[31]

41.8K 1.2K 52
                                    

haloo! gimana geis geis ku? wkwkwk

oh iya, jangan lupa mampir ke cerita sebelah. ada tiga book baru tuh👀 simak-simak aja siapa tau cocok🤣

JANGAN LUPA VOTE KOMEN YAKK!! KOMEN APA AJA DAH YG PENTING JANGAN SAMPE SEPI. AWAS AJA KALO SEPI😏😏

————

"Mas Yud, mas Yudis love language nya apa?"

Shesa bertanya kepada sang suami yang tengah mendekapnya erat dari belakang. Wanita muda yang tengah bermain ponsel itu tiba-tiba kepikiran soal bahasa cinta Yudistira.

"Love language?" Alis Yudis terangkat sebelah. Sang istri mengangguk-angguk.

"Emang kenapa, yang?"

"Ya gapapa sih mas. Cuma pengen tau aja. Abisnya semua love language diborong sama mas Yudis. Physical touch, words of affirmation, receiving gifts, quality time, acts of service. Semuanya ada di mas."

Yudistira tampak berpikir. Otaknya bekerja keras kira-kira apa bahasa cinta yang amat sangat menunjukkan dirinya.

"Kayaknya mas yang touch touch itu deh, yang."

"Physical touch?" tanya Shesa memastikan.

Namun, sang suami malah menggeleng-geleng. "Ngentouch." jawabnya sambil tertawa gila.

"Ngentouch apa sih?"

"Ngentot, ngewe, sodok-sodokan, apa lagi ya?"

Belum sempat Yudis berpikir istilah lain yang serupa dengan kegiatan favoritnya itu, sang istri sudah lebih dulu berbalik badan dan memukuli tubuhnya. Shesa memukul-mukul apapun yang bisa dipukul dari laki-laki itu sambil bergemeletuk kesal.

"Orang mesum ga pernah bener! Awas aja ya!!"

"Ampun dong, sayangg." Yudistira berusaha beringsut mundur sambil menangkupkan tangan meminta maaf. "Aduhh, love language kamu boxing ya, yang? Atau KDRT? Mas laporin ke Komnas perlindungan orang tampan ya kamu!"

Pukulan Shesa berhenti seketika. Perempuan itu menahan tawa. "Hihhh, dasar orang tua sok ganteng. Padahal mas Yudis jelek banget!"

"Gapapa jelek yang penting dicintai kamu." Bibir pria itu monyong-monyong sambil mendekat ke arah sang istri.

Kontan saja langsung didorong oleh Shesa yang kegelian. Yudis terhempas ke belakang ditolak oleh wanitanya itu.

"Ahhh, sayang jahat!" seru lebay laki-laki itu yang tanpa tau malu kembali mendekati Shesa. Buru-buru memeluk erat istrinya sebelum perempuan itu sadar dan kembali memberontak.

"Mas mau ngomong deh, yang." ujar Yudis mengalihkan perhatian Shesa yang kembali ingin menghantamnya.

"Ngomong apa?"

"Mas ada urusan kerjaan ke Amerika. Penting banget ini. Dan harus pergi tiga hari mulai dari besok." Kali ini tidak ada nada bercanda. Yudis berucap dengan penuh keseriusan.

"Trus? Gapapa dong kalo mas harus ke Amerika apalagi buat kerjaan. Cuma tiga hari kan?"

Pria itu mengangguk. "Tapi mas mau ajak kamu, yang."

"Ngapain?"

"Ya buat temen lah." Bibir Yudistira mengerucut karena ketidakpekaan wanita muda itu. "Mas ga mau sendirian. Udah ada istri ya harus ada yang nemenin."

"Tapi, mas, besok aku ada ujian. Trus aku juga mau ke rumah mama papa. Katanya mereka baru pulang dan mau ketemu aku. Sebenernya disuruh ajak mas juga, cuma kan mas mau ke luar negeri." Shesa menatap penuh sang suami sambil tersenyum tipis. Menguatkan Yudistira yang dari tampangnya terlihat seperti akan menangis.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang