#58. Jaga Jarak

74 9 2
                                    

❄️

"Kiara!" Abadi berteriak ketika ia melihat Kiara di gerbang sekolah.

Kiara menoleh, setelah melihat siapa yang memanggil ia langsung tersenyum. "Wa'alaikumussalam."

"Hehe assalamu'alaikum." Abadi sedikit ngos-ngosan karena ia berlari menghampiri Kiara.

Kiara melanjutkan jalannya dan langsung diikuti oleh Abadi.

"Pulang sekolah sibuk ga?" tanya lelaki itu.

Kiara berpikir sejenak kemudian menggeleng kecil. "Ngga kok, kenapa?" tanyanya balik.

"Temenin gue ke konter ya, konter dekat pertigaan yang di sana," tunjuk Abadi dengan telunjuknya.

"Mau beli HP yaa?" tebak Kiara.

Abadi terkekeh kecil, "Hehe iya. Alhamdulillah gue dapat gaji tambahan dari bos karena kinerja gue di sana."

"Alhamdulillah.. tapi belum genap sebulan lo kerja di sana kok bisa langsung dapat gaji?"

"Pertanyaan yang gue tunggu." Abadi membenarkan gaya rambutnya dengan angkuh, badannya ia tegakkan dan dadanya ia busungkan. "Gue dinobatkan sebagai karyawan terbaik dan.."

"Daaaan?"

"Dan gue cerita ke teman kerja kalau gue pengeen banget punya HP, eh ternyata dia ember sampe-sampe cerita itu didengar sama bos, akhirnya gue dikasih gaji lebih cepat dan tentunya dapat tambahan," sambungnya.

"Waahhh keren! Ini nih Abadi yang gue kenal." Kiara mengacungkan kedua ibu jarinya tepat di depan wajah lelaki itu.

"Makasih ya, Ra." Abadi tiba-tiba berucap lirih dengan senyumnya yang mengulum.

"Untuk?" Kiara tampak bingung.

"Kalau lo gak nyamperin gue di taman belakang waktu itu, gue ga akan bisa sampai di titik ini. Makasih ya, Lo udah bawa gue lebih dekat dengan Tuhan."

"Ooh yang itu, biasa aja kali haha." Kiara tertawa kecil. "Lagian itu kan udah kewajiban kita sebagai manusia untuk saling mengingatkan."

"Abadi! Kiara! Kenapa masih di situ, masuk kelas sekarang!!" pekik Bu Bertha.

Keduanya menoleh dengan tatapan terkejutnya. "I-iya bu!"

❄️

"Yang warna hitam itu berapa, bang?" tanya Abadi sambil menunjuk ponsel berwarna hitam.

"Yang ini 1.500.000, dek."

"Nggak bisa kurang ya bang? Soalnya uang saya pas segitu hehe," tawar Abadi.

"Nggak bisa dek, kalau kurang mana bisa balik modal."

"Ra, bantuin gue dong." Abadi melirik sekilas ke arah Kiara yang ternyata tengah sibuk memperhatikan sekitar. "Kiara pacarnya Jungkook!" ucapnya pelan namun tegas.

Kiara langsung menoleh, "Eh iya ada apa? Bukan pacarnya Jungkook ya, dalam Islam 'kan melarang yang namanya pacaran."

"Ck, gue ga ada waktu buat dengerin ceramah Lo. Bantuin gue milih ponsel weh!" tegasnya.

"Ooh gue kira udah selesai." Kiara beralih menatap pemilik konter itu yang ternyata tengah memperhatikan mereka berdua. "Bang, HP yang harganya 1 juta pas, ada nggak? Kalau perlu yang second aja ga papa bang. Soalnya teman saya ini butuh banget HP bang."

"Mau yang second, dek?"

"A-ada bang?" tanya Abadi antusias.

"Ada dek, kalau mau yang second kenapa nggak bilang dari tadi." Pemilik konter itupun dengan gercep mencari HP second di koleksi dagangannya. "Ini harganya 900.000, masih bagus nih. Mau ga?"

Abadi [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang