[51]

24.3K 866 34
                                    

HALO! VOTE KOMEN JANGAN LUPA. MAMPIR JUGA KE CERITA SEBELAH YANG BARU MUNCUL BERJUDUL "OM DEWA"!!

ENJOYYY
————

"SAYAAANGGGGGGG!!!"

Masih pagi. Awalnya cerah tapi mendadak suram setelah teriakan membahana dari pita suara si mantan duda. Teriakannya yang super kencang itu sampai membuat Kama dan Lio yang sedang main bersama berjingkat kaget. Untung saja dua anak kecil itu tidak menangis.

Shesa yang mendengar teriakan dahsyat suaminya hanya menghela napas. Kemudian pamit kepada Satya dan Alika sambil menitipkan Kama kepada pasangan itu. Sementara dirinya melangkah menyusuri tangga untuk menuju kamar.

"Kenapa sih, mas?" tanya Shesa dengan kepala muncul dari pintu yang ia buka. Ada nada kesal mengingat teriakan suaminya yang memekakkan telinga.

"Sayang, sayang, ya ampunn," Dengan lebay Yudistira menutupi mulutnya dengan tangan kiri. Laki-laki itu mendekati sang istri dan membawa Shesa ke depan cermin tempat ia berdiri tadi.

"Kenapa?" Wanita muda itu masih mempertanyakan hal yang sama. Apakah yang membuat suaminya heboh seperti ini.

Yudistira memasang wajahnya yang memelas. Menarik atensi Shesa untuk memperhatikan laki-laki itu dari atas sampai bawah. Namun matanya masih tak menemukan sesuatu yang salah pada suaminya itu.

"Kamu liat ini, sayangg," Yudis berucap sendu menunjuk rambut di kepalanya. Dengan sedikit menunduk supaya Shesa bisa melihat namun perempuan beranak satu itu tetap berjinjit agar bisa melihat apa yang berusaha ditunjukkan prianya.

"Ada apa? Rambut mas emang gini kan." kata Shesa masih belum sadar. Bahkan tangannya mengusap lembut bagian itu.

"MAS ADA UBANNYA, YANGGGG!"

Seruan kencang layaknya orang frustasi itu membuat sang istri menutup telinga. Shesa sampai mundur dua langkah karena terkejut akan suara membahana Yudistira tersayang nya. Perempuan itu mengelus dada beberapa kali.

"Mana sih, mas? Ga ada sama sekali."

"Ada, yanggg. Tapi cuma satu."

Shesa menghela napas panjang. Seharusnya ia bisa menduga ini. Seharusnya sejak teriakan laki-laki itu, ia tidak buru-buru lari ke sini. Karena hasilnya sudah bisa dipastikan. Yudistira si lebay tak terkira. Hobi melebih-lebihkan semuanya. Pria itu memang jagonya menguji kesabaran.

"Ada uban satu ga mengurangi ketampanan mas Yudis kok." ujar Shesa dengan senyum untuk meyakinkan suaminya. Mama Kama itu menyentuh bahu Yudistira.

"Bahkan ada banyak uban juga mas Yudis tetep ganteng. Kan jantan."

Yudis menggeleng-geleng lebay. Meletakkan tangannya di depan mulut untuk mendramatisir suasana. Laki-laki itu menunduk lesu.

"Tapi mas belum siap, yang. Masa belum apa-apa udah punya uban. Apa kata orang-orang?"

"Orang-orang akan bilang mas Yudis keren dan ganteng banget. Ga akan ada yang berani ngatain mas. Kalo ada berarti orang aneh. Masa suami aku ganteng banget kayak gini masih aja dikatain." Masih dengan senyum mempesona Shesa mengatakan kalimat panjang ini.

Dan kalimatnya yang berisi full pujian ini berhasil membuat sang suami mendongak yakin. Yudistira seperti mendapat suntikan energi dan semangat dari wanitanya. Ucapan Shesa benar-benar berdampak pada dirinya. Terbukti dari tubuh pria itu yang langsung menegak tegap dan gagah.

Yudistira menegapkan bahunya. Memperlihatkan dadanya yang bidang siap menempur dunia. Namun hal itu hanya berlangsung tiga detik. Karena setelahnya laki-laki itu langsung lemas menubruk Shesa tercinta.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang