[30]

45.7K 1.1K 43
                                    

up lagi deh buat hari ini😙😚 sekali-kali nyenengin readers gapapa lah yaa

JANGAN LUPA VOTE KOMEN!!

————

Si mesum sedang menuju ke sekolah sang istri. Katanya ada acara yang diselenggarakan sekolah dengan menghadirkan dirinya sebagai donatur utama untuk menyampaikan sepatah dua patah kalimat di depan para orang tua yang juga hadir dalam acara rapat.

Jadi selain menghadiri undangan itu sebagai donatur, Yudis datang sebagai orang tua Satya dan perwakilan untuk istrinya. Orang-orang yang bertanya hanya perlu dijawab dengan; orang tua Shesa yang merupakan temannya itu sedang sibuk jadi ia menawarkan diri untuk menggantikan. Dan semuanya pun percaya.

Sejak di perjalanan, laki-laki itu sibuk melihat cermin sambil memperbaiki penampilan. Bahkan Yudis sempat berhenti untuk memakai pomade di rambutnya.

"Shesa apa ga klepek-klepek ya kalo nanti liat suaminya ganteng banget kayak gini." ucap pria bangka itu sembari tangannya menyisir dan menata rambut.

"Lumayan ganteng lah." sambungnya. "Eh, ganteng banget deh. Enak aja cuma lumayan."

Baru setelah merasa tampan paripurna, Yudistira melanjutkan perjalanan. Bibirnya meluncurkan nyanyian yang sama dengan musik yang sedang diputar.

"Hemmm hemm hemmm..." Nah, hanya lirik itulah yang Yudis bisa. Sepanjang lagu mulai dari awal sampai akhir hanya lirik itu yang digumamkan.

Sampai di area sekolah, rupanya sudah ramai dengan kendaraan-kendaraan lain. Didominasi mobil-mobil mengkilap yang terparkir rapi. Sedangkan untuk motor mungkin bisa dihitung jari. Itupun hanya beberapa orang tua yang tampak masih muda yang mengendarai motor gede.

Yudis memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang sama dengan jajaran tinggi sekolah. Tidak seperti orang tua atau wali murid lain yang harus bersusah payah dempet-dempetan karena kekurangan lahan parkir sampai harus menyatu dengan tempat parkir kendaraan para siswa.

Laki-laki itu turun dari mobil dengan memakai kacamata hitam. Lagaknya yang sombong dan penuh percaya diri mendapat perhatian lebih dari para orang-orang yang ada di sana. Semakin merasa sombong lah si mantan duda.

"Pak Yudis? Akhirnya bapak dateng juga. Saya kira ga akan dateng karena bapak kan pasti sibuk di kantor." Sesosok pria dengan rambut tipis semi abu-abu dan putih mengulum senyum lebar menyambut Yudistira.

Yudis menurunkan kacamata yang dikenakannya kemudian tersenyum setelah melihat sosok yang terpampang di depan mata. Laki-laki itu mengulurkan tangan mengajak berjabat.

"Tentu saya akan datang, pak. Acara ini salah satu acara penting yang harus saya datangi. Pekerjaan saya bisa menunggu tapi tidak dengan acara sepenting ini." ujar Yudis.

"Acara ini tidak akan terlaksana kalau tidak ada dukungan dari pak Yudis sebagai donatur utama dan terbesar di sekolah ini."

"Ah, bapak ini melebih-lebihkan." Yudistira merendah sambil tertawa. "Saya cuma membantu sebisa saya."

Perbincangan dua bapak-bapak itu terhenti karena salah satunya, yaitu yang menyambut Yudis, mengajak laki-laki itu untuk bertemu dengan para pimpinan sekolah yang sudah menunggu kedatangan suami Shesa itu. Dengan gampang, Yudis mengangguk dan mengikutinya.

Apa yang kalian harapkan dari para bapak-bapak yang berkumpul dalam agenda formal? Jangan berharap lebih. Karena pasti hanya omongan-omongan penuh istilah yang kita pun tidak akan paham. Sambil diselingi tawa yang entah tujuannya menertawakan apa pun kita tidak tau. Hanya para bapak-bapak itu yang tau.

Mari kita beralih sejenak ke istri Yudistira yang saat ini sedang celingak-celinguk mengintip ke luar jendela. Bibirnya bergumam sambil mencari seseorang.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang