...

378 47 7
                                    

Mengapa bisa Ryan adalah hewan istimewa. Ryan yang sekarang menjadi putra mahkota kerajaan ini, ternyata pernah hidup di masa lalu sebagai Ryan Evrard.

Ryan Evrard meninggal karena perang sihir kedua, memperebutkan kalung Safir. Dia meninggal saat berumur 23 tahun dan dia di berikan kesempatan hidup kembali menjadi hewan istimewa di jaman ini.

Luis dan Giedre hanya memperhatikan Ciera yang terdiam mematung sambil menatap lukisan besar keluarga Evrard di ruangan khusus.

"Luis, hewan istimewa seperti Ratu Raivia dulu bisa menjadi manusia seutuhnya bukan? Bagaimana caranya?"

Ia tidak mengalihkan pandangannya dari lukisan bertanya pada Luis.

"Em, sebenarnya aku sedikit ragu my princess tetapi yang di jelaskan oleh sejarah. Ada satu teka-teki yang harus di pecahan oleh hewan istimewa itu sendiri"

"Apa itu? Maksudku seperti apa teka teki itu"
Semakin kesini ia malah semakin penasaran.

"Bebaskan jiwa yang terantai dan temukan berlian dalam ketakutan. Yang harus kau temukan hanyalah orang yang bisa menerima mu apa adanya"

Ciera mengehela nafas, teka teki yang sedikit suli. Perduli sekali ia dengan hal ini. Tetapi ini terus mengusiknya hingga Ciera jadi melamun.

Lukisan di hadapannya, Ciera menatap penuh ke arah Ryan Evrard.
Rambut hitam dan bola mata yang berbeda.

'Pria itu menjadi serigala hitam dengan warna bola mata yang tak sama, tetapi Ryan yang dulu terlihat sangat berbeda dengan yang sekarang'

Dalam batin ia sudah bicara dan menyimpulkan banyak hal.
Ciera beralih pada lukisan serigala hitam.

Nuansa gelap dan ketegasan yang angkuh, serigala yang perkasa.

"Dia mengerikan"
Oloknya pada lukisan itu.
"Siapa yang melukis ini?"

"Tuan Louis"
Jawab Giedre.

"Tuan Luis?"
Ciera menatap ke arah rakun itu.

"Bukan aku my princess, tuan looouuuiissss. Dia pelukis istana ini"

Ciera tertawa, mereka memiliki nama yang mirip dan Luis menjelaskannya dengan lucu sehingga membuatnya tertawa.

"Tapi apa Anda yakin baik-baik saja. Chère?"

"Kau kira aku anak bayi? Aku sudah tidak apa-apa. Jika ada apa-apanya nanti aku akan menghajar si brengsek itu. Balas dendam, maka kita akan impas"

Terdengar ambisius dan berani, sayang sekali dia hanya bisa menggertak.

"Chère sepertinya kita harus segera kembali karena makan malam akan di mulai"

"Terimakasih Tuan Luis, akan ku beri sekotak kue nanti malam oke"

"Waah, anda tidak perlu merasa sungkan padaku"
Kata tuan Luis sambil terkikik senang.

Ciera melambaikan tangan lalu pergi bersama Giedre.
Ia melewati sebuah ruangan yang pintunya terbuka.
Ciera melihat Red keluar dari sana dengan mulut dan wajah kotor.

"Red? Apa yang sudah kau lakukan?"
Tanya Ciera keheranan sambil melihat ke arah ruangan itu untuk memeriksa apa yang terjadi di dalam sana.

Red terlihat tertawa senang sambil mengangkat kedua tangannya minta di gendong.

Bayi panda merah ini memakan semua buah beri dan membiarkan ruang itu berantakan.

"Jangan sampai mereka memarahi mu"
Kata Ciera lalu menggendong Red.

Red masih membersihkan tangan berbulu dengan menjilatinya.

•••

Ciera datang ke ruang makan sambil membawa Red, ia sudah merasa kesal sejak awal jika harus bertemu dengan Ryan.

Istana ini sangat besar, dan mereka jarang bertemu. Tapi mengapa ketika sekalinya bertemu Ryan pasti akan melukainya.
Apakah pria itu tidak punya pekerjaan lain daripada harus bersikap antagonis dan pemarah seperti itu.

Ini juga sebagai alasan mengapa ia membulatkan tekad untuk pergi dari tempat mengerikan ini.

Baru saja masuk ke dalam ruang makan, mereka langsung beradu pandang.
Ciera bersumpah, jika saja ia punya kekuatan. Dirinya tidak akan segan-segan berduel dengan Ryan. Meskipun ia harus mati, pertempuran harus terjadi bukan.

Ya ia tidak berharap mati juga, itu hanya sekedar kiasan dari ambisi di dirinya.

"Bisakah kau berhenti lancang. Apa kau pikir itu hal yang bisa kau lakukan? Seenaknya sendiri"

Suara yang dingin dan terdengar marah itu membuat Red menutup matanya. Bahkan hewan saja takut pada suaranya.

Ciera mengabaikannya. Jika pria itu masih punya hati dia akan meminta maaf bukannya memulai keributan.

Dia harusnya sadar Ciera bersikap begitu berani dan tidak sopan karena dirinya seakan menjadi tumbal. Hatinya sakit jiwanya seakan terkoyak kuat.

Gebrakan meja terdengar memekakan telinga. Ciera sempat terlojak dan menggerakkan gigi setelahnya.

Ia melemparkan sendok ke depan dengan sangat kencang. Denting keributan yang terjadi membuat pelayan takut dan bertanya-tanya.

Ciera kemudian berdiri dan membawa Red pergi. Di tengah langkahnya menuju pintu ia berteriak.

"IDIOT! KAU BRENGSEK!"

Dadanya naik turun karena amarah.

"Aku tidak akan pernah makan dengan hantu itu lagi"
Sumpahnya sambil berjalan cepat menuju kamarnya. Saat sampai di kamar ia masih menjadikan pintu sebagai pelampiasan amarah dengan membantingnya.

Ciera menghela nafas. Ia meletakkan Red di atas meja, ia bisa melihat wajah tak nyaman dan ketakutan dari Red.

"Maafkan aku Red, kau pasti ketakutan"

Ciera merasa bersalah pada Red.
Wanita itu lantas berbaring di atas kasur. Tetapi kakinya masih menapak di lantai.

Semuanya terasa berat karena mereka berdua berselisih. Pasti para pelayan merasa kesulitan juga.

Suara perut yang melolong terdengar sangat jelas.
Ciera mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Red.

Red menatapnya lalu ke arah perutnya bergantian.

"Stssss"
Kata Red pada perutnya sambil meletakkan satu jari di depan mulut.

Ciera tersenyum.
"Maaf ya, kau juga pastinya masih kelaparan"

Red hanya mengangguk sambil tersenyum. Ciera kemudian berdiri sambil membenarkan gaunnya.

"Kau tunggu sebentar, aku akan segera kembali dengan makanan"
Janji Ciera kemudian keluar dari kamar.

Ia akan pergi ke dapur dan meminta makanan yang tersedia untuk Red.
Tapi belum sampai di dapur, ia melihat ada banyak pelayan yang berlalu-lalang memasuki ruangan makan.

'Apa makan malam sudah selesai?'
Batin Ciera, padahal ia merasa baru meninggalkan ruang makan dua menit yang lalu.

Ciera memilih masuk untuk melihat.
Dan betapa terkejutnya dia, ruangan makan begitu berantakan.

Kacau, meja yang terbalik, kaca yang pecah. Furniture yang sudah terhempas kemana-mana, semuanya kacau seakan korban dari amarah.

"Apa Ryan yang melakukannya?"
Tanyanya pada salah satu Maid.

"Pangeran hanya sedang kesal Chère"

Ciera berdecak, kemarahannya begitu mengerikan. Apakah Sang Agung tidak salah memberikan pria hati es itu kekuatan yang begitu kuat.

Ini seperti tidak masuk akal. Mengapa ia marah, apa yang terjadi. Mengapa dia begitu emosional. Apa yang membuatnya menjadi seperti itu.

.

.

.

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang