[32]

37.6K 1.2K 38
                                    

jangan lupa vote komen dah pokoknya. jangan sampe kendor yakk

INTINYA VOTE KOMEN JANGAN LUPA! ENJOYYY!!

————

"Mas Yud, jangan lupa makannya dijaga ya. Jangan karena kerjaan trus jadi lupa makan. Awas aja kalo pulang-pulang malah kurus." gurau Shesa. Saat ini ia dan sang suami sedang berada di dalam mobil menuju rumah orang tua wanita muda itu.

Yudistira yang tengah manja menelusupkan wajah di lehernya mengangguk kecil. Laki-laki itu sibuk menyembunyikan wajah di tempat paling nyaman, menurutnya, sambil menghirup wangi dari tubuh Shesa.

"Jangan main cewe juga di sana. Kalo berani main cewe, huh, tunggu aja aku susul ke sana trus aku potong-potong burungnya." Shesa menakut-nakuti dengan suara yang sengaja dibuat lirih di akhir kalimat. Selain takut terdengar manusia yang menyupiri mereka, wanita muda itu ingin membuat sang suami tak berani bermain-main.

Terbukti dari Yudis yang langsung memegangi selangkangan. Kemudian langsung memeluk erat wanita yang memakai seragam SMA di sebelahnya itu.

"Sayang, jahat deh." ujarnya sok menggemaskan.

Membuat Shesa ingin tertawa puas namun batal. Perempuan itu sungguhan ingin membuat Yudistira takut melakukan 'hal nakal' saat jauh dari jangkauannya.

Mobil yang membawa pasangan suami-istri itu sampai di depan rumah orang tua Shesa. Keduanya langsung turun tanpa aba-aba. Dengan dibantu supir yang merupakan salah satu pegawai Yudistira--yang juga akan diajak ke Amerika--, barang-barang bawaan Shesa diturunkan. Sambil sok ingin pamer kekuatan ototnya, Yudis mengangkat tas ransel berukuran besar itu seperti kuli panggul beras.

"Enteng banget tasnya." ujarnya sombong. "Ini otot mas yang terlalu kuat apa gimana ya. Kayaknya buat ngangkat kamu juga sama kuatnya deh, yang."

Ucapan laki-laki itu hanya mendapat lirikan sinis dan kepala geleng-geleng dari sang istri. Shesa ngelus dada sendiri karena kelakuan suaminya itu.

Di kediaman orang tua wanita muda itu tentulah ada mama papa Shesa yang menyambut, walau yang terlihat hanya mamanya sih. Siswi SMA itu menghampiri sang mama terlebih dahulu untuk berpelukan singkat. Yudistira mengekor untuk bersalaman kepada mertuanya itu.

"Udah dateng aja. Mama kira agak siangan." ujar mama Shesa kepada putri serta menantunya.

"Mas Yudis kan harus ke bandara, ma." jawab sang anak.

"Oh, iya ya. Mau ke Amerika. Berapa hari di sana?" Pertanyaan kali ini lebih ditujukan kepada Yudistira.

"Cuma tiga hari."

Mama Shesa manggut-manggut. "Sarapan dulu aja kalo gitu. Mama udah masak kok. Sa, ambilin nih makanan buat suamimu. Mama panggilin papa dulu." ujarnya menunjuk piring-piring berisi makanan yang sudah ia siapkan untuk menyambut Shesa dan sang suami.

Wanita muda itu mengangguk sekilas sementara sang mama sudah melenggang pergi untuk memanggil papanya. Shesa menoleh ke arah Yudis.

"Makan dulu ya, mas."

Laki-laki itu menggeleng. "Kan mas udah sarapan tadi, yang." jawabnya.

"Tadi kan cuma sarapan roti. Ini ada tumis brokoli sama sosis kesukaan mas. Rasanya sama kok kayak yang biasa aku buat. Kan aku belajar masaknya juga dari mama." ujar Shesa. Mengambil sendok lalu menyendok makanan yang disebutkannya tadi. Menyuapkan ke mulut sang suami.

Yudistira menerima dengan mulut terbuka. Mengunyahnya sambil mengangguk-angguk.

"Enak. Tapi masih enakan buatan kamu." Dasar aki-aki doyan gombal.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang