#18. PERSETERUAN

270 15 2
                                    

"Kalau lo mau bahas dia, mendingan lo pulang."

Kiara meneguk salivanya dengan susah. Mendengar suara dingin dari lelaki itu, nyalinya terasa menciut.

"Bad. Ta...tapi gue---"

"Pulang."

"Hmmm... Bad. Gue ke sini---"

"Mau bahas dia? Nggak penting bangs*t!"

Kiara menunduk dalam. Ia takut, sangat takut! Nada suara Abadi meninggi. Ia rasa, Abadi akan marah besar padanya.

"Maaf."

Lirihan itu Kiara dengar dengan jelas. Kiara mengangkat wajahnya, ia menatap Abadi. Lelaki itu pun turut menatap Kiara dengan raut penuh penyesalan.

"Maafin gue, Kia. Gue salah."

Kiara menggeleng. "Nggak Bad. Lo nggak salah apa-apa."

"Lo tau, kenapa gue lakuin itu ke Rifal?"

Kiara menggeleng. Tanda ia tidak tahu.

"Karena gue nggak suka ada cowok lain yang deket sama lo."

Deg.

Tiba-tiba ada aliran yang berbeda yang Kiara rasakan. Kenapa jantungnya berpacu lebih cepat. Kenapa ia tiba-tiba..... gugup. Pandangannya ia turunkan, Kiara tidak sanggup menatap manik mata hazzel Abadi yang sekana-akan dapat menghipnotisnya.

"Entah kenapa, hati gue sakit ketika gue liat atau gue denger cerita tentang lo yang deket sama cowok lain. Apalagi kemarin lo pulang bareng sama dia." Entah apa yang merasuki Abadi hingga cowok itu mampu berkata dengan lancarnya di depan Kiara.

Kiara hanya menunduk. Ia menatap ujung sepatunya dengan tatapan yang sulit dibaca.

"Kia, gue say---"

"Kiara."

Suara bariton itu mampu membuat Abadi maupun Kiara kaget bukan main. Abadi kagetnya hanya sebentar, setelah itu, raut wajahnya kembali normal. Tapi tidak dengan Kiara, wajah Kiara pucat pasi, mungkin ia takut.

"K...Kak Arga. Kak Arga u...udah pulang? Kok cep...cepet banget?" Kiara gelagapan. Kiara pun berdiri dari duduknya.

Arga mendekat ke arah Abadi dan Kiara. Arga menatap Abadi dan Kiara secara bergiliran.

"Tadi ada kesalahan teknis. Jadi, simulasinya dilanjut besok sore."

"So...sore? Ke...kenapa nggak pagi atau siang aja?" tanya Kiara sekedar berbasa-basi.

"Biar nggak ganggu aktivitas belajar kelas lain."

Kiara hanya manggut-manggut. "Mo...mobil Kak Arga ke mana?"

"Tadi pagi gue servis. Dan tadi, gue pulang naik taksi," jawab Arga.

"Kapan Kak Arga ambil mobil yang akan diservis?"

Abadi tampak menahan tawanya. Mungkin Kiara sudah gila! Bahkan sampai hal yang tidak penting saja Kiara tanyakan!

"Besok," jawab Arga setengah kesal. "Sekarang giliran gue yang nanya. Lo ke sini ngapain?"

"Ah... ooh-- itu... gue---"

"Kiara mau ketemu sama gue. Katanya dia kangen," potong Abadi cepat.

Kiara membelalakkan kedua bola matanya kaget. Ia menatap Abadi dengan tatapan kesal setengah mati!

"Oh," balas Arga dingin. Lelaki itu pun memasuki rumahnya tanpa berkata apa-apa lagi.

"Bad! Lo apa-apaan sih!" protes Kiara.

Abadi [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang