❄️
"Nih permen!" Kiara menyerahkan permen karet yang baru dibelinya itu kepada Abadi. Sekarang mereka tengah berada di kantin.
"Buat?" tanya Abadi bingung.
"Biar Lo gak kecanduan rokok lagi. Itu cara yang ampuh banget bagi para pecandu rokok."
"Makasi ya," cicit Abadi.
"Iyaa. Selow aja kalau sama gue. Yaudah Lo masuk kelas sana, bentar lagi mau bel loh."
"Lo sendiri gak masuk?"
"Lo duluan. Soalnya gue mau ke perpus dulu," jawab Kiara.
"Gue temenin," ucap Abadi cepat.
"Nggak papa, Bad. Gue sendiri aja."
"Yakin?"
"Pergi ke kelas sekarang atau gue sleding?" ancam Kiara.
"Siap boskuh!" Abadi langsung berlari kecil menjauh dari Kiara. Sementara gadis itu hanya terkekeh pelan, dan segera pergi ke perpustakaan.
Abadi tak langsung ke kelasnya melainkan pergi ke WC sekolah. Ia mengambil toples kecil yang ada di saku celananya dan menelannya dua biji sekaligus tanpa menggunakan air. Punggungnya ia sandarkan ke dinding kamar mandi, tungkai kakinya yang lemas tak mampu menahan bobot tubuhnya dan akhirnya Abadi terduduk di kamar mandi.
Dadanya terasa sangat sakit, keringat dingin merembes dari pori-pori kulitnya , wajahnya pucat dan bibirnya sedikit kebiruan. Ia meremas toples itu untuk menahan sakit sambil menggigit bibir bawahnya. Entah kenapa tubuhnya terasa melayang, sama seperti apa yang dirasakannya tadi pagi.
Rasa sakitnya kini merembes ke kepalanya. Kepalanya terasa berat ditambah lagi dengan rasa sesak dan sakit di dadanya. Abadi merutuki dirinya sendiri, kenapa ia kambuh di situasi seperti ini?
Tett...tett..
Samar-samar Abadi mendengar suara bel berbunyi. Jika ia tetap di sini ia pasti akan ketinggalan jam pelajaran. Ia tidak ingin itu terjadi karena Abadi tidak ingin membuat Kiara kecewa.
Dengan sisa tenaganya ia berusaha bangkit dari duduknya. Ia memasukkan toples obatnya dulu ke sakunya kemudian kedua tangannya bertumpu ke dinding agar ia dapat berdiri. Setelah berhasil berdiri, ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan.
Dengan tangan yang tampak gemetar menahan sakit ia berhasil membuka pintu kamar mandi. Pantulan dirinya di depan cermin langsung dapat ia lihat (cermin terpasang di sepanjang koridor kamar mandi).
Abadi memutar keran yang ada di depan cermin dan membasuh mukanya. Setelah itu, ia merapikan seragamnya dan juga rambutnya kemudian ia melangkahkan kakinya ke kelas.
❄️
Sepulang sekolah Kiara sudah standby di depan gerbang, menunggu Abadi ikut keluar. Tak menunggu lama, Abadi sudah datang dengan senyuman tipisnya.
Kiara menyadari ada sesuatu yang aneh pada Abadi. "Bad? Lo pake lipstik?!"
Ya! Abadi sudah menduga ini akan terjadi! Ia sudah siap siaga akan jawaban yang ia berikan untuk Kiara.
"Biar mirip sama Jungkook," balasnya berusaha tenang. Tidak lupa dengan senyumannya yang terus mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abadi [LENGKAP]
Fiksi RemajaLembaran kisah Abadi, laki-laki rapuh yang berlagak paling kuat. WARNING!!! If you have entered into an ABADI story, then it is difficult for you to get out of this extraordinary story. (Jadi, sebelum membaca, siapin emosi aja dulu. Hehehe-,-) *Imag...