...

473 62 1
                                    

Tanpa Ciera ketahui seluruh istana kembali mencarinya. Gadis yang suka membuat kehebohan.

Ia masih duduk di bawah pohon sambil bicara pada hewan-hewan. Ini adalah hal yang luar biasa untuknya karena akhirnya bisa mengerti apa yang hewan katakan.

Tomy si tupai mengendus-endus refleks hidungnya ketika ada sesuatu yang baru.

"Apa kau mencium sesuatu Rof?"

Rof ikut mengendus dengan kepala yang bergerak untuk mendengarkan apakah ada sebuah ancaman.

"Seperti aroma kemarahan"
Kata Tomy.

Rof menoleh kebelakang dan tiba-tiba ia terbang. Melihat itu Tomy ikut pergi.

"Aaa!"

Ryan berdiri sambil berkacak pinggang.

"Apa kau lupa pada janji mu?"
Tanyanya garang.

"Apa?! Aku tidak kabur"
Ciera membela diri.

Ryan menggerakkan tangannya dan mulai muncul percikan cahaya.

"Baiklah! Baiklah!"
Ciera lantas berdiri dan menggendong Red. Ia jengah karena hal ini.

Melihat hal itu hewan-hewan yang lain hanya menatap sampai Ciera pergi.

"Kau benar Tom, itu bau amarah"
Kata Rof.

Ciera berjalan menuju ruang makan sedangkan Ryan ada di belakangnya. Para pelayan tak berani melakukan apapun ketika Ryan sudah turun tangan.

Ia terpaksa makan meskipun tak begitu lapar, ini karena ia telah memakan apel yang para hewan itu berikan. Hari yang payah, entah kapan ia mendapatkan kebebasannya kembali.

Saat ini Ciera butuh seseorang yang dapat mewakilkan dirinya untuk melempar batu besar ke kepala Ryan.
Atau ia yang akan melakukannya sendiri.

Segera ia menghabiskan makanan di piringnya dan pergi bersama Red.

"Selalu bawa Giedre bersamamu"
Perintahnya.

"Dasar banyak omong"
Cerca Ciera.
Giedre datang dengan sopan juga senyuman. Tapi Ciera hanya menatap sinis, bukankah banyak pelayan yang mengeluh tentang dirinya. Ia pikir mereka akan senang jika Ciera tak mengacau bukan?

Ciera masih cemberut serambi berjalan menuju ke perpustakaan.

"Maafkan pelayan kami Chère"
Kata Giedre, mungkin gadis itu bisa menebak-nebak apa yang menjadi penyebab semakin berulahnya Ciera.

"Untuk apa kau meminta maaf?"
Jawabannya masih ketus.

Giedre tahu jika para pelayan membicarakan Ciera semalam, dan ia juga melihat Ciera yang berlari sambil menangis.

"Ucapan para pelayan tak bisa di toleransi. Aku berjanji tidak akan ada ucapan seperti itu lagi terdengar Chère"

Ciera menghela nafas dengan bahu yang lemas.

"Apa aku sejahat itu ha?"
Tanyanya pada Giedre.

"Tidak Chère"

Dia kembali terdiam, bukan sifatnya memendam kesal terlalu lama. Dan lagi ia juga bukan orang penting yang punya watak arogan yang hanya mau di mengerti.

"Terimakasih Giedre"

Giedre menatap Ciera.

"Ini sudah menjadi tugasku Chère"

Dari lantai dua ia bisa melihat beberapa berjalan bersama menuju ke dalam.

"Apa dia pelukis?"
Tanya Ciera, mereka pernah bertemu bukan. Kalau ia tak salah ingat kemarin.

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang