"Haaaahh, ya ampun. Kaki ku keraaammm"Ciera duduk di lantai sedetik setelah tuan Louis mengatakan lukisan mereka selesai.
Ryan menatap Ciera sejenak, pria itu masih berdiri tegap kemudian melepaskan jubahnya.
Ciera tidak seharusnya duduk di lantai seperti itu karena itu tidak pantas.Ciera sedikit terkejut ketika tiba-tiba ia berdiri dengan sendirinya dan langsung menatap tajam ke arah Ryan.
Ini pasti ulah si pria itu, mana mungkin ia bisa berdiri sendiri jika tanpa sihir."Kau harus mengulang pelajaran Nyonya Heva"
Katanya dengan jarak yang cukup dekat."Aku benci wanita itu"
Akan ia katakan dengan terang-terangan jika ia benci menjadi ratu.
"Aku mau melihat lukisan ku"
Ciera berjalan riang menuju ke tempat Tuan Louis berdiri."No,no,no,no my queen. Anda belum bisa melihatnya dulu"
Larangnya sambil menghadang agar Ciera tidak bisa melihat lukisan itu bahkan hanya sekilas."Kenapa? Itu sudah selesai kan?"
"Tapi masih kurang, akan aku selesaikan detailnya. Jadi Anda harus bersabar"
Jelas tuan Louis membuat bahu Ciera turun dengan kecewa.Tuan Louis harus tau rasanya kesemutan agar ia tidak membiarkan Ciera menunggu dua jam setengah, dengan rasa kesal tetapi tidak bisa melihat secara langsung lukisan dirinya.
Ciera menatap jengah lalu pergi, ia harus bersabar lagi untuk kali ini. Jika saja lukisannya jadi buruk akan ia pecat dan kirim tuan Louis ke Padang pasir.
Ciera terkikik, memikirkan hal itu membuat dirinya jadi geli. Padahal ia yakin jika dirinya tak mungkin melakukan hal tersebut.
"Bisakah kau cari kaus yang ringan dan nyaman Giedre? Aku terkadang merasa sulit bergerak bebas dengan rok yang panjang itu"
"Maaf yang mulia, tapi udara saat ini sedang dingin" Giedre kemudian menatap sekitarnya untuk berbisik. "Anda juga tidak bisa mengenakan kaus sembarangan, aku takut raja tidak menyukainya"
Ciera menyinyirkan bibir.
"Aku tidak perduli dia suka atau tidak. Yang aku inginkan hanya kenyamanan."Ia mengedarkan pandangannya ketika hendak kembali ke kamar tapi langkanya makin melambat melihat seseorang berdiri di depan pohon.
Ciera menghampiri pria itu yang terlihat menguarkan rasa sedih yang tidak terlihat namun ia bisa merasakan.
"Tuan Nicolas, apa yang kau lakukan di sini?"
Tanya Ciera penasaran pada salah satu orang yang ia kenal sangat baik."Ah, yang Mulia. Pohon ini hampir mati kemarin. Ada banyak tanaman benalu saat penjaga taman memeriksanya. Tapi nampaknya pohon ini akan baik-baik saja"
Ciera menatap pohon itu. Ia mengerutkan kening lalu berkata.
"Tapi pohon ini jadi terlihat jelek, lihatlah beberapa batangnya yang hilang. Pohonnya seperti manusia yang salah potong rambut, pohonnya terlihat botak"
Nicolas tertawa lepas, dan Giedre tertawa kecil. Ucapan Ciera terlalu jujur tapi ia mengungkapkannya dengan sedikit kata-kata yang tidak di ungkapkan oleh lain.
Ciera sebenarnya heran mengapa dua orang itu tertawa, ia hanya tersenyum kaku ikut saja suasana saat itu.
"Ibu suri meminta aku untuk menjaga kalian, yang mulia. Anda bisa mengatakan apapun padaku jika sedang kesulitan"
"Terimakasih Tuan Nicolas"
Padahal ia tidak butuh penjagaan. Ia hanya butuh kebebasan. Namun, ia mengetahui mereka memiliki kekhwatiran padanya.Ciera menatap ke arah lorong luar istana. Ryan terlihat sedang berjalan terburu-buru bersama Dexter dan beberapa orang mengikuti di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Escape [ Completed ]
FantasyGadis pilihan harus menikah dengan hantu untuk menjaga kalung safir keluarga Evrard. Ciera seorang wanita biasa yang berusaha belajar dengan sungguh-sungguh di bawa oleh seorang pria ke dunia lain untuk di nikahi secara paksa... Kabur? Ia sudah mela...