My Boyfriend's Dad

[16]

yg udah kangen berat mana nih? hahaha

tiba-tiba otak lancar ngetik sampe 1500++ word jadi dalam beberapa jam aja. emang otak kalo kepepet baru bisa mikir jernih🤣🤣

JANGAN LUPA VOTE KOMEN! YANG UDAH NUNGGU YUKK VOTE KOMEN YANG KENCENG

‼️⚠️ADA MESUM-MESUMNYA🤣✊🍆☺️💦🍌👉👌🥵🐱⚠️‼️

‼️MATURE ONLY MATURE AREA ‼️
HATI-HATI!!
————

Tubuh Shesa rasanya hancur di tangan Yudistira. Perlu kalian tau, pria tua bangkotan yang sangat tidak tau diri itu benar-benar tidak mau berhenti menggenjot lubang sang istri. Hampir saja Shesa pingsan akibat tusukan penis raksasa suaminya.

Pagi ini keduanya sudah bangun. Tidak ada yang perlu meninggalkan rumah. Yudistira yang mengatur agar mereka diam di rumah saja menikmati hari pertama sebagai pengantin baru.

"Mas," Shesa memanggil sambil melipat selimut baru diambil yang belum sempat dirapikan.

Perempuan itu dan sang suami buru-buru masuk ke kamar mandi untuk mandi bersama. Tentulah Yudistira yang meminta.

"Apa, yang?" jawab Yudistira yang sedang merapikan rambut mengkilap sambil bercermin. Jika ditanya untuk apa, jawabannya masih tetap sama yaitu agar terlihat tampan.

"Aku belum masak, mas Yudis makannya nanti dulu ya. Aku masakin," Shesa melangkah mendekati sang suami.

Yudistira menggeleng menolak. "Delivery order aja lah, yang. Nanti kamu cape." ucapnya berbalik badan.

"Kamu ini kayak lupa suaminya siapa aja. Kamu ga perlu masak kalo ga sempet atau ga mau, yang. Tinggal beli kan semuanya beres. Uang abis juga tinggal minta mas."

Waduh waduh. Orang kaya yang uangnya banyak bebas ya. Semuanya bisa tinggal tunjuk dan pencet. Serba instan pun bisa.

Namun Shesa malah mendengus merespon ucapan suaminya. Selain mesum, rupanya terlalu percaya diri dan sombong adalah sifat utama Yudistira.

Pasangan suami-istri yang masih fresh bermalam pertama itu keluar dari kamar bersamaan. Dengan mesranya Yudistira merangkul pinggang sang istri. Seolah sudah bersiap memamerkan kepada penghuni rumah lain bahwa Shesa adalah miliknya.

Yaa pasti kalian sudah bisa bersuudzon siapa sosok yang dimaksud Yudistira.

"Kok sepi banget kayak ga ada orang. Pada ke mana ya mas?" Shesa menengok ke arah suaminya. Keadaan rumah yang seperti tak berpenghuni sebelum dirinya dan Yudistira keluar membuat perempuan itu bingung. Seingatnya masih ada sepasang suami-istri lain di rumah yang sama.

Sang laki-laki hanya mengedikkan bahu tak peduli. Shesa pun mengangguk paham. Yudistira nya cemburu dan tampak enggan membahas lebih lanjut soal Satya dan istrinya. Pria itu mengajak Shesa untuk duduk di sofa menunggu makanan datang.

Yudistira duduk di ujung menyandarkan punggung. Sementara sang istri pinggangnya direngkuh paksa oleh laki-laki itu sehingga mau tak mau Shesa nemplok menempel. Perempuan itu bersandar manja pada dada bidang sang suami.

"Jadi pengantin baru enak ya, yang. Kerjaannya cuma keluar-masuk kamar aja, ngewe. Kontol juga cuma keluar-masuk memek. Kita jadi pengantin baru terus aja lah, yang."

Ucapan ngawur Yudistira satu ini membuat laki-laki itu mendapatkan cubitan di pinggang. Shesa yang bersemu malu memilih menyalurkan dengan pura-pura ngamuk atas penuturan suaminya itu.

"Ngawur aja, mas. Mana bisa orang jadi pengantin baru terus."

Yudistira nyengir lebar. "Ya dibisa-bisain. Kalo orang yang lain ga bisa, kita harus bisa. Pokoknya harus."