.
.
Mana mungkin Ciera bisa tenang, pastinya Ryan akan berpikir buruk tentang dirinya. Ia bahkan menggoda pria itu semalam meskipun dalam keadaan tak sadar, itu amat memalukan. Entah seberapa banyak yang pria itu lihat, ia hampir mengacak-acak rambutnya tapi menahan karena Ryan masih ada di sana.
Ciera merasa terkejut saat melihat seorang wanita paruh baya dengan coktail hat berwarna merah di kepalanya terlihat memasak mimik wajah yang tegas, atau memang dia berusaha menjadi tegas. Dia membawa sebuah tongkat, kedua tangannya juga menggunakan sarung tangan.
Ciera menatap penasaran, bertanya-tanya siapakah wanita yang tampak seperti nenek sihir itu. Di saat yang bersamaan ia berusaha menutupi keadaannya yang tak sopan itu.
"Aku tau ini terlalu pagi, tapi aku sungguh tidak sabar untuk bertemu dengan ratu baru"Sambil berkata dengan nada yang anggun wanita itu menghampiri Ciera.
"Tidak ada kabar jika Anda berkunjung" Ryan tak menyangka wanita itu datang sepagi ini hanya untuk melihat Ciera.
Tatapannya sinis saat memperhatikan Ciera. Meskipun demikian Ciera sudah mengusahakan senyuman yang tulus dan ramah terlepas seberapa berantakannya penampilan pagi ini.
"Ah, dia lebih mengerikan dari yang ku bayangkan"
Mendengar ucapan itu tidak mungkin matanya tak melotot bertanya dengan isyarat. Pernyataan yang sungguh tak terduga.
"Segera temui aku di bawah wanita muda"
Katanya lantas berbalik dan mulai pergi.Ciera kini yang memberikan tatapan sinis juga mencibir.
"Bibi Veronica, dia sepupu ibuku. Aku berharap kau bersiap pada sikap yang akan kau hadapi nanti"
Ryan mengerti Ciera butuh penjelasan, wanita itu kembali pada sifat awalnya yang suka mengutuk orang entah dari ucapan atau tatapan."Aghrr apa mimpi indah berarti hari yang sial untuk ku?" Runtuknya sambil berjalan sambil melambaikan tangan di udara.
Setelahnya, mereka makan bersama dengan tamu yang tak di duga. Bibi Veronica menatap Ciera dari balik mejanya. Benar-benar tatapan menilai yang amat menganggu. Bahkan ia tak berani bergerak atau mengendurkan senyum, wajahnya terus tersenyum sejak awal datang hingga duduk. Seluruh otot wajahnya seakan kaku dan keram.
"Berapa lama kau belajar etiket wanita kerajaan?"
Ciera yang tadinya sedang mengulurkan tangan untuk mengambil roti kering kembali menarik tangannya.
Ia gelagapan untuk bercerita yang sesungguhnya. Karena di saat itu ia selalu kabur dari pelajaran nyonya Heva. Mana mungkin ia tahan dengan segala yang wanita itu ajarkan. Dan saat ibu suri menginggal ia bahkan selalu mencari alasan untuk tidak menemui wanita itu.
"Seminggu" Ia bahkan tidak yakin.
"Apa begini caramu mempersiapkannya? Sampai saat ini Odatte tidak bisa menggantikan siapapun" Ia kembali mengatakan sesuatu yang entah di tujukan pada siapa. Apakah ini karena Ciera atau memang Odatte adalah keponakan wanita tua itu.
Ryan hanya melirik sedikit dan mulai memberikan penjelasan.
"Dia bukan berasal dari dunia ini, tentu saja Ciera sedikit kesulitan""Kau harus memaklumi itu Veronica" Kata bibi Mary, ia tahu Ciera dalam keadaan yang terpojok saat ini. Menjadi penjaga kalung terpilih dan sampai pada kedudukannya saat ini bukanlah keinginan Ciera, maka dari itu mereka berusaha tidak membebankan apapun.
Wanita itu mengedipkan mata, ia nampak berusaha sabar dan menerima.
"Tentu dia tetap harus menjalani banyak pelatihan"
Dia kini terlihat lebih bisa mentoleransi.Ciera akhirnya punya waktu untuk meraih gelas teh dan menyeruputnya perlahan.
"Jadi sudah berapa kali kalian sudah berhubungan suami istri?"
Di saat itu keributan langsung di mulai. Saat teh yang Ciera minum keluar dari mulut dan hidungnya.
Sungguh pertanyaan yang benar-benar memukul keluar jantungnya."Oh ya Tuhan. Kau sangat..." Bibi Veronica berusaha menghindar dari cipratan air dan segala hal yang membuatnya jijik.
Ciera terbatuk keras di saat yang lain ikut berdiri untuk memberikannya serbet atau membersihkan beberapa tumpah teh di atas meja berlapis kaca tebal.
"Maafkan aku, sungguh maafkan aku" Di sela nafasnya yang hampir habis ia harus mengucapkan kalimat itu.
"Bibi ku mohon" Ryan menatap bibinya.
"Itu pertanyaan penting, kau adalah satu-satunya raja dan yang bisa kita harapkan dari wanita itu hanyalah penerus"
Ketegasan yang tak berkurang sedikitpun membuat suasana pagi hari menjadi sangat kacau. Seperti api yang di lemparkan kaleng dan bensin. Bahkan Ciera belum mengambil nafas lega ketika kalimat ke dua terucap.
"Sudah ku katakan, menceraikan Odatte adalah keputusan buruk" Ia menatap Ciera dari atas sampai bawah. "Jika kau memang mengerti posisi mu, seharusnya kau lebih pandai menjaga sikap mu anak muda"
"Cukup"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Escape [ Completed ]
FantasyGadis pilihan harus menikah dengan hantu untuk menjaga kalung safir keluarga Evrard. Ciera seorang wanita biasa yang berusaha belajar dengan sungguh-sungguh di bawa oleh seorang pria ke dunia lain untuk di nikahi secara paksa... Kabur? Ia sudah mela...