Lisa merasa tangannya di remas kuat saat ia mengatakan pada sopir taxy online yang ia tumpangi bersama si pria yang baru saja di tolongnya itu untuk membawanya ke rumah sakit.
"Bawa aku ke rumahmu saja, aku mohon, jangan ke rumah sakit, "
Seokjin, merasa seluruh tubuhnya terluka, ia sengaja menabrakan mobilnya tadi, ia berniat mengabarkan pada orang-orang yang tadi mengejarnya bahwa ia tak selamat. Bila gadis yang menolongnya ini membawa Seokjin ke rumah sakit. Ia pasti dengan cepat ditemukan, entah siapa yang berusaha memburunya. Seokjin harus mencari tahu. Tapi yang terpenting kini ia selamat. Seluruh tubuhnya kesakitan.
"Tuan,, kita,."
"Kim Seokjin, namaku Kim Seokjin."
Dengan prihatin Lisa menatap pria yang kini kembali meremas lengannya, terlihat kesakitan. Mengabaikan perasaan Lisa yang cukup familiar dengan nama pria itu. Wajah si pria juga terlihat tak asing, tapi di mana ia melihatnya? Apa Kim Seokjin ini salah satu customer di tempatnya bekerja. Apa pria ini penjahat? Teroris? Kenapa ia tak berfikir sejauh itu saat membantu pria itu tadi. Lisa menggeleng kuat lagipula banyak orang Korea bernama Kim Seokjin yang ia temui. Nama itu sangat normal.
Rasa kemanusiaan Lisa lebih tinggi dari rasa kecurigaannya. Mengingat kembali ajaran orang tuanya, ia tak boleh membiarkan orang lain dalam kesulitan. Ia kembali berbicara pada si sopir taxy mengatakan alamat rumahnya. Salahkan orang tua Lisa yang membuat gadis itu selalu ikut campur dengan masalah orang lain karena sifat pedulinya yang lebih dari kebanyakan orang.
********
Dengan bantuan si sopir taxy tadi Lisa berhasil membawa pria yang mengaku bernama Kim Seokjin itu, ke dalam kamar kos yang baru ia tempati lima bulan ini. Untung satpam di pos depan sudah tertidur membuat Lisa hanya perlu melapor besok bahwa ia membawa teman. Hoodie yang ia gunakan untuk menutupi tubuh Seokjin juga berguna dengan baik. Sopir taxy yang membantunya hanya mengira Seokjin tengah mabuk saja.
Lisa berulang kali mengucapkan terimakasih pada sopir taxy yang membantunya sebelum menutup kamarnya. Mengalihkan pandangannya pada pria yang kini berbaring di ranjangnya. Apa pria ini kembali pingsan, Lisa mengamatinya sebentar, ahh, sepertinya ia tertidur. Lisa membuka sepatu yang dikenakan Seokjin. Meski pakaian pria itu terlihat tak nyaman, ia mengurungkan niatnya untuk membuka baju Seokjin dan menggantinya. Dan saat diterangi lampu kamar ia baru menyadari betapa tampan pria yang ada di depannya ini.
*******
Seokjin merasa tubuhnya dibanting ke tanah keras saat berusaha menyelamatkan ibu dan kakaknya yang terlihat tengah dihajar di sebuah halaman luas berwarna hijau, karena penuh dengan rumput halus tapi suasananya terasa begitu menyedihkan. Dan saat Seokjin mendongak menatap pria ynag tadi membanting tubuhnya hingga ia kesakitan. Wajah sang Ayah menatapnya, menyeringai, menyeramkan, Seokjin benci saat ia merasa tubuhnya kaku.
"Kim Seokjin-sii, Tuan Kim."
Mata Seokjin terbuka lebar saat ia mendengar seseorang memanggil namanya. Ia tak lagi di lapangan hijau menyeramkan itu, benar, Seokjin kembali bermimpi buruk. Setiap hari ia sering sekali mendapatkan mimpi buruk yang sama setelah kakaknya mengalami kecelakaan.
"Anda baik-baik saja?, " Wajah seorang gadis tampak di depan wajahnya membuat Seokjin terbangun, ia terduduk, "argg," Seokjin mengerang karena seketika kepalanya pening dan tubuhnya kesakitan.
"Tuan Kim."
"Aku dimana?, " Tanya Seokjin mengedarkan pandangan ke ruangan sempit tempat ia berada.
"Tempat tinggalku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Difficult "KSJ"
Fiksi Penggemar-Karena acara ngambeknya saat Namjoon malah meninggalkannya untuk bulan madu ke empat di konser mereka di Bali, Seokjin tak pernah membayangkan bahwa ia akan bertemu dengan gadis baik hati dan cantik seperti Lisa. Gadis yang memiliki semua kriteria...