[12]

103K 1.9K 141
                                    

haloo! aku up nihh. siapa yg udah kangen sama Om Yudis dan pacarnya hahaha🤣

aku bisikin dikit. part ini ga ada mesum-mesumnya. tapi tapi, tentu ada yang menarik dong. jadi jangan skip okeee👍👍

YOK YOK SIAPIN AMUNISINYA. VOTE KOMEN JANGAN LUPA!!

TARIK NAPASS, YOKK SELAMAT MEMBACA~

————

Boleh jadi ini hari terbahagia bagi Shesa. Alasannya? Karena saat ini perempuan itu sedang berkumpul bersama kedua pacarnya. Di rumah para laki-lakinya itu.

Duduk di sofa berbentuk U, Shesa menempatkan diri di salah satu sisinya yaitu sisi paling kanan dengan bersebelahan bersama Satya. Sementara sang selingkuhan duduk di kiri gadis muda itu dengan menghadap depan.

Masih ingat formasi duduk saat Shesa berkunjung ke rumah pacarnya beberapa waktu lalu namun Satya malah pamit untuk keluar? Waktu sehabis puting payudara gadis itu dimainkan si tua bangka Yudistira dengan ganasnya. Nah tepat seperti itu.

Kali ini agenda Shesa datang ke rumah pacar-pacarnya hanya untuk main saja. Dirinya suntuk di rumah sendirian saat libur begini. Selain itu Yudistira juga sudah menyuruh supaya ia datang. Mana mungkin Shesa berani menolaknya.

Sebab pria bangkotan itu juga mengetikkan beberapa ancaman. Katanya kalau Shesa tidak datang ia akan marah berhari-hari. Juga akan memberi Shesa hukuman. Contoh hukuman yang diberikan Yudistira antara lain adalah...

1. Memeknya ga boleh pake celana dalam selama seminggu.
2. Foto memek tiap hari trus dikirim ke mas (mas boleh request gaya foto memeknya).
3. Harus mau dibantuin colmek.
4. Boleh gigit pentil tiap nenen.
5. Ngewe pake paha (boleh nungging atau ganti gaya).
6. Harus kasih memek kalo mas sange.

Ribet kan? Maka dari itu lebih baik Shesa datang saja. Walau dari enam pilihan hukuman itu ia boleh memilih, pilihan Shesa tidak ada yang jatuh ke keenamnya. Meskipun bayangan adegan panas muncul di otak, gadis itu berusaha menahannya.

Kembali pada saat ini. Tiga orang dalam satu tempat itu terlihat perbincangan.

"Kamu kalo udah lulus mau lanjut ke mana?" tanya Yudistira kepada sang putra.

"Kayaknya mau lanjut kuliah sambil kerja. Biar bisa nikah sama dia." Dengan senyum lebar Satya bergurau sembari menyenggol lengan pacarnya. Shesa hanya tertawa kecil.

Walau wajahnya tampak tersenyum bahkan tertawa seolah menanggapi gurauan anaknya, namun hati Yudistira berkata lain. Dalam hati laki-laki itu berucap; "Hahaha, papa udah lebih dulu cobain memek pacar kamu. Jadi jangan ngarep Shesa mau diajak nikah, karena memeknya Shesa udah jadi punya papa."

Duh, kadang-kadang suka kadang-kadang nih duda anak satu.

"Kalo Dek Shesa mau lanjutin ke mana, Dek?"

"Belum tau, Om. Nunggu persetujuan sekaligus arahan mama papa dulu." Shesa menjawab dengan senyumnya. Jawaban yang dipilih cukup aman. Untuk menghindari pertengkaran antara ia dengan Satya, juga ia dengan Yudistira.

"Ooh gitu. Mama papanya Dek Shesa emang ga ada di sini?" Yudistira kembali bertanya.

Sang pacar muda menggeleng. "Masih belum pulang. Mama papa kan emang jarang di rumah. Keenakan tinggal di negeri orang." gurau gadis itu. Kedua pacarnya tertawa.

Terlihat Yudistira mengangguk-angguk. Percakapan dan pertanyaan dari satu-satunya orang dewasa di ruangan itu akan kembali terucap. Jika saja tidak ada suara ketukan brutal dari pintu utama. Atensi tiga orang itu tertuju ke sana secara bersamaan.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang