#62. ?!

89 10 3
                                    

❄️

"Assalamu'alaikum," lirihnya pelan.

"Wa-wa'alaikumussalam," balas Kiara dengan suara yang seperti tertahan.

Kiara melihat punggung lelaki itu yang perlahan mulai menjauh dan menghilang dari balik tembok berwarna kuning pucat itu.

Hidup memang penuh akan kejutan. Sesuatu yang sama sekali tidak pernah terlintas dalam pikiran bisa terjadi kapanpun, di manapun dan siapapun bisa mengalaminya. Kadang, hidup hanya tentang menebak hal yang akan terjadi ke depannya. Manusia tidak dapat mengetahui masa depan, manusia hanya bisa melakukan yang terbaik sekarang dan menanti hasil keesokan harinya.

Di usianya yang sudah menginjak 16 tahun, Kiara sudah mengetahui apa arti hidup yang sebenarnya. Hidup yang terus berjalan ke depan, hidup yang penuh akan misteri yang tengah menunggu di depan. Dan benar saja, tidak ada yang bisa menebak masa depan. Masa depan hanya diketahui oleh Yang Maha Kuasa.

Gadis itu bangkit dari duduknya, berjalan dengan lunglai keluar dari kantor Polisi. Hari ini masih belum ia resapi, ia masih belum mengerti sepenuhnya akan apa yang telah terjadi.

Abadi, lelaki yang ia kagumi ternyata menyembunyikan hal yang sama sekali tak pernah terpikirkan olehnya. Lelaki yang ia ketahui sangat rapuh ternyata berteman dengan barang berbahaya. Kepercayaannya telah direnggut, ia dipenuhi dengan rasa kecewa.

❄️

Kiara masuk ke dalam rumahnya dengan suasana hati yang kacau. Di sana, Tiara masih setia pada posisinya tadi pagi, yaitu berada di depan televisi. Bedanya, ia kini tengah menangis sambil memandangi layar televisi yang menampilkan berita terkini.

Kiara berjalan mendekat ke arah ibunya. "Assalamu'alaikum, Ma."

Tiara menoleh dengan kedua matanya yang sembab. Tentu saja Kiara sangat terkejut melihat kondisi mamanya seperti itu.

"Kiara!" Tiara memeluk erat putri sulungnya, ia menangis sejadi-jadinya. Ia kembali melihat ibunya menangis sehisteris ini untuk kedua kalinya setelah ayahnya tiada.

"Ma? Mama kenapa?" tanya Kiara berusaha tenang.

Tiara tak menggubris, ia tetap saja menangis sambil memeluk putrinya. Kiara yang melihat hal itupun tak tahu harus berbuat apa, ia hanya bisa mengusap bahu ibunya pelan.

"Abadi," lirih Tiara di sela tangisnya.

"Abadi?"

Tiara melepas pelukannya, dengan mata sembabnya ia menatap wajah putrinya lamat-lamat.

"Kakak kenal sama Abadi?"

Kiara mengangguk. "I-iya Ma." Kiara menghembuskan nafas pelan dan kembali berbicara. "Dia teman Kia. Dia pengguna narkoba yang di televisi tadi."

Wanita itu mengusap air matanya yang tak henti-hentinya jatuh. "Abadi Gumilar Andrajaya. Itu nama lengkapnya 'kan?"

"Mama tau? Tadi di televisi nama lengkapnya di ungkap juga, ma?"

Tiara menggeleng, kembali menyeka air matanya yang jatuh.

"Mama tahu karena dia anak mama."

Kedua alis Kiara bertaut, ia benar-benar mencermati apa yang barusan ibunya katakan. Tapi tetap saja ia masih tak mengerti. Melihat ekspresi putrinya yang terlihat bingung, Tiara mengucap sebuah kalimat yang membuat dunia gadis itu berhenti sesaat.

"Abadi kakak kamu."

❄️

TBC

Jenggg jengggg!!!!!

Hehe maap gess aku update-nya lamaaa😭
Btw gimana gimana?
Sengaja part ini agak pendek, kurang 1000 kata hehe biar makin pinisirin.

Tunggu update selanjutnya yaaaa😍

Iluvu❤️

Seeyou💚





Abadi [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang