[15]

147K 1.9K 96
                                    

NIH YG UDAH NUNGGU-NUNGGU DARI PAGI DAN TERUS NANYAIN KAPAN UP. HAMPIR 2400 KATA!! SPESIAL MALAM PERTAMA!

JANGAN LUPA VOTE KOMEN RAMEIN SETIAP PARAGRAF BIAR MAKIN ADA MOTIVASI BUAT NGETIK!

‼️MATURE AREA HATI-HATI ‼️
⚠️ FRONTAL WARNING YG NGERASA GELI ATAU TERGANGGU LANGSUNG SKIP AJA GA PERLU KOMEN MACEM-MACEM YAA KARENA INI TERGANTUNG VOTE DARI PERTANYAAN AKU
*YG MENANG OPSI KEDUA YA CAYANGG⚠️

‼️⚠️🥵👉👌🌚🍌🥛💦🍆🐱

‼️⚠️ COBLOSAN AREA ⚠️‼️

----

"Mas, ngapain?" tanya Shesa yang hanya terbalut handuk dan duduk di pinggir ranjang kepada suaminya. Yudistira tengah berdiri di depan cermin sembari membawa sisir.

"Sisiran. Biar pas ngewe tetep ganteng." Kedua alis Yudistira bergerak naik-turun kala menjawabnya.

Shesa hanya tersenyum kecil. Perempuan itu sibuk menahan tubuhnya yang mulai terasa dingin. Secarik handuk yang melilit badannya sama sekali tidak berguna. Karena ulah Yudistira lah ia gagal berpakaian. Laki-laki itu mengatakan;

"Ga usah pake baju, yang. Abis ini kan dilepas karena kita mau ngewe."

Memang orang mesum satu itu ada-ada saja tingkah dan modusnya.

Yudistira selesai dengan aktivitas menyisirnya. Laki-laki itu melangkah menuju sang istri. Membuat Shesa mendongak menatapnya.

"Kalo mas ajak kamu ngewe sekarang, kamu siap ga, yang?"

"Terserah mas Yudis aja. Kalo mas mau bukannya aku harus siap?"

Mendengar ucapan istrinya senyum Yudistira mengembang. Menangkup wajah perempuan cantik yang ada di depan muka. Duh, makin tidak sabar mencabuli Shesa sekarang.

Tangannya meraih ujung handuk yang nyempil untuk mengunci lilitannya pada tubuh Shesa. Laki-laki itu membukanya perlahan. Sang istri sudah mencoba menahan tetapi Yudistira meyakinkan perempuan itu agar mau. Jadi lah Shesa hanya pasrah ditelanjangi suaminya.

Raut wajah seperti habis ditimpa uang satu milyar tampak di wajah Yudistira. Laki-laki itu membelai payudara mancung milik Shesa.

"Pentil kamu tegang mulu, yang. Sange ya?"

"Apa sih, engga! Semua puting juga kayak gini tau. Tegang mulu, bukan karena horny." elak Shesa dengan pipi memerah malu.

Yudistira tertawa kecil. "Ah masa sih bukan karena sange. Orang dulu mas liat kamu sama Satya pentilnya ga pernah tegang gini kok. Baru pas sama mas jadi bengkak dan gampang mancung. Berarti kamu sange nya sama mas." Laki-laki itu mencubit gemas puting payudara sang istri.

"Ih, ngawur aja. Orang aku selalu pake bra waktu sama Satya, masa mas bisa liat."

"Kamu kayak ga tau aja siapa mas. Waktu kamu dateng ke sini pake sempak warna apa aja mas tau. Memeknya ada jembutnya atau gundul juga mas tau." ucap penuh kesombongan oleh Yudistira.

Sebab ucapannya itulah laki-laki itu mendapat cubitan di pinggang. Berasal dari istri tercintanya.

"Udah tua tapi tetep aja mesum, tetep aja nakal, huh." Shesa mencibir kelakuan suaminya yang tak lebih dari seorang om-om tua haus gadis muda. Untung saja ia sabar dengan kelakuan pria mesum itu.

Yudistira hanya merespon dengan senyuman manis. Kedua tangannya nangkring di bahu Shesa.

"Ngewe sekarang ya? Kamu beneran mau kan?"

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang