[17]

82.7K 1.7K 81
                                    

halo yang udah kangen. cielahh 1600++ kata nih🤣 lancar bgt otak othor

YOK SEPERTI BIASA VOTE KOMENNYA JANGAN SAMPE LUPA JANGAN SAMPE KENDOR! YG CUMA BACA AWAS AJA YA😏

PERLU WARNING? OKE.

OM-OM MESUM CABUL TUKANG GREPE-GREPE AREA‼️⚠️🥵🥛💦🍌🍆👙

————

Shesa sudah selesai masak untuk makan malam. Dibantu Yudistira tercinta, perempuan itu menyudahinya.

"Yang, ayamnya ditaruh meja semua?"

"Iya, mas. Aku udah sisihin beberapa yang mentah kok buat sarapan besok."

Yudistira mengangguk-angguk paham. Membawa piring penuh dengan ayam goreng bumbu kuning buatan istrinya dan menghidangkan di atas meja. Di tempat makan itu sudah ada putra serta menantunya. Tampak Lia sedang menata piring di meja yang berada di depan kursi-kursi milik tiap penghuni rumah.

Walau terkesan sudah tak lagi akur karena konflik sebelumnya, empat orang atau lebih tepatnya tiga orang itu tetap dan selalu berada di meja yang sama saat makan. Masakan Shesa selalu menjadi bintang utama dalam setiap santap. Kadang dibantu Lia atau Yudistira.

"Kenapa masak sayurnya banyak banget, yang?" tanya Yudistira saat melihat ada tiga macam sayur berbeda terhidang. Porsi yang tersaji di mangkuk juga cukup banyak.

"Yang dua ini kan emang menu hari ini. Yang satu lagi aku buat karena Lia ga bisa makan makanan yang ada santannya, tadi pagi mual-mual. Jadi aku masakin sayur yang ga mengandung santan biar Lia bisa tetep makan sayur tapi ga mual-mual." jelas panjang lebar oleh Shesa membuat sang suami terperangah. Yudistira menyunggingkan senyum bangga kepada perempuannya itu.

Satya dan Lia yang sedikit banyak mendengar dialog antara pasangan suami-istri itu hanya diam. Satya tidak tau harus bersikap bagaimana. Hatinya berdenyut mendengar panggilan mesra antara ayah dan mantan pacarnya. Sementara Lia tampak tersenyum. Mertuanya--yang dalam kasus ini lebih muda--ternyata memperhatikannya juga.

"Makasih banyak, Mbak. Maaf aku ga bisa bantu-bantu."

Well, istri Satya itu memanggil sang mama mertua dengan panggilan Mbak. Umurnya yang jauh lebih tua dari Shesa namun keadaan di sini ia harus menghormati perempuan itu. Jadilah muncul panggilan demikian yang tetap sopan namun tidak terlalu kaku.

Meskipun Shesa yang dipanggil begitu tetap mencak-mencak ingin dipanggil menggunakan nama saja tanpa embel-embel lain.

Makan malam keluarga yang 'sepertinya' hangat terjadi. Shesa duduk di sebelah kanan suaminya, berhadapan dengan Satya yang di sebelah kirinya ada Lia. Yudistira duduk sembilan puluh derajat dari sang istri tercinta.

Santap malam selesai dengan damai. Satya membawa piringnya sekalian dengan sang istri ke dapur untuk dicuci. Sedangkan pasangan yang lain masih bermesraan di meja makan bersama menantu mereka.

"Lia, kapan lahirannya? Udah tau belum?" tanya Shesa penuh rasa ingin tau.

Lia menjawab dengan gelengan. "Belum tau. Kan kandungannya masih muda." jawabnya menjelaskan.

Shesa mengangguk-angguk sambil meringis. Sedikit malu soal ketidaktahuannya.

"Nanti kamu juga bakal hamil kayak gitu, yang. Malah lebih gede karena hamil anak kembar." sahut Yudistira yang semula tidak terlibat dalam perbincangan namun sok mengakrabkan diri turut menimpali.

Sang istri menepuk paha laki-laki itu. Sedangkan menantunya tertawa kecil.

"Malu, ih. Ada Lia juga masa bahas yang kayak gitu." bisik Shesa namun masih bisa didengar oleh Yudistira bahkan oleh Lia yang namanya ia sebut.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang