[63]

16.5K 495 29
                                    

halooo! update buat ngejar target ajaa karena 2 part lagi end💔💔

jangan lupa cek akhir halaman karena ada sesuatu yg pentinggg

VOTE KOMEN JANGAN LUPA!!!

————

Pagi yang cerah di rumah keluarga hangat.

Lihatlah tiga laki-laki dengan usia berbeda tengah bergelung nyaman di atas kasur. Mama Shesa sudah bangun lebih dulu. Tidak ada niatan dari perempuan itu untuk membangunkan salah satu dari tiga laki-lakinya. Biarkan mereka istirahat dulu sementara dirinya menyiapkan keperluan untuk Kama dan si adik bayi.

Yudistira tidur nyenyak bersama kedua buah hatinya. Laki-laki itu tidur dengan posisi miring ke kiri menghadap Kemal yang telentang. Kama berada di sebelah kiri adiknya dengan posisi telentang juga.

Terlihat pergerakan dari si kecil Kemal. Bayi itu mulai menggeliat. Tubuhnya miring menghadap papa dengan mulut monyong-monyong seperti mencari sesuatu.

"Emmm..." Suara dari putra bungsu Yudis dan Shesa itu.

Dan hap! Kemal mendapatkannya. Tapi bukan puting susu yang sepertinya sangat diinginkan pria kecil itu. Melainkan hidung papanya. Beginilah jadinya jika jatuh tertidur di samping mama dan bangun-bangun sudah berada di sebelah papa.

Kemal menyedot kuat berusaha mengeluarkan air susu yang diinginkan. Namun, tidak ada apa-apa pun yang keluar. Sedotannya semakin kuat hingga membuat Yudistira terganggu. Laki-laki itu merasakan ada sesuatu hangat yang menghisap hidungnya. Dengan perlahan, suami Shesa itu membuka mata.

Kening Yudistira berkerut. Masih mencerna, benda apakah yang ada di hadapannya ini? Sebelum akhirnya, beberapa detik kemudian laki-laki itu menyadarinya. 'Benda' itu adalah bayi mungil buah cintanya dengan Shesa. Yang sepertinya sedang haus hendak menyusu, tapi malah salah sasaran menyedot hidung papa.

Yudis tersenyum dengan kedua mata yang masih semi terpejam. Penglihatannya menangkap punggung sang istri tengah berdiri entah melakukan apa.

"Sayang..." Panggilnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. Membuat Shesa memutar badan dan melihatnya.

"Ada bayi laper nih." ujarnya menunjuk Kemal yang masih semangat berusaha mengeluarkan susu dari hidung mancung ayahnya. Yang mana mau mencoba sampai pipinya kempes pun tidak akan berhasil.

Shesa tertawa kecil melihat pemandangan menggemaskan itu. Kakinya mengayun mendekati ayah dan anak itu. Diusapnya lembut pipi Kemal sebelum mengangkat dan menggendong bayi itu.

"Haus banget ya, sayang? Anak mama yang paling ganteng ini pengen nyusu tapi malah diisengin papa ya? Aduhh... Nanti mama marahin papa ya." Shesa mengecup gemas masing-masing pipi gembul putra bungsunya.

Kemal mengerang sambil meregangkan kedua tangan dan kakinya. Menggeliat di gendongan mama. Bayi mungil itu langsung membuka mulut lebar-lebar saat merasakan sesuatu hendak dimasukkan mulutnya. Kali ini sungguhan puting susu yang ia cari-cari. Akhirnya... Bisa sarapan juga.

"Ngalahin papa aja kamu, dek. Pagi-pagi udah laper minta susu." ujar Yudis melihat putranya yang langsung anteng setelah disumpal susu oleh mama.

"Biarin ya, sayang, ya. Lagian papa iseng banget sih. Padahal adek udah laper banget ya." balas Shesa seolah mewakili suara hati Kemal.

Yudistira tertawa. Memutuskan bangun dari tempat tidur karena sudah terlanjut membuka mata. Pria itu memutuskan mandi terlebih dahulu, mumpung kedua putranya masih dalam kendali. Adek sedang asyik menyusu, sementara kakaknya masih sibuk bermimpi.

Tak begitu lama laki-laki itu membasuh diri. Sat set sat set tiba-tiba tubuh kekarnya sudah keluar dari kamar mandi saja. Mendekati wanitanya yang kini tengah duduk di tepi ranjang sambil masih menyusui. Sementara tangan kanan Shesa menepuk-nepuk pantat putra sulungnya.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang