...

370 46 0
                                    


Ciera berjalan menuju ruangan ibu suri dengan semangat. Ia akan makan dengan tenang hari ini, ia sangat senang karena hal itu.

Saat ia masuk ibu suri terlihat sedang duduk di ranjangnya sambil meminum air.

"Selamat pagi yang mulia"
Sapa Ciera.

"Princess apa yang membuat kau datang kemari"
Ibu suri terlihat senang melihat Ciera datang.

"Mengajak Anda sarapan bersama"
Ciera meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja dan menunjukkan bubur panas yang menggugah selera.

Ibu suri tersenyum.

"Pasti kau tidak mau makan bersama Ryan karena kemarin"
Tebak ibu suri.

"Yaa, sejujurnya itu salah satu alasan, tapi aku berpikir ibu suri perlu teman saat sakit. Di asrama dulu teman-teman ku begitu perhatian padaku. Jadi ibu suri juga perlu"

Mendengar ucapan Ciera ibu suri lantas tertawa kecil.
Gadis yang menggemaskan.

"Apakah ibu suri sudah lebih baik."

Pusat yang tidak bisa di sembunyikan, jika beliau mengatakan baik-baik saja mungkin itu ucapan bohong.

Ayolah, Ciera bukan anak umur 5 tahun yang mudah di tawarin permen.

"Sedikit"

Jawaban yang tidak di sangka.
Rene meraih tangan Ciera. Tangannya terasa hangat dan kering. Sudah berapa lama ibu suri sakit, ia kira ini sepertinya menjadi lebih buruk dari yang kemarin.

"Bisakah kau berjanji?"

Ciera hanya menatap bingung wajah Rene. Ia tak pernah berjanji lagi setelah ibunya meninggal, terakhir kali ia berjanji Ciera mengingkarinya. Iya, itu janji yang ia buat dengan Ryan. Mana mungkin ia tepati janji itu, petaka yang ia bawa.

"Mungkin agak sulit bersama Ryan melihat dia menyakitimu berkali-kali. Namun, aku berharap kau akan terus berusaha mengerti pria itu. Aku sedikit khawatir Ryan menjadi pria yang pemarah dan tidak di cintai rakyatnya"

Ryan bodoh, lihatlah ibu suri sampai memohon padanya.

Ciera hanya diam. Mana mungkin ia berjanji setelah jelas-jelas tahu tidak sanggup menepati janji tersebut. Ia hanya akan mengecewakan ibu suri.

"Tolong Ciera. Aku tidak bisa percaya dan berharap pada siapapun selain padamu"

Ciera tidak bisa menahan perasaannya ketika melihat Rene memohon dengan sangat dan tulus.

"Baiklah aku berjanji"
Itu terdengar sangat berat ketika ia mengatakannya. Tetapi melihat ibu suri yang lega dan bahagia rasa berat itu terasa hilang.

• • •

Yah semoga saja Sang Agung tidak marah padanya karena janji yang bisa ia ingkari itu.

Ciera melihat kereta kuda yang terparkir di luar istana. Ada beberapa pelayan Ryan juga Dexter di sana.
Ciera yang berada di balik pilar mendekat untuk mendengarkan kemana kereta itu pergi.

"Apakah tidak lebih baik menggunakan mobil tuan Dexter? Kereta kuda mungkin lebih lama jika mengantar pangeran menuju desa"
Kata kusir kuda itu.

"Desa? Apa itu melewati hutan?"

Oh Ciera ayolah kau baru saja mengikat janji barusan. Apa kau akan mengkhianati kepercayaan orang secepat itu. Betapa teganya kau.

"Tidak tuan Igo, pangeran sendiri yang memintanya."

"Baiklah"
Kata Tuan Igo mengerti keinginan yang di sampaikan pangeran.

"Chère?"

"Ya ampun!"
Ciera terkejut, padahal ia sudah berkonsentrasi tadi.

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang