***
3 hari kemudian...
Tiara dengan perlahan membuka kenop pintu kamar putrinya yang hari ini tidak gadis itu kunci. Kiara yang tengah membaca Al-Qur'an pun dengan cepat menutup Qur'an berukuran A5 dengan sampul berwarna hijau muda itu dan menaruhnya di atas meja belajarnya. Mukena yang ia kenakan pun ia lepaskan dan menggantungnya bersamaan dengan sajadahnya. Tiara hanya menunggu aktivitas putrinya selesai sembari duduk di samping ranjang Kiara.
Tiara menepuk tempat di sampingnya, memerintahkan Kiara untuk duduk. Air muka Kiara yang tampak kusut pada saat itu tak menggoyahkan keinginan Tiara untuk mengajak putri sulungnya berbicara.
Tiara melirik atas meja belajar Kiara sekilas, ia dapat melihat satu piring kosong dengan segelas air yang sudah tersisa seperempat.
"Nanti Kia taruh ke dapur," ujar Kiara sesaat setelah sadar pandangan ibunya ke arah piring bekas makan Kiara.
"Mama seneng deh kalau kakak makan makanannya sampe habis," ucap Tiara sembari mengelus rambut putrinya.
Kiara menepis tangan ibunya pelan, kedua matanya berair dan luruh begitu saja tanpa hitungan detik. "Kenapa ma? Kenapa? Hiks..."
Tiara paham akan suasana hati Kiara sekarang, hari ini pun kali pertama Kiara mengeluarkan suaranya semenjak kepergian Adnan, ayahnya.
Tiara merengkuh putrinya ke dalam pelukannya, membiarkan Kiara menangis sejenak menumpahkan segala kesedihannya dalam pelukannya. Ia dapat merasakan getaran pada tubuh Kiara yang menangis tersedu-sedu. Dengan tangan lembutnya ia menepuk pelan punggung putrinya, "Maafin mama, sayang. Mama nggak kasih tau kamu karena kemauan papa sendiri."
Kiara menarik diri dari pelukan ibunya, ia menatap Tiara dengan tatapan nanar. "Kiara anak mama sama papa, jadi Kiara berhak tau tentang apa yang terjadi sama mama dan papa. Apalagi posisi Kia sebagai anak sulung, Kiara harus tau semua tentang mama dan papa mau sekecil apapun itu. Dan yang mama sama papa sembunyikan dari Kiara itu bukan perkara kecil, itu perkara besar Ma! Dan sekarang papa pergi hiks.."
"Sayang, itu demi kebaikan kamu. Papa nggak mau kamu khawatir."
"Mama pikir dengan cara seperti ini bakalan lebih baik untuk Kia? Nggak ma, nggak! Justru dengan cara seperti ini membuat Kia merasa lebih sakit, Kia merasa nggak berguna sebagai anak!"
"Maaf sayang, maafin mama. Tolong ikhlaskan papa ya sayang, biar papa tenang di sana. Kita nggak boleh terlarut dalam kesedihan." Tiara berusaha menenangkan Kiara.
Kiara terdiam sejenak, mengingat kembali momen dengan ayahnya. Ia juga mengingat bagaimana Adnan dan Tiara dengan lihai menyembunyikan penyakit Adnan. Adnan ternyata mengidap penyakit liver sejak lama dan Kiara sama sekali tidak mengetahui hal itu. Dan Kiara merasa sangat bodoh karena tidak mengetahui hal itu, antara Kiara yang terlalu polos atau orang tuanya yang terlalu pintar menyembunyikan penyakit itu?
"Sayang, tadi Desya sama Maya datang ke sini. Mereka bawain kakak buah-"
"Kia mau sendiri dulu, ma." Kiara memotong ucapan Tiara dengan cepat.
"Iya sayang, mereka juga ngerti kok. Mereka langsung pulang setelah ketemu mama sama Kai." Tiara mengusap air mata Kiara yang sudah banjir di pipinya. "Jangan nangis lagi ya sayang, biar papa juga ga nangis di sana. Mama ke bawah dulu ambilin kamu buah." Tiara bangkit dari duduknya, ia juga tak lupa untuk membawa piring dan gelas yang digunakan Kiara untuk makan.
"Yang datang cuma mereka?" tanya Kiara akhirnya.
Tiara yang hendak keluar dari kamar pun menoleh, "Iya, sama kemarin juga Arga datang bawa kue."
"Kak Arga?" tanyanya memastikan.
"Iya sayaang, kakak juga makan kuenya 'kan kemarin?"
Kiara berusaha mengingat-ingat kejadian kemarin, tapi tetap saja ia tidak mengingat apa pun. Dan sekarang ia tahu bahwa kemarin ia sebenarnya setengah sadar.
"Yaudah ma, Kia tidur dulu. Makan buahnya besok pagi aja."
TBC.
❄️❄️❄️
Haiiii guysssss!!!! Apaaa kabar?😭
Aaaa udah lama banget ga apdet.
Btw part ini agak pendek yaa hehe tapi InsyaaAllah sekarang rencananya bakalan rajin apdet hehe. Kalau aku ga apdet tagih aja gapapa kok😭😭Jangan lupa vomentnya guysss biar author lebih semangat lagi nulisnyaaa💜 oh iya buat yang mau ngobrol bareng bisa di Instagram yaaaaa di: @wandaww
Iluvu🤍
Seeyou💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Abadi [LENGKAP]
Teen FictionLembaran kisah Abadi, laki-laki rapuh yang berlagak paling kuat. WARNING!!! If you have entered into an ABADI story, then it is difficult for you to get out of this extraordinary story. (Jadi, sebelum membaca, siapin emosi aja dulu. Hehehe-,-) *Imag...