[58]

14.2K 565 20
                                    

mumpung lancar banget nihh🤣🤣

LANGSUNG VOTE KOMEN AJAAA!! btw ini mau up jam setengah 4 tadi tapi wifi nya mati🙂

yukkk dehhh mulai!!! sstt, readers Om masih ada slot yokkkk!!

————

Sebulan sejak insiden pelemparan telur busuk kepada Shesa. Sudah sebulan juga keduanya memutuskan untuk mengungsi saja ke rumah orang tua perempuan itu.

Bukan tanpa alasan Yudistira memilih rumah sang mertua sebagai tempat pengungsian. Karena di sana sudah pasti istri dan anaknya akan aman. Mama dan papa Shesa sampai rela mengubah jadwal yang mengharuskan mereka keliling dunia karena kedatangan keluarga putri tercinta itu.

Tentu Yudis sangat bersyukur. Pilihannya tidak salah. Mama Shesa bisa menjadi teman untuk istrinya sehingga perempuan kesayangannya itu tidak terus menerus memikirkan masalah yang menimpa keluarga mereka. Kama juga senang-senang saja di sini. Kakek dan nenek amat menyayanginya.

Rumah megah mereka ditinggalkan untuk sementara. Beberapa kali Satya ditugaskan oleh papanya untuk mengecek keadaan dan keamanan rumah. Untung saja setiap laporan yang diberikan selalu mengatakan bahwa rumah mereka tetap seperti biasa. Maksudnya tidak ada barang-barang aneh atau bentuk teror yang dikirimkan.

Ini adalah salah satu rekor terlama Yudistira dalam memecahkan masalah. Biasanya, hanya butuh sehari atau paling lama seminggu untuk dirinya bisa mengetahui dalang dari hal-hal tidak beres di sekitarnya. Namun untuk masalah ini rupanya hal itu tidak berlaku. Padahal masalah ini lah yang paling penting untuknya karena menyangkut keberlangsungan rumah tangganya bersama Shesa. Yudis kecewa dengan dirinya sendiri.

"Masih belum ada petunjuk soal siapa yang ngirim suratnya?" Papa Shesa, datang sambil membawa kopi dan duduk di dekat menantunya.

Yudistira menggeleng. "Belum, papa mertua." jawabnya lesu.

Ya, sudah lama sekali tetapi si penulis atau pengirim surat tanpa nama itu belum diketahui. Mereka sudah menceritakan semuanya kepada kedua orang tua Shesa sebagai alasan pengungsian ini. Tentu kakek nenek Kama itu terkejut. Namun keduanya juga sama-sama tidak tau siapa kira-kira pengirimnya.

Mungkin kalian berpikir, kenapa tidak coba mencurigai mantan kekasih papa Shesa yang pernah dipacari sebelum menikah dengan mama mertua Yudistira itu?

Sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan. Papa Shesa tidak pernah menjalin hubungan dengan perempuan lain selain istrinya sekarang ini. Bahkan pacaran atau sekedar cinta-cintaan seperti anak SMP pun tidak pernah. Dan mama Shesa sendiri juga tidak merasa bahwa ia mendapatkan sang suami dengan cara merebut dari perempuan lain. Semuanya aman-aman saja. Tapi, justru itulah yang membuat masalah ini semakin rumit.

Empat kepala bersatu memikirkan kemungkinan siapa yang bisa menjadi pelaku. Naasnya, sampai sekarang masih buntu.

"Kira-kira siapa, ya, orang ini. Udah keterlaluan banget kalo sampe neror segini parahnya. Harusnya kita lapor polisi."

Buru-buru Yudistira menggeleng. "Kita bisa selesaiin sendiri kok, papa mertua. Kalo lapor polisi takutnya malah tambah rumit."

Tampak keraguan di wajah papa Shesa. Menantunya terlihat begitu yakin dengan usaha yang dilakukan. Namun kenyataannya hasil yang dinantikan masih belum terlihat meskipun sudah dilakukan selama sebulan.

• • •

Tiga bulan berlalu...

Kehamilan Shesa sudah menginjak bulan keempat. Bentuk menonjolnya semakin terlihat. Itu lah yang membuat Yudistira semakin semangat menyelesaikan ancaman teror di keluarganya.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang