[6]

187K 2.4K 51
                                    

haii! selamat siang atau sore ya ini hahaha

siapa yg udah kangen Om Yudis cung?? kayaknya udah lama banget aku ga up cerita ini. maapin ya teman-teman🤣 ga usah nungguin othor yg males-malesan ini😞 baca aja cerita othor yg lain AHAHAHAHA

oke ga perlu lama-lama lagi. cuss baca. jangan lupa vote dan komen. buat yg udah teror aku, demo aku dan nyuruh buat cepet up cerita ini. kan udah diturutin nih, jangan lupa komen yg banyak yaa‼️‼️

‼️ OM-OM MESUM AREA‼️🍌😺🍩💦

————

"Sekarang lagi ga ada. Dan mas, mau colok memek kamu sekarang."

"Om Yudis jangan ngaco ya. Bentar lagi Satya dateng, Om!"

Yudistira yang bebal menggeleng. Tangannya mulai turun ke bawah mengusap gundukan vagina yang tampak menonjol dari balik rok abu-abu gadis itu.

"Makin gemes aja memek kamu. Ini bukan karena pembalut kan?" tanyanya sembari memberi tekanan pada kewanitaan sang pacar untuk mencari jawaban dari pertanyaannya sendiri.

Shesa menggeleng-geleng. Tangannya sudah tidak lagi memegang piring. Hanya menumpu pada pinggiran meja dengan tubuh melengkung.

Yudistira semakin kurang ajar. Berani-beraninya pria itu memasukkan tangan dan merogoh paha kekasih putranya. Mencari gundukan gemuk berbentuk segitiga di selangkangan Shesa. Mengusapnya dari balik celana dalam.

"Hari ini pake celana dalam warna apa, yang?"

"Putih-ahhh."

"Kenapa ga hitam aja? Memek kamu jadi keliatan tambah menggoda kalo celana dalamnya hitam." Telunjuk Yudistira sengaja menekan bagian tengah antara dua bibir vagina perempuannya. Membuat Shesa menegang dan melenguh.

"Jangan ditekan, Omhh. Ngiluuu."

"Dicolok aja, mau?"

Tanpa menunggu jawaban dari kekasihnya, Yudistira langsung bertindak. Menyingkapkan celana dalam Shesa pada satu sisi, yaitu sisi kanan vagina gadis itu. Menyebabkan lembutnya kulit kewanitaan bisa dirasakan Yudistira.

"Ini memek kamu asli? Bukan hasil pake obat kan?"

"Ish, ya asli lah. Mana ada pake obat." sungut Shesa tak terima. Enak saja miliknya dibilang pakai obat. Dasar tua bangka itu.

"Lembut banget. Kalo diewe pasti jepitnya kuat." Yudistira membelai lipatan vagina Shesa yang terasa basah. Bahkan cenderung becek.

"Wanginya memek kamu kecium sampe sini. Padahal masih ditutupin rok. Emang dasar memek perawan wanginya beda." Pria itu dengan kata-kata mesumnya membuat sang pacar menggeliat. Shesa merasakan perutnya penuh oleh kupu-kupu berkeliaran. Bulu kuduknya juga berdiri serempak.

Tiba-tiba Yudistira turun. Laki-laki itu berjongkok dengan tangan menahan Shesa agar tetap berdiri. Kepala pria itu masuk ke dalam rok sang kekasih hingga membuat Shesa bergerak kegelian.

"Om, ngapain sih. Geliihh."

"Mau cium memek kamu. Udah ga kuat." balas Yudistira. Hidungnya mengendus kuat aroma khas kewanitaan Shesa yang menguar. Lidahnya juga turut menjilat merasakan legitnya cairan vagina gadis itu.

"Legit. Mas mau abisin memek kamu."

Shesa menggeleng-geleng. Tubuhnya menegak saat si selingkuhan sudah keluar dari roknya. Yudistira kembali berdiri di belakangnya sembari memeluk gadis muda itu.

"Punya memek kok enak banget. Kasian Satya, udah selingkuh sana-sini cari memek lain. Eh memek pacarnya lebih enak." ucap pria itu menaikkan rok Shesa hingga menampakkan bongkahan pantat kekasihnya.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang