Bagian 51

263 28 0
                                    

     Irene mempertahankan harga dirinya, menemui Lisa di depan tempat kerja gadis itu dengan emosi yang meledak-ledak.

"Kau pikir kau sudah menang dengan mendapatkan Kim Seokjin? Aku berfikir apa yang dilihat pria itu dari wanita seperti mu."

   Sedari tadi Lisa muak mendengarkan ocehan wanita di depannya ini kalau bukan karena Irene yang menyusahkan teman-temannya, ia pasti memilih meninggalkan Irene dan pergi dari sana. Jihyuk menunggu tak jauh dari mereka, ia menyuruh asisten kekasihnya itu sedikit menjauh.

"Akan kupastikan dia akan segera menjadi milikku. "

"Bukankah sudah kukatakan bahwa Seokjin adalah milik dirinya sendiri, bukan milikku apa lagi milikmu, pernahkah kau berfikir obsesimu pada kekasihku telah menghancurkan banyak orang, " Bila Irene pandai mengancam seseorang, maka Lisa lebih oandai lagi berbicara,"Aku tak ada urusan denganmu, aku mungkin bisa memaafkan mu dengan mudah tapi kau pikir Seokjin dan keluarganya semudah itu memaafkan mu, mereka tak akan melepaskan mu Irene-ssi, "kata Lisa bersungguh-sungguh, ia masih berfikir setidaknya ada sedikit hati nurani dari wanita di depannya ini.

"Kau tak tahu apa-apa, " Irene berteriak marah, di depan Lisa ia tak bisa berpura-pura anggun seperti biasanya, ia membenci gadis yang tampak sangat percaya diri di depannya ini.

"Aku tak perlu mengetahui apapun, kau bahkan mencelakai sahabatmu sendiri demi mendapatkan apa yang kau inginkan itu sudah menjelaskan padaku wanita seperti apa dirimu."

"Kau,,, "

"Ya, Lee Subin, kau bahkan membuat kematiannya seolah terlihat seperti bunuh diri, Tuhan akan menghukummu Irene-ssi."

     Tiba-tiba Irene tertawa terbahak-bahak membuat Lisa menatapnya heran, ada apa dengan wanita di depannya ini.

"Kau adalah jenis wanita yang sama, Lee Subin dan wanita tua itu, Kim Sung ryung. Menjijikkan!!."

"Apa hakmu mengatakan sesuatu yang buruk pada bibi Sung ryung, jangan menghinanya!!."

"Benar, kau adalah menantu kesayangannya kan?, " Irene tertawa meremehkan, "kalian adalah para wanita menjijikkan yang tak melakukan apapun tapi mendapatkan semuanya. Lemah dan tak berharga."

"Kau mengancam semua orang dengan menggunakan orang-orang yang mereka cintai, kau bahkan menghancurkan kebahagiaan keluarga Seokjin apa kau belum puas."

     Kesabaran Lisa ada batasnya, kenapa Irene sama sekali tak merasa bersalah setelah apa yang wanita ini lakukan pada ayah dan kakak Seokjin. Ia teringat bagaimana hancurnya Seokjin saat pria itu mendengarkan rekaman suara mendiang sang Ayah, wanita di depannya ini telah membuat kesalahpahaman yang melukai kekasihnya selama bertahun-tahun.

   Irene kembali tertawa, "Benar, wanita bodoh itu hanya menangis, bagaimana bisa ia tak mempercayai suaminya sendiri. Aku bosan sekali menghadapi keluarga Seokjin, aku hanya menginginkannya dan semua selesai tapi pria itu terus jual mahal, " Irene berhenti berbicara sejenak.

"Aku akan melukai mu sama seperti aku membuat ibu mertua sialanmu itu menangis darah!!."

"Irene-ssi."

    Lisa menampar pipi Irene keras, ia sudah menahan emosinya sedari tadi tapi saat Irene terus menjelekan ibu Seokjin emosinya meledak begitu saja.

    Irene menatap nyalang ke arah Lisa, memgangi pipinya yang terasa panas karena tamparan Lisa, ia mendekati Lisa tanpa menurunkan pandangannya.  Dan ia terkesiap karena Lisa terlihat tak sedikitpun takut padanya.

"Kau tahu aku bahkan menjual diriku pada ayah dan kakaknya, aku akan melakukan lebih untuk menjadi kekasihnya. Menggoda di ranjang adalah kemampuan terbaikku."

"Tutup mulutmu, Irene-sii kau menjijikkan."

"Kau baru tahu, " Irene tersenyum miring, "aku bahkan rela menjual tubuhku untuk memiliki kekasihmu," Irene membisikkan kalimat itu, mengulanginya tepat di telinga Lisa.

"Menjauh dari kekasihku, Jalang!!!, "Lisa merasa tangannya di tarik kebelakang, ia bisa melihat kini Seokjin berdiri menjulang tepat di depannya,

"Sayang, kau baik-baik saja?, " Seokjin memeriksa keadaan Lisa, memastikan kekasihnya itu baik-baik saja.

"Cih, " Irene berdecih, kesal dengan pemandangan yang ada di depannya, "kekasihmu yang menamparku, gadis mengerikan seperti dia, kau tak perlu mengkhawatirkannya. Tapi setidaknya ia lebih pemberani dari ibu sialanmu itu."

"Berhenti berbicara omong kosong tentang Bibi Sung Ryung Irene-ssi, atau aku akan,,,."

"Kau berbicara tentang ibuku?."

"Kau tahu betapa lemahnya ibumu, wanita yang hanya tahu menangis."

"Kau!!!."

     Lisa menahan lengan Seokjin sata kekasihnya itu hendak mendekati Irene, "kita pergi dari sini."

"Aku tak akan membiarkanmu mendekati tunangan ku lagi, Irene-a!!! Sudah cukup kau membuat ku muak."

"Maka tinggalkan Lisa dan menikahlah denganku, maka urusan kita akan segera selesai, aku tak akan mengganggu wanita kurang ajar ini."

"Bukankah harusnya kau takut mendekati ku sekarang," Seokjin menatap tajam Irene, "aku mengetahui semua apa yang kau perbuat, pada ayahku, dan,,, Subin."

   Mendengar perkataan Seokjin, Irene menegang. Apa yang Seokjin ketahui, ia penasaran dengan itu.

"Lisa, " Irene berusaha tetap tegak dan balas menatap berani ke arah Seokjin, Lisa ikut mendengarkan pembicaraan keduanya saat namanya disebut, "Jaewook menginginkannya, kau tahu, " Lanjutnya.

"Tutup mulutmu! Kau pikir pria berengsek itu akan diam saja setelah mengetahui apa yang telah kau lakukan pada adiknya. Kau,,,," Seokjin menunjuk tepat di depan muka Irene, "tak akan selamat, Irene-a!!," Seokjin menggenggam tangan Lisa lalu menarik kekasihnya berlalu dari hadapan Irene yang masih berdiri mematung tak percaya, ia tak percaya bahwa Seokjin mengetahui perbuatannya empat tahun yang lalu.

       
                      ******

    Setelah makan siang Seokjung menyelesaikan rapat dewan direksi untuk membahas beberapa produk baru yang akan di keluarkan perusahaannya di perusahaan cabang terbarunya di bidang F&B.

"Presider Kim."

   Langkah Seokjung bersama Sekertaris Choi terhenti saat mendengar seseorang memanggilnya, "ah, presider Song, " Seokjung tersenyum saat melihat Jaewook yang menyapanya kini tengah berjalan menghampirinya, "anda juga ikut rapat hari ini?."

"Anda terlihat terburu-buru, " Kata Jaewook.

"Ah, saya harus kembali ke kantor sore ini, " Kata Seokjung karena rapat diadakan di sebuah restoran Jepang sambil makan siang hari ini.

"Ijinkan saya untuk mentraktir anda kopi, restoran milik saya berada tak jauh dari sini."

    Seokjung tampak berfikir sebentar, ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, baru pukul dua sore,"baiklah, mari."

                       *****

      

Jang Nara

Maaf kalau bagian ini pendek dan nggak begitu ngefeel... Luv u all...

Being Difficult "KSJ"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang