tak akan berubah mesti kau memukuliku. Menghancurkan wanita itu jauh lebih mudah daripada menemukanmu, kau paham sekali presider Kang akan melenyapkan apapun yang menghalangi jalannya. Atasanmu itu lebih kejam lagi sekarang saat Namjoon membawa semua sumber uangnya pergi. Berhenti bermain-main dengan kami, Kim Seokjin."
"Berani kau menyentuh Lisa, aku akan membunuhmu, dan Bosmu itu."
"Buatlah rekaman sesuai arahanku dan segera kembali ke Korea, dan kami akan melepaskan wanita yang kau cintai itu, Lisa Maharani Manoban."
*******
Jang Nara
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.