[20]

82.9K 1.7K 47
                                    

halo sobat-sobatnya Om Yudis ahayy🤣 aku lagi ada ide di cerita ini maap yaa penunggu cerita sebelah AHAHAHA😭🙏 secepatnya aku ketik kokk tapi sabar ya saiangg💞💓

oh iyaa, aku iseng-iseng adain QnA buat bintang cerita ini. Om Yudis, Shesa atau mungkin Satya yang juga ada perannya. buat cast cast lain juga boleh tinggal tulis buat siapa nya aja🤗😉

komen ajaa guyss soal pertanyaan kalian, kalo malu bisa DM di WP yooo🤣😁

YOKK 1800++ KATA CUMA BUAT CERITA MALAM INI JANGAN LUPA VOTE KOMEN YAA!!!

‼️⚠️TUA BANGKA MESUM AREA ⚠️‼️

————

Yudistira pulang dengan lesu. Tangannya membawa kantung plastik besar dengan isi sesuatu berbentuk kotak. Laki-laki itu membawanya ke tempat sang istri berada.

Apa penyebab Yudistira pulang dengan lesu tidak bersemangat?

Well, tadi saat ia sedang di perjalanan pulang dengan meniti mobil, Yudistira mendapat telepon dari Shesa. Laki-laki itu langsung menggapai ponsel dan mengangkatnya. Menempelkan ponsel ke telinga.

Di panggilan itu Shesa mengatakan; "Mass, aku titip pembalut yaa. Baru keluar darahnya tapi pembalut aku tinggal satu. Cuma cukup buat sekarang ini."

Langsung lah semangat dan bayangan mesum Yudistira buyar. Gagal lagi gagal lagi. Padahal otaknya sudah menyusun rangkaian rencana acara bercinta malam ini bersama istrinya.

Walau begitu, mau tak mau ia harus mengiyakan permintaan Shesa. Permintaan untuk mampir sekejap ke minimarket untuk membeli 'roti Jepang' titipan Shesa tercinta.

Kembali lagi pada laki-laki yang sudah sampai di rumah, tujuannya ke kamar bisa ia lakukan. Tangannya menggapai gagang pintu, menarik ke bawah lalu mendorong pintu dengan sekali dorongan. Istrinya yang super cantik langsung tampak sedang duduk di depan cermin rias sembari menepuk-nepuk wajah di bagian pipi.

"Yangg, mas pulang." Ucapan khas setiap kali Yudistira sampai di kediaman atau kamar mereka setelah puas bekerja atau kembali dari luar. Sambutan khas untuk Shesa tersayangnya.

Yudistira melangkah dengan ekspresi semakin dibuat-buat. Melebay-lebaykan wajahnya seolah ia adalah manusia paling sedih dan mengenaskan sedunia. Dasar laki-laki drama pandai berakting.

"Ini, yang," Tangannya terukur memberikan bingkisan yang dibawa untuk Shesa. Perempuan itu berdiri sebelum menerimanya.

"Wah, makasih banyak, mas. Kirain mas Yudis bakal lupa." gurau Shesa tertawa kecil.

"Ga akan lah, yang. Mana mungkin mas lupa sama permintaan kamu apalagi cuma pembalut kayak gini. Sekalipun kamu suruh mas beli pabriknya juga bakal mas lakuin." Masih saja sombong, Om.

Shesa memasang wajah sebalnya. Kesombongan sang suami seperti tak pernah surut. Memang dasar bawaan dari lahir.

Perempuan itu menuju lemari untuk menyimpan pembalut barunya. Yudistira masih berdiri di tempat. Aktingnya semakin dibuat-buat. Sehingga saat Shesa kembali dan menghampirinya, perempuan itu langsung bertanya sembari membingkai wajahnya.

"Mas kenapa? Kok keliatannya kayak lesu gitu?"

Yudistira pura-pura tidak ingin jujur. Kepalanya menggeleng seolah menutup-nutupi kebenaran yang dirasakan.

"Ada masalah ya tadi di kantor?"

"Bukan, ga ada masalah apa-apa di kantor."

"Trus? Atau ada masalah sama klien mas?"

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang