Melarikan diri

814 97 10
                                    

Ciera memusatkan perhatiannya pada perpustakaan istana. Ia berjalan mengendap-endap entah untuk apa. Tetapi bisa jadi ia tidak di perbolehkan masuk ke dalam tempat itu.

Ciera tak tahu arah dan tempat. Ia masih kebingungan di mana harus menemukan  tempat yang ia cari. Hingga akhirnya Ciera berhasil, perpustakaan besar istana.

Benar-benar di luar bayangannya. Begitu luas dan megah, dan ia yakin akan terjebak di sana sangat lama hanya untuk mencari peta atau informasi untuk keluar dari tempat itu.

Ia akan memulai dari sisi sebelah kanan.
"Oh ya Tuhan bahkan aku tidak tahu sebelah kanan yang mana."
Ia sampai bingung memulai, Ciera berusaha mencari cari sambil melihat-lihat apakah ada buku yang ia inginkan.

Mencari jarum di tumpukan jerami, dia mendapatkan pribahasa yang tepat dalam keadaan sulit ini.

Setelah berputar-putar lama. Ia menemukan sebuah buku bersampul coklat, ketidaksengajaan membawanya pada keberuntungan.

Ciera membuka lembaran dan membacanya dengan teliti. Ia berada di halaman awal dan langsung menemukan peta istana.
"Haha, kau benar-benar cerdik Ciera"
Ciera lalu merobek kertas itu dan menyembunyikannya di balik gaunnya.
"Sekarang kita lihat tuan hantu, kau kira aku bodoh tidak bisa keluar dari sini"
Ia tidak bersikap congkak pada keadaannya, tetapi ia memuji keinginan kuat yang bisa membuahkan hasil seperti ini.

Ciera harus pergi sebelum tengah malam bagaimanapun caranya. Atau ia akan terjebak selamanya jika dirinya benar terbukti penjaga kalung itu.
Siapa yang mau menjadi penjaga kalung dan menikah?
Jika ada, yang pasti itu bukan dirinya, ada dendam yang perlu ia balaskan pada keluarga Deruche. Ciera ingin keluarga itu hancur meskipun tidak mengetahui caranya.
Ia juga ingin melanjutkan sekolah, mendapatkan pekerjaan yang layak, dan menikah dengan orang yang ia cintai bukan karena menjadi tumbal seperti ini.

Ciera kembali kedalam kamar dan menyiapkan strategi, jantungnya berdebar sangat kencang karena bersemangat dan takut. Ini kali pertamanya melarikan diri, dulu ia juga pernah melarikan diri dari asrama untuk beberapa saat hanya untuk pergi ke pusat kota.
Tapi pelariannya lebih mudah karena yang mengejarnya hanya penjaga asrama saja.
Kalau di istana ini, Ciera yakin jika ia kabur maka satu kerajaan yang akan mengejarnya.

Ia mengunci pintu kamar dan tidak membiarkan siapapun masuk. Membaca peta istana ternyata cukup sulit.
Ciera sampai terus menerus melihat dari dalam jendela.

Sampai menjelang malam pun Ciera urung membuka pintu, para pelayan istana di buat khawatir karena Ciera akan melewatkan makan malamnya.
Dan juga acara yang penting nanti malam.
Bukankah gadis itu harus di dandani?

"Nona, tolong bukalah pintunya"
Minta Giedre dengan suara yang amat memohon.

Sedangkan Ciera sedang fokus mengumpulkan kain untuk di ikat kemudian di satukan dan turun mengunakan itu dari jendela.

"Jika kalian khawatir pada makan malam aku bisa melakukannya nanti, jadi tolong tinggalkan aku"
Minta Ciera masih berkutat pada tumpukan kain di hadapannya. Ini sudah malam dan seharusnya ia sudah waktunya untuk menjalankan rencana kabur.

"Nona, Anda juga harus melakukan ritual pernikahan malam ini. Anda harus bersiap"
Tambah Giedre, entah mengapa gadis satu itu begitu sulit di bujuk.

"Kalian gila! Aku delapan belas tahun dan aku masih ingin melanjutkan masa muda ku, meskipun tidak bahagia"
Gumam Ciera mengumpat mereka semua.

"Iya aku tau, aku sedang menenangkan diri untuk pernikahan ini. Jadi tolong biarkan aku sendiri"
Alibi yang bagus, dengan begitu Ciera bisa pergi dan ketika mereka kembali hanya ruangan kosong yang akan mereka temukan. Ide bagus Ciera.

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang