[53]

20K 729 65
                                    

iya maap baru up, jangan ngamuk dong wkwkkk

LANGSUNG AJA DEH. VOTE KOMEN JANGAN LUPA!

————

"Yangg, mas mau bikin tato."

Ucapan tiba-tiba dengan tampang sok polos yang ditampilkan Yudistira pagi ini, berhasil membuat istrinya menganga dan melotot.

Ayolah, mereka bahkan baru membuka mata. Yudistira sendiri belum mandi. Begitupun Kama yang sedang bergelayut manja pada mamanya. Hanya Shesa sendiri yang sudah sempat membasuh tubuh beberapa menit lalu.

"Tato apa, mas?" tanya perempuan muda itu sembari menepuk-nepuk pantat buah hatinya. Dengan anteng Kama tidur di pelukannya.

"Yaa, tato aja. 'Shesa' gitu trus ada love love nya, kan bagus." ujar Yudistira berikut dengan senyumnya yang merekah dan alisnya yang naik turun genit. Kedua lengan terangkat memasang pose binaragawan.

"Kenapa mas tiba-tiba pengen bikin tato?"

Yudistira mengedikkan kedua bahunya. "Tiba-tiba mas pengen aja waktu liat orang-orang keliatan keren karena punya tato. Mas juga pengen abadiin nama ayang di dada mas sebagai simbol kalo ayang akan selalu ada di hati mas."

Setahun lebih pernikahan, Shesa memang sudah terbiasa dengan kebiasaan suaminya yang gemar menggombal, namun untuk menahan diri tidak memerah malu, wanita muda itu agak kesulitan. Pipi Shesa memanas.

"Gembel banget." ujarnya berbanding terbalik dengan perasaan tersipu-sipu yang dirasakan.

Bibir Yudis mengerucut seperti biasa saat sedang merasa sebal. "Jadi gimana? Boleh apa engga kalo mas bikin tato?"

"Boleh aja. Tapi tanggung sendiri kalo sakit."

Dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri, Yudistira mengangguk. Bahkan tangan kanannya terkepal yakin akan keputusan yang akan ia ambil.

• • •

Lima hari terlewat, kini sudah ada tulisan abadi di dada Yudistira bertuliskan nama sang istri berikut dengan hiasan lambang cinta di sana. Sejak adanya tato yang diinginkannya itu, Yudistira semakin sombong memamerkannya.

Meskipun tato yang tercetak itu belum benar-benar sembuh dan mengering.

"Aduh, bagusnya tato satu ini," Dengan tampang sombong Yudistira mengangkat kedua tangan layaknya binaragawan lalu menunjukkan dada bertatonya dengan raut yang sama. Kali ini wajahnya lebih menyebalkan.

Hanya ada satu suara yang merespon ucapan pria itu. Yaitu suara tepuk tangan. Itupun berasal dari tangan Kama yang merupakan fans terbesarnya.

Yudistira duduk dengan bangga di sebelah istrinya. Langsung disambut pelukan hangat buah hatinya. Kama seketika menyerbu lengan papanya untuk dipeluk. Anak kecil itu sangat menikmati diterbangkan dan diangkat ke udara oleh Yudistira.

"Pap-paaaa!!" Kama berseru bahagia sambil mengangkat kedua tangannya yang terkepal. Shesa hanya tersenyum mengamati interaksi antara suami dan anaknya itu.

"Masak apa, sayang?"

"Nasi goreng." jawab Shesa meringis. Mengingat nasi goreng yang ia buat tadi sempat disenggol Kama hingga tumpah. Terpaksa perempuan muda itu membuat ulang semuanya.

Dengan masih memangku Kama, Yudistira menyuapkan nasi ke mulutnya. Laki-laki itu mengangguk-angguk sambil terus mengunyah. Mengacungkan jempolnya kepada sang istri dengan diikuti buah hatinya.

"Enak, sayangg."

"Nyak mamm-maaa!"

Senyum Shesa terkembang bahagia. Tidak ada yang membuatnya senang selain melihat dua laki-lakinya seperti ini. Yudistira dan Kama yang selalu akur, dan kini kompak menyanjungnya membuat wanita muda itu berbunga-bunga.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang