[65]

23.8K 641 50
                                    

part terakhir nihhh🤧

meskipun agak belum rela pisah sama merekaa💗 tapi semoga sukaa
----

"Yang, cape. Pengen ciuman."

Shesa melotot mendengar ucapan suaminya itu. Yang diucapkan Yudis sambil menempel manja padanya. Laki-laki itu nemplok layaknya parasit.

"Tidur lagi sana, mas. Kok malah ciuman."

Yudistira menggeleng. "Pengen ciuman aja sama kamu. Abis itu nenen."

Sang istri menghela napas. Ia sudah pernah bilang kan soal bagaimana Yudis jika suaminya itu sedang kelelahan? Entah kelelahan bekerja atau melakukan suatu hal lain tapi ciri-cirinya sama. Dan dampaknya sama bagi dirinya. Pria tua itu selalu merengek minta dimanjakan. Ajaibnya, setelah dibelai-belai sang istri pasti keesokan harinya Yudistira langsung sehat bugar seperti tanpa pernah merasa lelah sebelumnya. Memang dasar.

Yudistira menarik wajah sang istri supaya miring ke arahnya. Laki-laki itu menyerbu bibir Shesa dengan kecupan lembut sebelum akhirnya beralih menjadi ciuman brutal.

Shesa sang istri hanya bisa menikmati. Menuruti laki-lakinya yang sedang ingin dimanjakan dan dibelai-belai. Hingga Yudistira menyudahi ciuman mesra mereka itu.

"Udah selesai belum cape nya?" tanya wanita muda itu kepada sang suami.

Yudis mengangguk. Mengeratkan pelukannya kepada sang istri sambil manja-manja menggesekkan hidungnya pada bahu Shesa. Perempuannya ini benar-benar wangi. Hingga membuatnya jatuh cinta setiap saat.

"Mandi gih. Abis itu siap-siap. Mas ga lupa kan kalo mau keluar sama anak-anak?"

Lagi-lagi Yudistira hanya mengangguk. Bergegas menuju tempat mandi dengan mudah karena sudah mendapatkan apa yang diinginkan. Laki-laki itu membasuh tubuh seperti biasa. Sambil memandangi Shesa yang masih asyik merawat kulit di depan cermin. Senyum pria tua itu tersungging.

Selesai mama dan papa bersih-bersih, gantian dua buah hati mereka yang dimandikan. Seperti biasa, keduanya didandani rapi dan tampan oleh Shesa. Keluarga kecil itu memakai pakaian dengan warna serupa untuk acara jalan-jalan hari ini.

"Mau bawa sekop sama ember ga, sayang? Nanti buat main pasir di sana." kata Yudis kepada Kama yang sedang dibantunya memakai sepatu.

Bocah itu mengangguk. Lantas menarik tangan papanya ke tempat ia menyimpan mainan. Mengambil barang-barang yang disebutkan Yudistira itu tadi.

Keduanya menuju lantai bawah tempat mama dan adek sudah menunggu. Shesa tengah menyiapkan makanan buatannya dalam kotak-kotak wadah untuk dibawa bepergian. Sementara si kecil Kemal, yang sudah menginjak delapan bulan, duduk anteng menemani mamanya.

Kama berseru berteriak kegirangan memanggil adiknya. Ia langsung naik dan berdiri di atas kursi sambil berusaha memeluk Kemal. Untungnya bayi kecil itu tidak menangis. Malah sebaliknya, Kemal bergerak-gerak gembira karena melihat papa dan kakaknya.

Yudis mengecup gemas pipi gembul putranya sebelum beralih melakukan hal yang sama pada pipi sang istri.

"Papa celalu cium mama." (Papa selalu cium mama). Ujar Kama saat melihat pemandangan itu.

Yudistira tertawa kecil. "Karena papa sayang mama." jawabnya sambil mengulum senyum.

Kama mengangguk-angguk. Lantas mengecup kedua pipi adiknya secara bergantian. Kemudian sambil berjinjit berusaha menggapai pipi mama dan papanya. Bocah itu hendak mengecup pipi kedua orang tuanya.

"Kama cayang papa, mama cama adek."

Shesa dan sang suami tersenyum bahagia karena tingkah manis putra mereka itu. Kemal yang merasa disayangi sang kakak, langsung balas memeluk erat Kama. Interaksi dua bocah itu berhasil membuat hati kedua orang tuanya menghangat.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang