#5. ABADI SHOLAT

299 24 2
                                    

Kiara mengangkat wajahnya, ia sedikit terlonjak kaget. Melihat siapa yang duduk di sampingnya.

"Kak Arga." Hanya kata itu yang mampu lolos di bibir Kiara.

Lelaki yang disapa Kak Arga itu pun memberikan senyuman hangatnya. Dia adalah Argara Revanio Andrajaya, Kakaknya Abadi.

Dengan sigap, Kiara mengusap air matanya. "Kak Arga sejak kapan di sini?"

"Nggak lama."

Kiara mengalihkan pandangannya dari wajah tampan Arga. Kedua matanya menyorot sayu ke depan.

"Lagian lo jangan deketin Abadi." Tiba-tiba saja Arga berujar seperti itu.

Hal itu yang membuat Kiara memutar kepalanya 90 derajat. Ia menatap Arga dengan raut wajah bingung.

"Maksud Kak Arga apa?"

"Lo lagi berantem sama Desya kan?"

"Da...darimana Kak Arga tau?"

Arga tersenyum. Senyum yang sulit untuk diterjemahkan, walaupun memakai google translate! "Tadi gue ada di UKS. Gue ada di bilik sebelah."

"Kak Arga sakit?!" Kedua mata Kiara membelalak.

"Nggak. Gue cuma mau ambil obat sakit kepala. Soalnya gue pusing banget. Maklumlah, semalam gue begadang."

"Ja...jadi Kak Arga denger semua percakapan gue?!" Kiara menatap Arga dengan intens.

Arga mengangguk. "Iya. Dan pertengkaran lo itu, Abadi penyebabnya."

Kiara diam. Ia kembali menatap lurus ke depan. Gadis itu tidak berniat untuk membalas ucapan Arga.

"Tadi gue liat Abadi. Dia lari keliling lapangan."

Kiara bergeming.

"Mungkin itu hukumannya," lanjut Arga.

Kiara tak menyahut.

"Abadi itu berandal! Lo jangan deketin dia!" peringat Arga.

Kiara menggeleng. "Abadi baik, kok."

"Kata siapa Abadi baik? Abadi itu jahat!"

"Kak Arga itu Kakaknya Abadi bukan sih?!" pungkas Kiara. Ia menatap Arga dengan tatapan tak percaya.

"Sejak kapan gue punya adik kayak dia?!"

"Astaghfirullahal'azim. Kak Arga nggak boleh ngomong kayak gitu! Abadi itu baik!"

"Cowok yang pernah mukulin cewek sampai babak belur? Itu yang lo bilang baik?"

Kiara diam. Tidak, itu tidak sepenuhnya salah Abadi!

"Kalo cowok mukulin cewek, itu namanya banci!"

"Kak Arga! Abadi itu nggak sepenuhnya salah!"

"Terus aja lo bela dia! Dia itu berandal! Dia itu nakal! Dia itu bandel! Dia itu---"

"Cukup Kak! Abadi itu ibarat durian. Luarnya tajam, keras, kasar, bahkan bisa lukain orang. Tapi dalamnya lembut. So, jangan menilai orang dari luarnya saja."

"Terserah lo, Kiara! Yang penting gue udah bilang sama lo, kalau lo jangan deketin Abadi! Abadi itu bahaya!"

Setelah mengatakan hal itu, Arga bangkit dari duduknya. Ia pergi meninggalkan Kiara seorang diri.

"Kak Arga bilang apa sama lo?"

Pertanyaan itu langsung menyambut kedatangan Kiara. Ia menoleh ke arah teman duduknya itu. "Maksud lo?"

Abadi [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang