#27. API KEBENCIAN

220 13 8
                                    

"Jangan, Ayah." Bukan. Itu bukan suara Abadi.

Dimas berbalik ke arah sumber suara. Ia menatap putra kesayangannya itu dengan bingung. "Kenapa?"

"Karena kalau Ayah membawa kasus ini ke polisi. Dan nanti kalau geng berandal itu bebas, pasti mereka akan balas dendam sama Ayah dan sama keluarga kita. Arga nggak mau itu terjadi, Ayah. Lagian 'kan uang 10 juta cuman jumlah yang kecil," jawab Arga.

Dimas terdiam sejenak. Ia berusaha mencerna ucapan yang dilontarkan Arga.

"Ucapan Arga ada benarnya Yah," timpal Hana.

Dimas mengangguk. "Baiklah."

Lagi-lagi, Dimas berbalik menghadap Abadi. "Walaupun saya tidak membawa kasus ini ke polisi, kamu akan tetap saya hukum. Malam ini, kamu tidur di luar!"

Abadi mengangguk cepat. "Baik, Yah."

Abadi segera melangkahkan kakinya ke luar. Ia hanya diam duduk di teras rumahnya. Hawa malam hari sangat dingin, dan lagi-lagi, kepalanya kembali terasa pusing.

Abadi memijit pelipisnya untuk meredakan rasa pusing yang masih menetap di kepalanya.

Tiba-tiba, Abadi mengingat kejadian tadi siang. Waktu di mana Geng Erzox mengajaknya untuk melakukan pemalakan. Dan ya! Pasti yang mengambil uang Dimas adalah Geng Erzox.

Abadi langsung bangkit dari duduknya, lelaki itu mengambil kunci motornya yang untung saja masih ia simpan di saku jaketnya. Kemudian ia segera pergi ke markas geng Erzox menggunakan motor kesayangannya itu.

"STEVEN BANGS*T! KELUAR LO ANJ*NG! PENGECUT LO TOL*L!"  Abadi langsung berteriak setelah turun dari motornya. Ia sudah sampai di depan markas geng Erzox.

"STEVEN! KELUAR LO BRENGS*K!" Abadi terus berteriak. Bahkan rasa pusing di kepalanya ia abaikan.

"BANGS*T LO ERZOX! KELUAR LO PENGECUT! KELUAR LO!"

Pintu markas geng Erzox itu pun terbuka. Steven dan geng-nya pun keluar dan menghampiri Abadi.

Bugh!

Tanpa babibu lagi, Abadi langsung menghajar Steven hingga ketua geng Erzox itu jatuh tersungkur. Geng Erzox yang lain tak tinggal diam melihat Ketua-nya diperlakukan seperti itu, mereka hendak menyerang Abadi. Namun dengan cepat, Steven mengangkat sebelah tangannya untuk memberi isyarat agar geng Erzox tidak menyerang Abadi dulu.

Steven kemudian bangkit dari posisinya. Ia mendekat ke arah Abadi yang masih terbakar api emosi.

"Ada apa, Bad?" tanya Steven baik-baik.

"Kembaliin duit 10 juta itu!" jawab Abadi.

"10 juta yang mana?" tanya Steven lagi.

"Lo jangan pura-pura nggak tau anj*ng! Kembaliin duit 10 juta hasil pemalakan lo itu!" geram Abadi.

Steven menyeringai. "Ooo... yang itu. Tadi gue dapat sasaran empuk Bad. Gue sama geng Erzox udah palak bapak-bapak yang kaya raya. Nyesel lo nggak ikut!"

"Dia bokap gue, bangs*t!"

Steven sedikit terkejut atas pernyataan Abadi. "Ooo jadi dia bokap lo. Kaya juga ya lo hahaha! Kenapa nggak lo palak aja bokap lo tiap hari. Kalau gue jadi lo, udah tiap detik gue ambil duitnya hahaha!"

Bugh!

Abadi kembali memukul Steven tepat di bagian wajahnya. Ia tidak terima dengan apa yang dikatakan Steven barusan.

Abadi [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang