[40]

33.7K 1K 33
                                    

nih partnya panjang banget. jangan lupa vote komen deh. awas aja🙄

ENJOY BOLEH TAPI VOTMEN JUGA HARUSSS
————

Pernikahan Satya dan Alika sudah dilakukan. Hanya dua hari setelah terungkapnya hasil tes DNA yang menunjukkan siapa ayah Lio sebenarnya.

Jangan heran kenapa bisa sangat serba cepat dan sat set. Ayah Satya kan pemilik dunia. Rasa-rasanya semua hal ada di genggaman pria dewasa itu. Dengan sangat mudah Yudistira mengatur semuanya.

Saat ini sudah sebulan berlalu. Dan dalam sebulan itu tidak ada hal spesial yang terjadi. Yang ada hanya kehangatan di dalam rumah karena kesemua penghuninya akur dan aman damai. Kecuali Satya dan Yudis yang masih sering saling berteriak karena cowo itu tetap hobi mengejek papanya.

Janin di rahim Shesa sudah berumur satu bulan. Entah lebih berapa hari. Mungkin delapan hari. Namun, pastinya dalam usia kandungan yang masih muda, Shesa kerap melontarkan keinginannya untuk makan atau mendapat sesuatu. Dan dengan senang hati mas Yudis tersayang menurutinya walau istrinya itu merengek saat tengah malam.

Keadaan kamar cukup sepi. Karena si biang masalah yang juga si biang keributan tengah anteng sibuk membelai-belai keyboard laptop miliknya. Yudistira melanjutkan urusan kantornya walau sudah di rumah. Pria itu duduk di sofa dengan penampilan tampan berhiaskan kacamata nangkring di hidung mancungnya.

Shesa di mana? Shesa sedang duduk-duduk santai di atas tempat tidur sambil memperhatikan suaminya. Tangannya mengusap-usap perut berisi buah hati yang sedang tumbuh.

Tiba-tiba terpikir oleh perempuan muda itu untuk mendekati sang suami setelah melihat salah satu bagian tubuhnya yang tampak berbeda. Shesa melangkah mendekat dan duduk di sebelah laki-laki tua itu.

Kedatangannya tentu mencuri perhatian Yudis. Kepala pria itu langsung mendongak begitu merasakan ada manusia cantik yang duduk di sebelahnya. Yudistira tersenyum sambil menengok ke arah Shesa nya.

"Kenapa, yang?" tanyanya.

Sang istri menjawab dengan gelengan. Shesa malah menggapai lengan laki-laki itu dan memeluknya. Menyandarkan kepala di sana beralaskan otot kekar Yudistira.

"Kangen mas ya?" Yudis kembali bertanya sambil mencolek pipi perempuannya itu.

"Ihh, geer banget sih om-om satu ini! Padahal aku malah ga kangen banget sama orang jelek! Buat apa juga kangen. Mas kan juelekkk" kata Shesa sembari mengerucutkan bibirnya dengan pupil mata yang melihat ke sudut kiri atas.

"Ahaha jelek jelek gini juga istrinya cantik banget. Gapapa lah mas jelek, yang penting tuh yang selalu tidur di sebelahnya. Cantik banget." Dengan genit, Yudistira mencubit pipi perempuannya yang terasa lebih lembut itu. Tampak sedikit membesar mungkin karena akhir-akhir ini Shesa semakin doyan ngemil.

"Tetep aja mas jelek!!" Si perempuan menjulurkan lidahnya mengejek. Yudis bertindak dengan menggapai lidah itu untuk diemut. Membuat istrinya memberontak dan memaksanya melepaskan jeratan lidah itu.

"Ah, mas mau lanjut kerja, ah. Ada kamu sih jadinya ganggu mas kerja." goda Yudistira sambil kembali memfokuskan pandangannya ke depan. Ke sepuluh jarinya juga sudah nangkring kembali di atas papan ketik.

Istrinya itu mendengus. Bukannya melepas, Shesa malah semakin erat memeluk lengan laki-laki itu. Kali ini benar-benar memeluknya dengan menempelkan lengan Yudistira di dada sampai pahanya.

"Aku mau peluk tangannya huu. Biar ganggu mas."

"Hahaha yaudah iya peluk aja. Bilang aja sebenernya kamu kangen mas ganteng ini. Mas masih bisa ngetik pake satu tangan kok, sayangg."

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang