[64]

15.7K 547 20
                                    

penggemar om Yudis mana suaranya????

hehe maap ya baru up💪 soalnya part ini puanjang banget 2000 kata lebih. semoga ga bosenn

ENJOYYY!!

————

Sejak semalam Yudis mengatakan ingin melakukan foto keluarga. Yang tentu saja bersama keluarganya. Tidak perlu jauh-jauh menyewa jasa tukang foto, laki-laki itu bisa melakukannya sendiri. Tinggal pinjam kamera milik Satya, maka foto keluarga bisa dilakukan.

Pagi-pagi sekali Yudis sudah bangun. Padahal biasanya, jam segini ia masih meringkuk memeluk putra atau istrinya di atas tempat tidur. Tapi kini lihatlah, laki-laki itu sibuk mempersiapkan acara foto bersamanya.

Yudis bekerja keras menyiapkan sarapan. Sesekali menggantikan Shesa untuk melakukan pekerjaan rumah tidak masalah kan? Yaa walaupun hanya pekerjaan sederhana membuat makan pagi untuk istri dan anaknya.

Pukul tujuh tepat, Yudistira membangunkan wanitanya. Dengan kecupan hangat di kening, pipi dan bibir Shesa, pria itu melakukannya. Istrinya menggeliat. Mata mama Kama itu mengerjap beberapa kali.

"Mas udah masak, yang. Bangun dulu, sarapan." Yudis mengelus pipi wanitanya.

Kening Shesa berkerut, mencerna situasinya sebelum melontarkan kebingungan. "Kok...?"

"Hehe, sekali-kali."

Perempuan itu tersenyum mendengar jawaban sang suami. Dibalasnya kecupan lembut di bibir Yudistira. Pria nya itu langsung menahan senyum malu-malu.

Kedua anak kecil yang masih tidur dibiarkan sejenak. Yudis dan sang istri turun ke lantai bawah untuk melakukan sarapan. Baru nanti kalau sudah, mereka ganti mengurus Kama dan adiknya.

"Kayaknya kalo nunggu Kama bangun, suhu makanannya udah pas deh, yang." kata Yudistira meletakkan mangkuk kecil berwarna biru muda dengan isian makanan anak kecil buatannya.

"Emang masih panas banget, mas?" tanya Shesa, menyentuh mangkuk itu. "Oh iya. Masih agak anget sih. Tapi ga yang panas banget." Perempuan itu menjawab pertanyaannya sendiri sambil mengangguk-angguk.

Yudistira menghidangkan sarapan buatannya di depan sang istri. Raut penuh kebanggaan terpampang di wajahnya. Meskipun perasaan laki-laki itu seperti sedang berada di kompetisi memasak. Deg-degan. Takut istrinya tidak suka. Meskipun beberapa kali pernah mencicipi masakannya dan komentar yang meluncur dari bibir Shesa selalu komentar baik.

Shesa meraih sendok yang disediakan dan mencicipi makanan buatan suaminya itu. Dikunyahnya sambil manggut-manggut.

"Gimana, ma?"

"Masakan mas Yudis mana pernah ga enak sih?"

Yudis tersipu-sipu. Aduh, pujian perempuannya ini seperti angin penyemangat di pagi hari yang bisa-bisa membuatnya semangat membuat makanan tiap pagi. Ia jadi rela disuruh masak sarapan untuk keluarganya setiap hari.

Keduanya melakukan sarapan sambil berbincang kecil. Soal rencana foto bersama yang akan dilakukan hari ini. Yudistira menceritakan apa yang sudah dilakukannya.

"Mas udah bilang ke Satya kalo mau pinjem kameranya. Katanya hari ini mau dianterin sama dia. Nanti mas tunjukin ke ayang ya fotonya gimana. Semuanya udah mas simpen di HP mas."

"Fotonya ga aneh-aneh kan?" tanya Shesa, curiga. Patut lah perempuan itu bertanya demikian sebab Yudistira pernah mengatakan padanya bahwa laki-laki itu ingin sekali foto telanjang bersama sang istri. Dengan pose-pose panas tentu saja.

"Yaa yang sama anak-anak sih engga. Foto keluarga biasa aja. Tapi yang kita berdua aja..."

"Ah, tuh kan. Mas Yudis, ih!" Mama Kama sudah langsung protes padahal ucapan suaminya belum diselesaikan. Ia sudah sangat yakin. Apalagi setelah seruannya ini, Yudistira langsung tertawa ngakak.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang