[56]

15.5K 609 30
                                    

kembali lagi sama cerita ini. VOTE KOMEN JANGAN LUPAA!! YUKK BENTAR LAGI END YUKK

ENJOYYY!!

———

"Enak ga, sayang?"

"Enak! Mas Yud jago banget sih bikinnya. Udah kayak penjual rujak profesional aja."

Yudistira tergelak mendengar candaan yang dilontarkan wanitanya itu. Ia dengan bangga menyuguhkan potongan buah-buahan beserta sambal cocolan yang baru saja dicoba Shesa. Untuk dimakan perempuan itu.

Well, istri cantiknya ini sedang ngidam ingin memakan rujak buah tapi dengan khusus dan eksklusif meminta mas Yudis yang membuatkan sambal cocolannya. Dengan senang hati Yudistira menuruti. Berbekal resep dan takaran dari internet juga tutorial yang ditonton, laki-laki tua itu berhasil membuatnya. Shesa sampai mengacungkan dua jempol memujinya.

"Jangan kebanyakan makan sambelnya ya, yang. Nanti sakit perut."

"Ga pedes kok sambelnya." Sambil mengunyah mangga berbalut sambal rujak Shesa menjawab.

Bukan tanpa sebab ia berkata demikian. Karena sang suami mengurangi secara drastis jumlah cabai yang ia inginkan. Dengan rentetan kalimat khawatir yang memperingatkannya soal sakit perut dan lain-lain. Duh, memang susah urusannya jika sudah berhubungan dengan istri hamil dan suami protektif. Shesa tidak hamil saja, Yudistira hobi khawatir setengah mati. Apalagi kini ada bayi mungil yang tengah tumbuh di perut perempuan muda itu.

Sambil diperhatikan sang suami yang terus memandangnya, Shesa mengunyah menikmati segarnya buah-buahan dengan cocolan sambal lezat buatan mas suami tercinta. Sesekali Yudistira mengusap bibirnya untuk membersihkan sambal yang berceceran atau sekedar modus dari si pria tua itu.

"Kama kapan pulang, yang?"

"Kata mama sih nanti siang udah ada di rumah. Orang cuma ke tempat saudara aja, ga sampe nginep."

"Oh, gitu ya? Mas kira bakal lama sama kakek neneknya, hehe." Yudis nyengir lebar untuk beberapa saat. "Kalo kayak gitu kan mas bakal kangen sama anak kecil yang udah pinter dan banyak nanya itu."

Shesa tertawa sambil mengangguk setuju. Memang benar putranya yang pintar itu sudah mulai menanggapi setiap yang diucapkan atau dilakukan orang tuanya dengan kata-kata. Apapun yang dipegang atau dilakukan pasti ditanyakan.

Kebetulan hari ini buah hati pasangan suami-istri itu sedang diculik kakek neneknya. Untuk diajak menemui saudara dan kumpul dengan teman-teman. Kata mama Shesa sih sekali-kali pamer cucu gembul nya ini. Untungnya Yudis dan sang istri tidak masalah. Karena mereka jadi punya waktu hanya berdua juga.

Yudistira masih setia dengan pandangannya yang terus menatap Shesa. Membuat perempuan itu mengangkat kedua alisnya seolah bertanya 'apakah ada yang salah'.

"Kenapa sih, mas, liatinnya gitu banget?"

"Cantik." jawab singkat Yudistira dengan senyum lebar. Jawabannya ini berhasil membuat sang istri bersemu merah dan tersipu malu.

"Gembel!" Shesa memukul manja dada suaminya yang langsung tergelak. Yudis menahan tangan perempuan itu dan menggenggamnya. Membawa tangan Shesa ke depan bibir untuk dikecup.

"Bumil suka mukul gini mas jadi curiga nanti anaknya jadi atlet tinju." gurau laki-laki itu.

"Biarin. Biar bisa lawan papanya yang nakal banget ini." Shesa menjulurkan lidahnya mengejek sang suami yang menurutnya super menyebalkan itu.

Yudistira hanya bisa tertawa. Laki-laki itu menarik kursi yang didudukinya supaya lebih dekat pada sang istri. Dengan gemas, Yudis memeluk tubuh Shesa sambil mengecupi seluruh wajah perempuan cantik itu.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang