[46]

20.2K 817 30
                                    

kurang dari 12 jam yang lalu aku up dan sekarang aku up lagi. biar tambah kenyang kalian

VOTE KOMEN JANGAN LUPA TERUS AKU PANTAU. PART SEBELUMNYA 1,4 K VIEWS TAPI YG VOTE CUMA 300 AN🙄

AYO TINGKATKAN LAHH!! YOKK BISAA!
2000++ KATA NIHH BIAR BENERAN KENYANGGG

————

Papa sakit.

Iya Yudistira yang mesum sedang sakit.

Memang terdengar aneh dan tak lazim untuk ukuran seorang laki-laki seperti dirinya itu tiba-tiba limbung hanya karena terkena tetesan air hujan.

Jadi ceritanya kemarin Yudis mengajak Kama ke minimarket untuk membelikan titipan Shesa tercinta. Sebenarnya bukan titipan namun suruhan. Karena tidak ingin sendiri, Yudistira mengajak Kama sekalian untuk menemaninya. Dan tentu saja anak kecil mengangguk-angguk semangat.

Hujan turun saat keduanya akan kembali masuk ke mobil setelah berbelanja. Mobil yang dikendarai pria itu diparkir cukup jauh karena keadaan parkiran yang penuh karena gerimis sebelumnya. Yudistira memasang badan untuk melindungi anaknya padahal Kama sendiri ingin sekali merasakan segarnya air hujan. Tangan bayi itu terjulur berusaha menggapai hujan yang jatuh mengguyur.

Yaa bisa ditarik kesimpulan bahwa bapak mesum terkena demam karena melindungi buah hatinya dari hujan yang menetes. Kali ini Yudistira patut disebut ayah pahlawan.

Mungkin saat besar nanti, Kama ada niatan untuk membuat lagu berjudul 'Ayahku Pahlawanku' yang didedikasikan khusus untuk bapak Yudistira.

Sakitnya Yudis tidak membuat laki-laki itu berhenti berulah. Panas tubuhnya baru diketahui Shesa saat pagi hari mereka bangun dengan keadaan saling memeluk dan perempuan itu merasakan suhu badan yang tak normal dari tubuh suaminya. Dengan cekatan Shesa langsung mengangkat tubuh Kama dan membawa anak kecil itu keluar kamar sebelum terlambat. Shesa juga membangunkan suaminya untuk tidur lebih nyaman lalu dikompres.

"Kama mana, sayang?" Sakit-sakit begini Yudistira tetap mencari buah hatinya yang kini sudah berusia delapan bulan.

"Di kamar Alika sama Satya. Lagi main sama Lio." jawab Shesa sembari memeras pelan kain untuk mengompres suaminya lalu menempelkan kain itu di kening Yudistira.

Bibir laki-laki tua itu melengkung ke bawah. "Kok ga diajak juga? Mas kan mau liat Kama."

"Udah deh. Mas Yud lagi sakit mending istirahat aja. Kalo sekarang main sama Kama, yang ada Kama ikutan sakit karena ketularan mas." nasehat istrinya yang sudah bosan dengan tabiat si tua bangka. "Mas Yudis istirahat yang cukup, jangan bandel, nurut sama istri biar cepet sembuh. Kan kalo sembuh bisa main lagi sama Kama."

Mau tak mau Yudistira mengangguk setuju. Dalam posisinya yang masih sakit begini, laki-laki itu tetap menunjukkan cintanya dengan terus menggenggam tangan Shesa dan minta ditemani perempuan itu. Untung saja Shesa tidak menolak. Menuruti suaminya yang sedang sakit.

"Tadi Satya udah aku suruh beliin bubur ayam buat mas. Abis ini makan ya." kata Shesa sambil mengusap lembut kepala suaminya. Masih cukup panas.

Yudistira mengangguk pelan. Tangannya memanjang ingin memeluk sang istri. Shesa yang peka pun bergeser maju. Membiarkan dirinya dipeluk si laki-laki tua yang tengah menyandarkan kepala di dadanya. Wanita muda itu hanya mengelus-elus penuh sayang.

Manja-manja hanya bisa dirasakan Yudistira sepuluh menit saja. Karena setelah itu sang istri langsung melesat pergi dan kembali dengan membawa semangkuk bubur juga obat-obatan untuk Yudistira tercinta.

"Disuapin ya?" pinta laki-laki itu dengan wajahnya yang dibuat melas supaya menarik simpati istrinya.

"Iya." jawab Shesa. Mengambil mangkuk dari nampan dan mulai menyendok bubur dari tempatnya. Dengan sabar menyuapkan ke mulut sang suami yang masih ada-ada saja tingkahnya.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang