❄
Kiara membuka pintu rooftop itu yang tertutup. Senyumnya mengembang melihat seorang lelaki yang tengah ia cari berada di sana.
"Gue tau lo di sini."
Kiara mendekat ke arah Abadi. Ia menatap wajah damai Abadi yang tengah terlelap. Kiara menatap setiap inci wajah Abadi dengan intens. Abadi memang ganteng. Kiara tidak menyangkal hal itu. Ia juga sudah mengakui sejak awal bahwa Abadi itu ganteng! Wajahnya yang tegas, hidungnya mancung, alisnya tebal, bibirnya sexi, sungguh tampan ciptaan-Mu Tuhan:)
Kiara mengerjapkan matanya beberapa kali. Tidak! Ia tidak boleh menyukai lelaki itu! Ia hanya ingin berteman. Sudah, itu saja.
Kiara menghela nafas. Wajah Abadi terlihat sangat lelah. Bahkan kantung matanya terlihat dengan jelas. Mungkin, Abadi butuh waktu untuk istirahat. Jadi, Kiara memaklumi itu.
Kiara beranjak dari tempatnya. Ia pergi meninggalkan Abadi seorang diri yang masih tertidur dengan lelap.
❄
"Ikut gue!"
Kiara hanya pasrah ketika tangannya ditarik paksa oleh Desya. Ia hanya mengikuti ke mana Desya akan mengajaknya. Dan di sinilah mereka sekarang, di belakang ruang lab yang sangat sepi.
"Lo bilang apa sama Kak Arga?" tanya Desya to the point.
"Kak Arga?"
Desya mengangguk tak sabaran. "Iya! Lo bilang apa sama dia?"
"Gue hanya bilang kalau gue nggak akan deketin Kak Arga lagi. Karena lo suka sama Kak Arga," tutur Kiara.
Plak.
Satu tamparan keras mendarat di pipi Kiara. Sontak saja Kiara langsung memegang pipinya yang terasa panas. Desya menamparnya, lagi.
"Lo itu ember ya! Lo nggak bisa jaga rahasia orang lain! Lo itu terlalu jujur!" sentak Desya.
Kiara hanya menunduk. Menunggu Desya untuk bersuara lagi.
"Gue udah simpen perasaan gue udah lama! Dan dengan mudahnya lo bilang kalau gue suka sama dia?! Otak lo di mana? Hah?!"
"Ma...maaf Des. Gu---"
"Simpan kata maaf lo itu untuk kesalahan lo yang selanjutnya!" potong Desya cepat.
"Des, gu...gue terpaksa jujur karena---"
"Karena apa?! Karena lo ingin mempermalukan gue? Iya?!"
Kiara menggeleng cepat. Bukan, bukan itu alasannya!
"Lo tau, Kia. Gue malu sama Kak Arga." Suara Desya mulai melembut. Ia kemudian memulai menceritakan pertemuannya dengan Arga secara detail.
Flashback on.
Seorang siswi tengah duduk di kantin sambil menikmati batagornya yang sudah tinggal setengah piring itu. Ia memakan batagor sambil sesekali tertawa kecil melihat sesuatu yang lucu di layar handphone miliknya. Hingga tiba-tiba, datang seseorang yang langsung duduk di depannya.
"Puas lo!" tajam seseorang itu yang tak lain dan tak bukan adalah Arga.
Desya sedikit kaget melihat kedatangan Arga secara tiba-tiba, dan semakin tambah kaget ketika ia mendengar ucapan dari Arga yang sama sekali tidak dimengertinya.
"Ma...maksud Kak Arga?" tanyanya pelan.
"Lo hasut Kiara kan buat jauhin gue."
Sekarang, Desya paham. Pasti ini ada sangkut pautnya sama 'mantan sahabatnya' itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abadi [LENGKAP]
Teen FictionLembaran kisah Abadi, laki-laki rapuh yang berlagak paling kuat. WARNING!!! If you have entered into an ABADI story, then it is difficult for you to get out of this extraordinary story. (Jadi, sebelum membaca, siapin emosi aja dulu. Hehehe-,-) *Imag...