...

227 32 5
                                    

"Cukup" Suara paman John menyela, nadanya yang rendah tanpa menghilangkan perintah tegas mereka semua terdiam.
"Tak ada lagi perbincangan sampai makan pagi selesai, termasuk juga kau Veronica"

Paman John menyelamatkan keadaan kritis ini. Ciera harus kembali duduk walaupun ia merasa menghilang adalah keadaan yang beribukali lebih baik.

Entah apa yang membuat Wanita tua bernama Veronica merasa dia adalah seorang manusia yang penuh kegagalan dan tak pantas untuk apapun. Namun, ia sadari jika wanita itu terus membahas tentang Odatte.

Ketidaknyamanan berlangsung selama hampir satu jam lebih. Paman John tidak segera meninggalkan meja makan di mana Veronica masih ada di sana. Pria itu bahkan terlambat berangkat bekerja, benar-benar tak ada obrolan apapun seperti yang Paman John perintahkan.

Wanita itu lantas berdiri, ia mengetahui dengan jelas jika ingin bicara dan mengatakan hal ketus John dan Mary tak perlu ada di dalamnya sebagai penengah.

"Aku berharap bisa bertemu denganmu lagi nak" Nada bicara yang tak sedap.

Baru kali ini ia harap itu tidak akan pernah terjadi.

Seiring wanita itu berjalan ke luar di saat itu juga paman John mulai berkemas.

"Aku serahkan padamu" katanya sebelum pergi pada Marry. Ia menyapa semuanya dan ikut melangkah pergi.

"Pergilah mengganti pakaian Ciera" Dengan sifat perhatiannya ia tahun gaun yang Ciera pakai terasa lengket karena tumpahan dari kandungan gula.

"Baik" Benar-benar ini yang ia nantikan saat bisa bernafas lega.

Ia memiliki sebuah potongan baju dan rok di dalam lemari. Setelah menggantinya ia berharap bisa bertanya sesuatu atau melakukan sesuatu. Kehadiran Veronica yang secepat kilat tadi seakan menganggu ketenangan hidupnya.

"Aku harap kau tidak merasa terganggu Ciera"

Ia mendapati Ryan bersandar di dinding sambil membenahi letak jam tangannya ia lantas menyilangkan kedua tangannya.

"Tentu saja aku terganggu, ternyata ada orang lain yang membenci ku selain para pelayan"

"Odatte adalah murid kesayangan Bibi Veronica, kau pasti mengerti betapa ia sangat berati"

Ciera melarikan tatapannya ke langit-langit kamar, melihat pemandangan dengan gambaran yang indah membuatnya sedikit tenang.

"Dia lebih mengerikan dari nyonya Heva. lagipula kenapa kau harus menyebabkan masalah dengan menceraikan Odatte?"
Ia tak tahan untuk tidak menyalakan Ryan. Pria itu punya kekuatan kenapa harus peduli pada peraturan itu.

"Mengikuti peraturan istana adalah keputusan ku. Tak ada yang berhak menanyakan kesediaan ku"

Ia seakan memancing amarah Ryan. Pria itu benar, mematuhi peraturan istana adalah keputusan yang tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun. Lagipula pria itu juga sudah berkata jujur jika yang ja inginkan hanyalah menjaga istana dan negaranya tak perduli ada sesuatu yang yang perlu korbankan termasuk cinta.

Ciera menunduk sambil memainkan jarinya, ia takut jika Ryan marah, dan pria itu akan melemparkannya lagi keluar ruangan. Ia tak mau itu terjadi, meskipun ia sudah berjanji akan bersikap baik yang sudah orang marah sulit untuk bisa di kendalikan.

"Aku minta maaf karena sering kabur dari pelajaran etiket wanita bangsawan. Nyonya Heva pengajar yang buruk" Katanya dengan jujur.

"Lain kali kau harus mengikuti kelas itu sampai selesai" Ryan menghembuskan nafasnya lelah, punya satu istri saja bisa semelelahkan ini.

Ia hendak turun untuk pergi ke perpustakaan tapi Ciera melangkah mendekat sambil menariknya.

"Ngomong-ngomong ini sudah hampir waktunya bukan? bisakah kita bermalam bersama?"

"Apa?!" Seakan di sengat listrik Ryan melangkah mundur satu langkah.

Ciera menatap bingung dengan reaksi berlebihan tadi.

"Apa yang kau bicarakan?" Tanyanya lagi, bermalam? Apa wanita ini punya pikiran yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya? Nampaknya ia salah menilai Ciera adalah wanita naif yang ceroboh.

"Bulan setengah lingkaran, kenapa reaksi mu berlebihan. Kau akan berubah menjadi serigala dalam lima hari bukan?"

Ia mendesah, sepertinya ia yang terlihat bodoh sekarang. Ia tak menyangka bermalam yang di maksud adalah malam dirinya menjadi serigala.

"Jadi aku boleh melihat mu lagi? Sejujurnya aku masih penasaran dari malam pertama kejadian itu"

Ryan terdiam, ia menatap ke arah Ciera. Wanita itu jelas berharap ia mengatakan iya, dia menunggu dengan senyuman dan rasa penasaran yang tersirat.

Ia punya sebuah alasan kuat dimana menjadi serigala di hadapan siapapun adalah hal buruk. Itulah mengapa kutukan ini begitu menyiksanya. Tapi wanita muda di depannya begitu berbeda, ia malah mengharapkan dirinya berubah menjadi mengerikan hanya untuk membuktikan keingintahuannya yang sederhana.

"Aku punya beberapa peraturan, jadi kau harus berjanji tidak akan melanggarnya"

Ciera menganggapnya sebagai perkataan iya dan mengangguk setuju.

.

.

.

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang