[5]

172K 2.4K 44
                                    

aku up nihh!! yang udah kangen sama Om Yudis? AHAHAHA aku obatin kangennya yaa

jangan lupa vote komen selalu di setiap paragraf!!

fyi, part ini sebagian udah aku tulis dari lama tapi baru disambung lagi kemarin karena liat komen kalian yg maksa buat up🤣🤣🤣

emang othor ini doyan dipaksa 🙏

———

"Satya belum datang?" tanya Yudistira saat menghampiri sang kekasih yang sedang duduk di ruang tengah. Laki-laki itu mendudukkan diri di sebelah gadisnya.

Shesa mengangguk. Mengiyakan pertanyaan apakah kekasih aslinya itu belum sampai.

"Harusnya tadi kita lanjutin dulu. Kamu kan belum pipis, mas udah kangen pengen minum pipis kamu." Yudistira berucap lesu. Wajahnya terlihat penuh sesal.

Mata Shesa membola malas. Sudah bosan dengan ucapan mesum kekasih dewasanya. "Minum air keran dulu sana. Baru nanti aku pipisin." ucapnya menunjuk keran yang berada di wastafel cuci piring.

Raut wajah Yudistira langsung cerah. Senang berbinar menatap sang kekasih. "Bener ya pipisin mas?" tanyanya penuh harap. Sudah lama ia tidak merasakan manisnya madu Shesa melewati tenggorokannya.

"Pipis kambing tapi ya."

"Kamu selalu gitu sama mas. Sama Satya aja sweet." Mesumnya agak ilang sekarang cemburunya yang terbit. Pak Yudis pak Yudis.

"Hus, udah deh mas Om. Tuh suara motornya Satya udah kedengeran, mas Om mending kembali ke kamar aja." usir Shesa mendorong-dorong tubuh Yudistira agar meninggalkan ruang tengah. Takut ketahuan Satya.

Laki-laki tua itu pun dengan mendengus dan kesal, beranjak meninggalkan sang kekasih sendirian. Sembari menaiki tangga, Yudistira sempatkan melayangkan kecup jauh kepada perempuan terkasihnya itu. Shesa hanya membalas dengan bergidik geli.

Tak begitu lama setelah kepergian Yudistira, pintu utama dibuka dari luar. Sang pelaku langsung menuju ruang tengah tempat sang kekasih asli berada. Sosok itu adalah Satya. Yang saat ini sedang berpakaian tidak rapi alias acak-acakan.

Cowo itu mendudukkan dirinya di sebelah Shesa.

"Laper ga?" tanyanya.

Shesa menggeleng. "Tadi udah makan." jawabnya.

Kekasih asli perempuan itu hanya mengangguk-angguk. Bingung mau mengobrol atau bertanya soal apalagi. Sebab Satya pun tidak pandai berbicara. Kecuali melayangkan gombalan-gombalan manis untuk para perempuan agar terjerat pada kendalinya dan berakhir mau diajak berhubungan badan.

Keduanya asyik melamun dengan pikiran masing-masing. Hingga suara langkah menuruni tangga mengalihkan perhatian mereka.

"Loh, kamu udah pulang?" Pertanyaan itu meluncur seiring dengan turunnya si pemilik kaki.

"Udah, pa." Satya menjawab pertanyaan dari laki-laki yang merupakan ayahnya itu. Yudistira tampak mengangguk lalu melangkah mendekati.

"Ada pacar kamu juga? Kok papa ga tau?"

Statusnya sebagai pacar Satya disinggung, namun Shesa tetap diam. Biarlah sang kekasih yang menjawab.

"Masa papa ga tau? Udah dari tadi aku suruh Shesa nunggu di sini."

"Aku tadi sempet ke kamar mandi sebentar, mungkin karena itu papa kamu ga liat." jelas Shesa dengan berbohong, tentu saja. Tidak mungkin kan ia mengatakan ke mana ia pergi dan membatalkan sandiwara Yudistira ini?

"Oh iya. Kayaknya karena Dek Shesa ke kamar mandi makanya papa ga tau." Yudistira berucap dengan manggut-manggut. Tak lupa menekankan panggilan "Dek" nya pada sang kekasih.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang