[41]

29.3K 971 42
                                    

halo teman-teman!👋 wkwkwkkk rasanya udah lama banget ga up cerita apa-apa. maapin yakk, lagi sibuk soalnya🤣 *haha gaya lu thor

maapinn beneran nihh. jarang aktif di wa, telegram, Twitter (buat yg mau order-order) termasuk wattpad juga. tapi mulai sekarang aku usahain buat selalu aktif dan update lebih rajin😆😎

UDAH DEHH CURHATNYA. LANGSUNG CUSSS AJA KE CERITANYA XIXI. JANGAN LUPA VOTE KOMEN SOALNYA PART INI PANJANG BANGETTT!!!

ENJOYYYY!!

————

"Halo guys! Kembali lagi di videonya Om Yudis ganteng yang sekarang lagi mau bikin video baru sama ayang, cuma ayangnya ga tau."

Selamat bertemu kembali dengan kisah rumah tangga Yudistira dan istrinya. Juga tingkah mereka yang semakin hari semakin beragam adanya.

Pagi ini diawali dengan sambutan hangat kepada para penggemar dan pengikut akun media sosial Yudistira. Laki-laki itu merekam dengan ponselnya sambil sedikit berbisik. Bahkan sapaannya tidak terdengar lantang seperti biasa.

"Om bisik-bisik karena biar ayang ga tau kalo lagi direkam, guys. Btw, ayang masih di kamar mandi jadi bisa taruh kamera dulu." Yudistira menuju meja yang ada di depannya. Meletakkan ponsel dengan posisi berdiri namun ditutupi beberapa barang. Agar keberadaannya tidak terdeteksi oleh Shesa tersayang.

Yudis berlagak seolah tidak ada apa-apa saat mendengar pintu terbuka dari arah kamar mandi dan langkah istrinya yang semakin mendekat. Pria tua yang akan dikaruniai buah hati kedua itu sok-sokan membenarkan kancing lengan untuk meminimalkan rasa curiga Shesa.

"Belum siap-siap juga, mas." kata Shesa sambil mendekat. Perempuan muda dengan daster kuning itu geleng-geleng sendiri saat melihat penampilan suaminya masih sama seperti saat sebelum ia tinggal. Dipikirnya Yudis akan siap-siap sendiri lebih dulu baru ia bantu merapikan sisanya. Eh, ternyata tidak sama sekali. Suaminya itu malah dengan manja menunggu.

"Nunggu ayang selesai dulu. Kan yang dandanin biasanya ayang." balas Yudistira. Sesekali matanya melirik ke tempat kamera ponsel berada.

Shesa berdiri di hadapan suaminya. Perempuan itu menerima dasi yang diberikan Yudistira lalu memasangkannya di kerah kemeja laki-laki itu. Dengan telaten jari-jemarinya mengolah kain panjang itu hingga membentuk simpul segitiga yang rapi.

"Udah rapi nih." katanya menepuk-nepuk dada sang suami.

"Rambutnya belumm." rengek Yudis, lagi-lagi. Pria itu sedikit menunduk menyuguhkan rambutnya yang masih berantakan.

"Pomade nya di mana?"

"Sana." jawab Yudistira menunjuk tempatnya menyimpan benda yang ditanyakan Shesa. Langsung saja istrinya itu langsung melangkah mengambil benda yang diinginkannya.

"Masih ada ga, yang?" Ayah Satya itu mengintip ingin tau. Perempuannya menunjukkan wadah lingkaran dengan isi yang tersisa setengah. Yudis mengangguk-angguk dan kembali menegak bersiap didandani wanitanya.

"Ayang suka ga sama wangi pomade nya?" tanya Yudis sembari rambut di kepalanya mulai diolesi benda lengket itu oleh sang istri. Tubuhnya yang jauh lebih tinggi terpaksa menunduk dengan mata sedikit mendongak untuk melihat wanitanya.

"Suka. Walaupun agak kuat wanginya." kata Shesa menjawab pertanyaan sang suami. Wangi khas gel pengatur rambut itu sangat khas dengan suaminya. Dari semenjak awal kenal dulu, rambut Yudistira selalu memiliki wangi yang sama. Sebenarnya tidak ada masalah dengan wangi itu, tapi karena kondisi hamilnya, akhir-akhir ini Shesa merasa lebih sensitif dengan bau-bauan.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang