[52]

22K 853 26
                                    

VOTE KOMEN JANGAN LUPA! KENCENGIN SEMUANYA YOOKKK

————

Beda hari beda pula masalahnya. Hari ini ada fenomena baru. Peristiwa baru yang semalaman penuh membuat Yudistira merengek supaya tidak dilakukan.

Apakah itu?

Fenomena tersebut adalah pamitnya Shesa bersama Alika meninggalkan suami dan anak mereka untuk pamit pergi berbelanja ke kota sebelah. Alasannya sederhana. Yaitu karena ada diskon besar-besaran di kota tetangga itu. Info yang mereka dapat di media sosial tidak disia-siakan. Keduanya langsung sepakat untuk berangkat. Dengar-dengar keperluan anak mereka yang biasanya mahal juga turun sampai setengah harga. Bagaimana tidak tergiur kalau sudah seperti ini.

Eh, sepertinya ada yang tidak tergiur dengan banyaknya diskon itu. Si bapak mesum suami Shesa. Setelah mendengar izin dan alasan istrinya semalam, Yudistira malah memberi tawaran lain. Dengan sombongnya ia berkata; "Ayang ga perlu lah jauh-jauh ke sana. Kita belanja aja di sini. Abisin semua uang mas, yang. Gapapa kok daripada kamu jauh-jauh gitu malah bikin mas khawatir. Kalo di sini, kamu mau beli mall nya juga mas kasih."

Memang ya, namanya juga orang kaya.

Kembali pada pagi ini. Dua pria dewasa dengan dua pria kecil harus bangun saat sedang nyenyak-nyenyaknya tidur karena tepukan lembut istri masing-masing. Empat penghuni rumah itu menuruni tangga bersamaan.

Yudistira yang masih mengantuk, mengajak Kama di gendongannya untuk duduk di salah satu kursi meja makan. Diikuti Satya dan Lio yang masih sama mengantuk nya.

Tak lama Alika dan Shesa datang. Keduanya sudah tampak rapi dan segar. Berbanding terbalik dengan para laki-laki mereka. Jangankan rapi, mata keempatnya saja masih belum terbuka sempurna.

Shesa mendekati sang anak dan sang suami. Sedikit menunduk supaya tubuhnya sejajar dengan Kama. Diusapnya dengan lembut kepala bayi laki-laki itu. Bukannya membuat Kama membuka mata, malah membuat buah hatinya itu merasa nyaman terpejam.

"Mama tinggal dulu ya. Kama sama papa dulu. Jangan bandel, oke?" Sang putra kecil hanya mengangguk. Kama menahan lengan bundanya supaya tetap mengusap kepalanya.

Shesa tersenyum melihat tingkah lucu Kama. Kecupan hangat ia tinggalkan di kepala Yudistira junior itu.

Kali ini dirinya beralih pada Yudistira dewasa. Laki-laki itu masih tampak mengantuk. Matanya terpejam dengan kepala sesekali menunduk tanpa sadar. Usapan lembut sang istri di lengan yang dirasakan baru membuat Yudistira membuka penglihatannya.

"Mas Yud, titip Kama ya. Mas kan udah pernah aku tinggal berdua sama Kama, jadi pasti udah tau dong apa yang harus dilakuin. Susunya Kama ada di kulkas, bahan buat makanannya juga udah aku siapin nanti mas Yudis tinggal liat video tutorialnya yang aku kirim. Atau mas nanti video call aku aja." Shesa nyerocos panjang lebar menjelaskan kepada suaminya yang hanya mengangguk-angguk.

"Cemilan Kama ada di lemari kayak biasa. Jangan dikasih banyak-banyak tapi ya, nanti Kama jadi ga mau makan." Laki-lakinya kembali mengangguk.

"Jangan ngangguk-ngangguk aja, mas. Didengerin beneran trus dilakuin."

"Iya, sayanggg." Yudistira menjawab panjang. Ditariknya tangan Shesa kemudian dikecup lembut. Sebenarnya ia sedih. Karena setelah ini dirinya akan ditinggal wanita kesayangannya ini. Huh, tidak bisa bermanja-manja. Apalagi nenen.

"Nanti pap ya," kata Yudis menatap istri cantiknya dengan sedikit memohon.

"Iyaa, nanti aku foto yang banyak trus aku kirim ke mas Yudis semua."

Senyum lebar terpampang di wajah pria itu. "Nanti mas mau minta susu buat Kama ya. Dikit aja."

Shesa tertawa kecil. "Iya, tapi anaknya harus tetep dikasih. Awas aja kalo Kama nya ga minum tapi malah dihabisin mas." Telunjuknya mengacung dan mata melotot, itulah yang digunakan wanita muda itu untuk mengancam. Yudistira mengangguk-angguk sambil tersenyum.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang