...

249 28 8
                                    

   Ciera duduk di meja makan sendirian, Ia selalu menikmati makanan dengan tenang jika tidak ada Ryan. Tetapi, baru kali ini ia merasa ingin melihat Ryan. Semua itu jelas bukan tanpa alasan.

Ada banyak pertanyaan yang mengulang di otaknya. Dan satu pertanyaan yang sangat penting untuk dirinya adalah.
Jika Ryan berubah menjadi serigala kembali bukankah berati sejak lama kutukan itu belum hilang. Lalu bagaimana cara agar kutukan itu hilang? Siapa orang yang mampu menerima keadaan Ryan dan mencintai pria bodoh yang galak itu?

"Madame Odette sangat mencintai si raja galak itu kan. Kenapa dia tidak memberitahu saja?"
Ciera sungguh di buat bertanya-tanya tentang hal tersebut.

Tapi ia tersenyum di detik itu juga. Membayangkan hal bodoh lain.
Seperti jika ia punya rencana membantu Ryan mematahkan kutukan dan menyatukan kembali dua insan menjijikkan itu bersama lagi.

"Dan raja akan berterimakasih padaku kemudian berkata, Ciera terima kasih sudah membantu ku. Apa yang bisa aku lakukan untuk membalasnya?"
Ucap Ciera meniru cara bicara Ryan.

"Huhuhu, aku tidak menginginkan harta yang mulia, aku hanya ingin kembali. Dan aku menunjuk Odette sebagai pengganti ku, xixixixixi"
Ciera terkikik senang dengan suara yang kecil.

Pelayan yang melihat itu bertanya heran mengapa Ciera bersikap seperti itu.
Dan Ciera ia hanya sibuk pada urusnya dan terus berhayal itu bisa terjadi.

Bukankah itu ide yang bagus? Tapi berapa kali ia memikirkan itu, rasanya Ryan tidak akan membiarkannya dengan mudah.

Ciera meletakkan sendoknya dan kembali berfikir.
"Jika dia selalu berubah di saat bulan setengah lingkaran, berati ia akan berubah lagi dalam...dua belas hari"
Bulan perbani itu akan datang lagi dalam waktu kurang lebih dua Minggu.

Itulah sebabnya ia harus memikirkan cara yang bagus, jika berhasil ia bisa kembali dalam dua Minggu. Jika gagal ia harus menunggu bulan perbani selanjutnya.

Dan langkah awal yang ia lakukan saat ini adalah menemukan Ryan dan mempermulus rencananya dengan mencari tahu apa yang Ryan lakukan di rumah kebesaran Odette. Bukankah itu bukan hal yang wajar, seorang raja mendatangi mantan istrinya padahal dia memiliki istri sah.

Ciera menyendokkan satu suapan besar pie bluberi yang enak itu dan pergi terburu-buru untuk mencari informasi bahkan tanpa menenggak air sebagai penutup makan paginya.

Ia belum melihat Ryan dari terakhir kali mereka bertemu. Mungkin pria itu sengaja menghindari dirinya, padahal Ciera sudah jelas berjanji tidak akan mengatakan pada siapapun. Ia adalah gadis dari keluarga terpandang sudah seharusnya janji kecil seperti itu ia tepati.

Ia melihat Dexter tangan kanan Ryan berjalan menuju paviliun. Ia secepat mungkin melangkahkan kakinya agar bisa menghampiri pria itu.

"Hey sebentar" Ia berhasil mencegah Dexter berjalan lebih jauh. Pria itu tentu terkejut your highest  nya terlihat terengah-engah karena berlari mengejarnya.

"Apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu your highness?"

Ciera menelan saliva lantas berbicara.
"Aku mau kita bicara empat mata" Ciera dan rencana di otaknya. Ia harap Dexter adalah tipe manusia yang bisa dia ancam dengan kekuasaannya yang tak seberapa ini.

Dexter menatap ke sekelilingnya, mereka memang sudah dalam keadaan yang bisa di sebut empat mata. Tak ada orang lain di sekitarnya.

"Apakah ini adalah hal yang sangat penting yang mulia?"

"Tentu saja, ini tentang raja, maksud ku suamiku. Ryan" Ia merasa jijik saat harus mengatakan dengan jelas jika Ryan adalah suaminya. Itu lebih menggelikan dari memegang seekor ulat bulu.

"Aku tau kalau kalian mengunjungi mantan istri pria itu-"

"Anda cemburu Your highness?"

"Apa?"
Ciera yang tadi sedang memulai kalimatnya dengan kewibawaan kini menatap geli. Keningnya berkerut amat dalam, itu adalah ekspresi yang menjelaskan jika ia merasa begitu jijik.

"Tidak, itu menjijikan. Ayolah aku cemburu pada pria tua itu hah, mustahil" Dia membuang muka saat memikirkan betapa mengerikannya hal itu. Sejenak ia hampir lupa jika sedang mengintrogasi Dexter. Pria itu tertangkap matanya sedang tersenyum padanya.

"Hey dengar, cukup jelaskan apa yang pria itu lakukan di rumah madame Odette? Kau pasti mengerti aku cukup kuat hanya untuk membuat mu buka mulut. Aku ratu mu kan"
Sejujurnya Ciera amat payah dalam keahlian mengancam, pada kenyataannya Dexter sama sekali tidak terlihat terintimidasi ataupun terusik.

"Yang mulia raja datang untuk meminta teh herbal kesukaan ibu suri. Sampai akhirnya beliau pergi, raja tak memiliki alasan lain untuk datang ke sana" Dexter menjelaskannya dengan amat tenang membuat Ciera merasa terolok.

Seakan Ciera telah menuduh hal yang tidak-tidak dan menjadi gadis ceroboh nan bodoh.

Ia melupakan banyak fakta. Pertama jika almarhum ibu suri menyukai teh herbal dan kedua jika Dexter pasti membela Ryan.
Satu-satunya hal yang tak ia duga adalah, jika pria itu datang menemui Odette hanya untuk mengambil teh herbal.

Sejenak Ciera hampir percaya itu dan tidak memiliki alasan lain untuk bertanya lagi.

"Hey tunggu dulu, memangnya harus Pria tua itu yang mengambil teh herbal? Apapun keadaannya tetap terasa ganjil jika raja datang ke rumah mantan istrinya, mengambil teh herbal bukan sebuah alasan yang kuat" Ujarnya.

"Masuk akal saja saat Anda cemburu saat mengetahui yang mulia datang bertemu wanita lain. Itu sudah sewajarnya"

Perkataan Dexter membuat dirinya ingin muntah. Ia tidak menyukai itu, ia bahkan tidak mengganggap penting kehadiran Ryan sebagai seorang manusia. Bagaimana mungkin ia merasa cemburu.

Ciera sengaja menghela nafas dengan keras, bukan hanya Ryan tapi tangan kanan pria itu sama menyebalkannya.

Dexter menunduk sambil tersenyum ramah lalu pergi dengan sopan. Meskipun sopan Ciera tetap merasa di ejek, tak ada satupun yang bisa ia percaya saat ini.

Ia harus kembali memikirkan hal lain. Dan seketika ia punya ide lain, segera dirinya melangkah kembali ke kamar dan mencari secarik kertas dan mulai menulis surat.

Giedre melangkah masuk ketika Ciera dengan getun dan bersungguh-sungguh menulis di atas tempat tidur.
Gadis itu mendekat sambil menatap penasaran, ia padahal berniat menawarkan teh herbal.

Ciera terlihat berhenti menulis sambil berpikir sejenak lalu kembali menorehkan tinta hitam, hingga akhirnya dia melipat kertas itu dengan wajah secerah matahari.

Dia menatap Giedre sambil menyerahkan kertas tersebut sambil berkata.

"Kirim surat ini pada Odette"

Giedre mengerjapkan mata kebingungan, walaupun begitu ia tetap meraih surat yang Ciera tulis.

"Saya harap Anda tidak memulai perang lagi Yang mulai"

"Tidak, no, no, no, no" Sanggahnya sambil menggelengkan kepala.

"Apakah ini salah satu rencana mu membuat yang mulia raja marah?"

"Ahs Sudah ku katakan aku tidak akan melakukannya. Tenang saja, cepat kirim benda itu. Ssuh ssuh ssuh" Usirnya.

Dia tersenyum senang, hampir seperti orang jahat di lakon drama.

.

.

.

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang