[2]

188K 3K 62
                                    

tiba-tiba pengen up cerita ini😞
absen dulu cuyy, siapa yg udah nunggu cerita ini sampe lumutan hayo? awkawk
maapin othor ya muah💋💯

VOTE KOMEN JANGAN LUPA OKYYY YUK YUK RAMEIN BIAR MELEDAK CERITANYA ❕❕❕

———

Shesa, gadis cantik yang tahun ini, tepatnya di bulan-bulan akhir tahun ini akan mendapatkan KTP nya. Bisa dibilang saat ini umurnya masih kurang dari tujuh belas tahun. Baru beberapa bulan yang lalu ia merayakan ulang tahunnya yang ke enam belas.

Kelas sepuluh sudah ia cicipi. Kelas sebelas baru ia jajaki beberapa bulan. Ia dapat dikatakan sebagai siswi yang cukup populer karena otak cerdasnya dan predikat sebagai pacar si cowo paling diminati. Masa SMA nya terlihat seperti tidak ada cela. Bagi orang lain.

Semuanya itu dimulai saat beberapa bulan lalu. Ia mulai mengenal dan berpacaran dengan Satya, si tampan dengan sejuta pesona. Laki-laki itu teman seangkatannya namun beda kelas. Satya adalah pemimpin geng terbesar yang ada di sekolah mereka. Semua manusia sekolah itu tunduk dan takluk kepadanya.

Apalagi sifatnya yang terkesan cool membuat para wanita ingin melelehkan hati dinginnya.

Rasa baru yang berbeda dirasakan Shesa. Lalu apakah perbedaan yang dirasakan Shesa itu? Jika ini adalah cerita remaja biasa dengan indahnya masa SMA, mungkin judulnya tidak akan demikian. Pasti ada sesuatu yang lain.

Benar. Itu benar.

Jadi permulaannya begini. Lima bulan lalu, Satya mengajaknya ke rumah laki-laki itu. Dengan dalih agar Shesa menemaninya belajar dan sesekali mengajarinya. Shesa menurut saja. Bukan hal buruk untuk belajar bersama sang pacar.

Shesa diminta menunggu di kediaman Satya. Kediaman itu sunyi. Ibu Satya sudah meninggal beberapa tahun lalu. Sejak Satya sekolah dasar anak itu sudah merasakan pahitnya menjadi piatu. Sedangkan sang ayah, kata Satya masih sibuk di kantor. Jadi tak heran rumah megah itu seperti tanpa penghuni.

Satya belum pulang sejak mengantarkannya ke rumah ini tadi. Laki-laki itu pamit menemui Alvin yang dikatakan sebagai temannya.

Tetapi lama kelamaan Satya tak kunjung kembali. Tiba-tiba saja ponsel Shesa berbunyi. Menandakan adanya pesan masuk ke dalam benda pipih itu.

Mulutnya sampai terbuka membaca pesan yang dikirimkan kekasihnya itu. Entah Satya sedang mabuk atau bagaimana sehingga mengiriminya foto seperti ini.

Laki-laki itu terlihat memeluk seseorang. Jika hanya pelukan biasa mungkin tidak akan menjadi masalah. Tetapi yang membuat hati dan mata Shesa memanas adalah keadaan kulit mereka yang terlihat. Mereka bugil.

Pikiran kotor dan negatif melayang kemana-mana. Memang dasarnya ini adalah kisah cinta pertamanya bersama seorang laki-laki, jadi hatinya merasa sangat sakit seperti ditusuk tombak.

Dan bodohnya atau mungkin sialnya. Satya sudah sering melakukan hal seperti ini. Selingkuh dan bermain dengan wanita lain seolah dirinya lajang tanpa ikatan dengan seorang gadis. Dan saat ini 'penyakit' laki-laki itu sedang kambuh.

Jujur, Shesa muak. Muak dengan segala perselingkuhan ini. Tetapi Satya sialan itu tidak mau melepaskannya.

Tangisnya meluruh. Kedua tangannya menutupi wajah cantik yang merah padam dan basah. Sesakit ini dikhianati Satya padahal sudah beberapa kali.

Terlalu larut dalam air mata membuat Shesa tidak menyadari kehadiran satu sosok yang sudah sejak tadi memperhatikannya. Sosok itu terus menatapnya yang menunduk dan menangis dari kejauhan.

"Jangan nangis, pakai ini." ucap laki-laki menjulang itu menyerahkan sapu tangan berbahan satin berwarna biru muda.

Shesa mendongakkan kepala melihat sosok yang menyodorkan sapu tangan ke depan wajahnya.

Itu Yudistira. Ayah dari Satya. Satya sialan kekasihnya yang doyan bahkan hobi selingkuh itu.

Dengan ragu tangannya terulur menerima kain yang diberikan Yudistira. "M-makasih Om." ucapnya terbata-bata.

Gadis itu mengusap air mata yang membasahi wajahnya. Matanya sembab sempurna dengan hidung memerah khas orang berkulit putih kala menangis.

Mata Shesa sedikit membola saat Yudistira mendudukkan diri di sebelahnya. Hingga hangatnya paha laki-laki itu bisa ia rasakan.

Dengan gerakan kaku Shesa berusaha menggeser duduknya. Ia gugup berdekatan dengan ayah sang kekasih yang tidak pernah ia temui. Ia hanya tahu bahwa sosok ini adalah ayah Satya hanya dari foto yang ditunjukkan pacarnya itu.

"Kamu kenapa nangis? Ada masalah dengan anak saya?" Well, Yudistira tahu gadis yang berada di sebelahnya ini kekasih putranya.

Gadis itu hanya diam. Shesa ragu. Hatinya seperti terpecah menjadi dua. Hendak menceritakan beban yang menjadi penyebab tangisnya atau hanya diam dan menggeleng mengatakan tidak apa-apa.

Jika ia melakukan hal pertama, mungkin itu berpotensi untuk merusak hubungan Satya dan sang ayah. Kekasihnya itu pernah mengatakan, jika sang papa sangatlah galak dan suka memarahinya. Yudistira sosok yang keras dan disiplin.

Namun jika Shesa hanya menjawab dengan gelengan dan mengatakan dirinya baik-baik saja dengan Satya, bukankah itu berbohong? Memang sudah menjadi rahasia umum jika Satya gemar berselingkuh tetapi tidak ada seorang pun yang berbaik hati menerima curhatannya.

Yang ada justru sibuk mendukung dan mengatakan Satya pantas melakukan itu karena dirinya tidak layak untuk si laki-laki sejuta penggemar.

"Engga apa-apa. Cerita aja sama Om." ucapan Yudistira seperti pendorong bagi Shesa. Gadis itu mengangguk merasa yakin karena dorongan ayah kekasihnya.

"Satya... Selingkuh Om."

Raut wajah terkejut ditampilkan Yudistira. Tetapi dengan cepat laki-laki itu menguasai raut wajahnya kembali. Meluruskan alisnya yang sempat menukik.

"Sebenarnya bukan cuma sekali. Satya udah sering selingkuh sama perempuan lain. Dan ga jarang dia malah sengaja pamerin selingkuhannya itu." ucap Shesa. Matanya terasa pedas menceritakan hal itu.

"Selingkuhan Satya engga cuma satu. Dia sering gonta-ganti selingkuhan. Tapi yang pasti, mereka selalu berhubungan." Pedih. Nasib Shesa begitu pedih. Ia sekarang seperti gadis bodoh yang hanya iya-iya saja.

Yudistira dapat merasakan kesedihan yang sedang diceritakan gadis di hadapannya ini. Putranya itu benar-benar kurang ajar sampai berani menyakiti gadis baik-baik seperti Shesa.

Tanpa sadar tangannya terulur mengusap-usap bahu Shesa. Memberi ketenangan kepada gadis muda itu.

Shesa sempat tersentak karena perlakuan ayah kekasihnya. Tetapi ia mengira itu hal wajar sebagai bentuk dukungan pada dirinya. Toh, ia juga membutuhkan itu. Tidak mungkin juga ayah kekasihnya berniat macam-macam.

"Sejak kapan?" tanya Yudistira.

"Saya baru tahu sejak dua bulan kita pacaran."

Laki-laki itu mengangguk-angguk. "Lalu, kenapa kamu masih mau sama dia? Satya mengancam kamu?"

"Satya punya foto saya lagi telanjang Om. Katanya foto itu diambil waktu saya lagi mabok." Jujur, Shesa merasa malu menceritakan ini. Apalagi Yudistira langsung menatapnya dari atas ke bawah seolah menelanjanginya.

"Saya akan bantu kamu." ucap laki-laki yang diduga Shesa berumur lebih dari empat puluh tahun itu.

Setitik Shesa memiliki harapan. Akhirnya, ada yang berbaik hati dan mau menolongnya. Banyak sekali kata-kata penuh syukur ia ucapkan dalam hati.

"Tapi ada satu syarat." sambung Yudistira.

Kesenangan Shesa seperti ditarik begitu saja. Ck, apalagi ini. Lagi-lagi syarat lagi-lagi syarat. Ayolah, dia tidak mau daftar CPNS sehingga harus banyak syarat.

"Selingkuh sama saya, ya."

———
om Yudis 😔😔

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang