[47]

18.8K 757 25
                                    

1700++ kata! vote men nya jangan lupa! awas aja yaa😏

————

"Kama mau ikut ke kantor sama papa ga?"

Si bayi kecil yang sedang digendong papanya itu mengangguk menjawab pertanyaan Yudistira meskipun ia tidak tau jelas apa maksud pertanyaan ayahnya itu. Yang penting mengangguk saja. Karena pasti papanya itu tidak mengajak macam-macam. Mungkin kalaupun macam-macam, paling mentok dimarahi mama.

"Mau, ay." lapor Yudis kepada sang istri. Laki-laki yang sudah tampan dan rapi karena didandani Shesa itu sedikit membalik badan untuk melihat ke arah istrinya.

"Mau? Yaudah mas ajak aja kalo mau. Tapi mandi dulu. Kama kan baru bangun." kata Shesa mendekati kedua laki-lakinya.

Kama memandang bergantian antara mama dan papanya. Lalu anak kecil itu bersuara. "Ma ma?" tanyanya sambil menunjuk Shesa.

"Mama ga ikut, sayang." Yudistira menjelaskan pertanyaan istrinya itu sambil membiarkan Kama dimanja mamanya dengan usapan lembut di pipi.

"Masih mau ikut?" Kama mengangguk yakin. Tubuhnya sampai terhuyung ke depan menubruk sang papa karena saking semangatnya.

Kini dua senyum bisa terukir di lebar di wajah kedua orang tuanya. Senyum Shesa adalah karena dirinya tidak perlu bersusah payah memikirkan anaknya akan kesusahan atau rewel, sementara senyum Yudistira adalah karena terlampau bahagia. Kerjanya kali ini pasti akan terasa menyenangkan karena ditemani sang buah hati tersayang meskipun sedihnya adalah tanpa Shesa tercinta.

Kama didandani dengan tampan oleh mamanya. Setelah Shesa memandikan dan memakaikan pakaian beserta minyak telon kepada buah hatinya itu, ia langsung menyuapi Kama. Double job menyuapi Yudistira juga yang merengek iri.

"Pa pa!" Kama berseru senang saat melihat sang papa juga sama disuapi seperti dirinya.

Yudistira mengulum senyum. Mengode buah hatinya dengan menaik-turunkan kedua alis. Anak kecil itu berusaha membalas dengan kode yang sama tapi tidak bisa se-menggoda papanya. Malah terkesan lucu.

"Kebutuhannya Kama yang perlu dibawa apa aja, yang?" tanya laki-laki itu kepada istrinya di tengah acara sarapan dan dirinya disuapi manja.

"Popok mungkin. Sama celana ganti. Trus cemilannya Kama, ASI, minyak telon. Udah sih itu aja."

"Ayang siapin aja, ya. Mas takut salah."

"Iya. Nanti aku yang siapin biar mas tinggal bawa."

Yudistira mengacungkan jempolnya.

Keluarga kecil itu selesai sarapan dan kembali ke kamar. Shesa menyiapkan keperluan sang anak yang akan dibawa ke kantor suaminya. Berupa barang-barang yang tadi sudah ia sebutkan.

Setelah semuanya beres, kini gantian Shesa yang mengucapkan keinginannya.

"Mas Yud, hari ini aku jadi ketemu sama temen aku. Mungkin nanti sekitar jam 10 atau jam 11 siang. Boleh?"

Yudis dengan mudahnya mengangguk. "Jangan pulang kemaleman, ya. Takutnya Kama rewel nyariin kamu." pesan laki-laki itu sambil mengusap lembut pipi wanitanya. Dijawab anggukan oleh Shesa yang langsung memeluknya dan buah hati mereka.

Dua laki-laki berbeda usia itu diantar sampai halaman oleh wanita tercinta mereka. Keduanya dengan kompak mengayunkan tangan berpamitan kepada Shesa. Dibalas lambaian tangan yang sama oleh perempuan muda itu.

"Ma ma!" Kama berseru. Memanggil mamanya untuk mengecup pipi bunda tersayang nya itu. Yudistira juga ikut-ikutan.

"Nanti sebelum ketemu Vina aku anterin makanannya Kama, ya. Jaga-jaga kalo laper Kama kan belum bisa makan sembarangan." kata Shesa diangguki suaminya.

My Boyfriend's DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang