menjadi putri

810 92 9
                                    

______________
_______

Pengumuman ini sudah menyebar ke seluruh negeri, bahkan ke pulau lain.
Mereka ikut bahagia bukan main. Setelah lamanya akhirnya ada penerus yang menjaga kalung itu.

Meskipun sekarang mereka sudah ada di jaman modern, keyakinan pada segala tradisi tidak akan pernah luntur.

Ciera terbangun karena mimpi buruk. Gadis malang yang selalu diusik oleh mimpi.
Ciera terbangun di ruangan berbeda, tak ada aroma kue dan vanila di kamar itu melainkan aroma woody yang cukup segar.

Ruangan yang di sinari sedikit matahari dari satu celah tirai yang terbuka. Sepertinya memang tak ada satupun orang yang berniat menganggu dirinya.

Ciera terdiam dengan wajah suntuk, tak perlu ada yang mengingatkan siapa dirinya sekarang. Ciera masih ingat itu, jadi lebih baik tidak perlu dibahas.

Ciera berdiri untuk melihat dunia luar yang sudah terang, ia kemudian berdiri di depan cermin tanpa sengaja.
Melihat penampilannya dengan dua nuansa baru yang ada dirinya.

Kalung itu, pigmen warna biru yang terlihat seperti bercahaya. Bisa-bisanya mereka percaya pada gadis 18 tahun mampu menjaga benda keramat ini.
Dan cincin berlian yang berkilau di jari tangannya. Ciera berusaha melepaskan benda tersebut tetapi begitu sulit, benda itu seperti menempel dan tak mau bergeser sedikitpun dari jarinya.

"Bagaimana dengan ujian ku, teman-teman ku, nenek ku?"
Gumam Ciera dengan mata yang terlihat kosong.

Ciera bangkit dari ranjang, ia harus kembali menyusun strategi atau apapun yang bisa membebaskan dirinya dari ini semua.
Ia mungkin harus kembali ke perpustakaan mencari banyak buku tentang tradisi ini atau ikut menjadi penyihir agar bisa membalas Ryan.

"My princess"
Para pelayan masuk ke dalam kamar dan itu membuat dirinya sedikit kesal.

"Aku bukan putri kalian jadi jangan panggil aku begitu"
Ciera melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap sinis mereka semua.

Para maid itu terlihat saling melirik karena takut untuk melakukan sesuatu jika Ciera sudah menolaknya sejak awal.

"Maafkan kami my princess, namun ini adalah peraturan kerajaan untuk memanggil Anda begitu"

"Apakah kalian yakin melihat ku seperti putri kerajaan ini hm?"
Tanya Ciera kesal, ia ingin pulang dan ia benci kenyataan bahwa asrama terasa lebih menyenangkan.
Ciera masih mengeluarkan umparan kebenciannya pada saat ini.

"Harap memanggil tuan putri dengan *chère saja, aku pikir tuan putri tidak akan terbiasa dalam waktu dekat"
Bisik Giedre pada maid lain di sampingnya.

"Baiklah chère, hari ini anda harus bersiap-siap untuk mengambil beberapa pelajaran tata Krama kerajaan sebelum datang pada perayaan istana nanti malam."

"Tidak, silahkan kalian semua keluar"
Ciera masih memberikan tatapan tegas pada mereka.
Mereka tentu saja tidak berani mengambil keputusan setelah Ciera yang memiliki kekuasaan berkata menolak.

Mereka keluarkan menuruti perkataan Ciera. Tapi, di saat itu ada Ryan sedang lewat bersama Nicolas melihat dengan bingung.

"Ada apa?"
Tanyanya berhenti sambil menatap kearah kamarnya.

"Maafkan kami your majesti, tuan putri menolak untuk mempersiapkan diri untuk acara nanti malam"

Ryan menghela nafas, terlihat wajahnya yang tidak suka dengan hal ini. Tanpa bicara kata apapun Ryan melangkah menuju kamarnya dan menutup pintu.

Ciera tersentak kaget saat mendapati ada orang yang ia hindari di sini.
Ia menegaskan rahangnya dengan perasaan sedih dan kesal yang bercampur aduk.

"Bisakah kau berhenti menolak? Kau sendiri tau kau adalah orang nya"
Suaranya rendah Tapi penuh penekanan

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang