[22]

54.8K 1.4K 23
                                    

holaaa!! up jam segini biar ga pada kangen wkwkwk. masih rame ga yaaa🙄 komen yang banyak lahh masa sepi sepi ajaa sihh😒

VOTE KOMEN JANGAN LUPA! ENJOYYY POKOKNYA😚

————

Masalah Lia yang terlihat bersama seorang pria lain dan bukan Satya itu dilupakan. Shesa secara terang-terangan langsung mengungkapkan fakta yang dilihatnya begitu Lia sampai rumah. Tenang saja, Satya sedang tidak ada. Mereka hanya berbicara empat mata. Tanpa Yudistira walau laki-laki itu sudah tau.

Shesa mendapat jawaban yang agak memuaskan. Lia mengatakan bahwa sosok itu adalah sepupunya yang secara eksklusif ingin bertemu karena mumpung berkunjung di daerah dekat rumahnya. Istri Yudistira hanya mengangguk-angguk mengerti sambil tersenyum saat mendengar penjelasan menantunya itu.

Untuk Satya sendiri belum mengetahui hal itu. Lia juga mengatakan akan menjelaskan dan mengenalkan sepupunya kepada sang suami supaya tak ada kesalahpahaman seperti mama mertuanya.

Shesa tersenyum puas. Setidaknya hubungan Satya dengan Lia tidak ada kebohongan atau yang harus ditutup-tutupi. Ucapan dan jaminan Lia sudah cukup meyakinkannya.

Wanita muda itu ingin hidup tenang menikmati hari-hari pernikahan menyatukan dua kepala bersama Yudistira. Namun bukan pernikahan namanya jika jalannya mulus-mulus saja. Ada sedikit kecurigaan yang dirasakan Shesa. Berasal dari luar kehidupan rumah tangganya.

Kecurigaan seperti perut Lia yang tiba-tiba tampak menggembung besar saat mengenakan pakaian sedikit ketat. Padahal jika dihitung-hitung, tak seharusnya perut istri Satya sebesar itu. Shesa mencoba berpikir positif dengan menyuapkan asumsi bahwa mungkin saja Lia mengandung bayi kembar ke dalam otaknya.

"Mungkin emang anak yang dikandung Lia ada dua atau mungkin tiga jadi perutnya keliatan besar gitu." gumamnya saat tak sengaja melintas melewati kamar Satya dan Lia yang pintunya sedikit terbuka menampakkan si perempuan sedang mengelus-elus perut buncit sembari duduk di pinggir ranjang.

Perilaku aneh sang istri dan riwayat pencarian Shesa di internet cukup membuat Yudistira menyadari adanya kesalahan dalam diri perempuan itu. Suatu malam dirinya bertanya penuh kehati-hatian saat keduanya sedang membahas rencana Yudistira mau memiliki anak berapa.

"Hahaha, mas Yudis masa mau punya anak sebelas. Kebanyakan, dong, mas!" Shesa terpingkal kala mendengar ucapan suaminya yang mengatakan ingin punya anak sebanyak pemain dalam permainan sepak bola.

"Biar keren, yang. Kan enak kalo punya banyak anak. Nanti kalo ada lomba-lomba kayak sepak bola gitu kita ga perlu cari pemain. Tinggal nyuruh anak sendiri."

Keduanya kembali tergelak bersamaan.

Jika sudah ada candaan Yudistira seperti saat ini, jangan harap Shesa bisa mendengarnya dengan tenang. Karena pasti perempuan itu sibuk tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perut.

"Oh, iya, yang," kata Yudistira saat tawa keduanya sudah reda.

"Kenapa?"

"Kamu hamil ya? Kok history pencariannya tentang kehamilan semua?"

Damn. Shesa membelalak terkejut akan pertanyaan laki-lakinya itu. Jalan ninja yang diambil hanya tersenyum seolah tidak ada apa-apa yang ditutupi.

"Eh? Engga kok. Aku belum hamil, mas."

"Trus kenapa riwayat pencariannya soal hamil-hamil, yang? Mana yang kamu cari kebanyakan gambar. Gambar hamil tiga bulan lah, gambar hamil lima bulan lah."

Shesa menggigit bibir. Otaknya sibuk berpikir berpikir dan berpikir. Haruskah memberitahu Yudistira sekarang soal kecurigaan dan hasil risetnya?

"Jangan nutupin sesuatu dari mas ya, yang." peringat Yudistira yang sepertinya merasa sang istri akan menggumamkan suatu kebohongan.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang