angsa

232 32 0
                                    

Ia sudah ada di dalam selimut dan posisi paling nyaman, akan tetapi matanya masih amat segar menatap langit kamar. Saat itu sebuah pertanyaan berusaha menyerbu keluar dari mulutnya. Memaksa pita suara bergerak terutama saat melihat Ryan yang naik ke atas tempat tidur sambil membawa sebuah buku.

Pria itu amat rajin dan pintar, Ciera tahu itu karena Ryan kerap kali membaca banyak buku dengan bahasa Prancis.

Kembali lagi pada pikirnya, Ciera takut di duga aneh saat menanyakannya tapi ia tidak tahan untuk memastikan hal tersebut.

"Kau tidak akan melakukannya kan?"

Ryan menoleh dengan penasaran, Kasur mereka begitu luas, dan Ciera ada di ujung nya sedang Ryan juga ada di ujung kasur satu lagi membuat mereka terlihat saling bermusuhan.

"Tentang apa?"

"Sex, kau tak akan melakukan itu padaku kan"

Ryan menurut bukunya dan memiringkan satu ujung bibirnya.

"Entahlah aku tidak yakin"

Itu bukan jawaban yang ia harapkan sehingga Ciera menarik selimutnya lebih tinggi. Ia menjadi waspada dan bicara kembali.

"Kau bilang tidak tertarik pada wanita seperti ku, apa kau lupa ha!"

"Bukan berarti aku tidak akan melakukannya" Pungkas Ryan dengan jujur, Ciera adalah wanita muda yang cukup rupawan, siapa yang akan menolak wanita perawan? Terutama ia pernah melihat beberapa bagian dari wanita itu. Tentu saja ia sebagai pria waras tergoda.

"Menjauh kau"

"Kau sedang bicara pada pria dewasa berumur hampir tiga puluh tahun"

Ucapan itu membuat dia menelan saliva, Ciera memperketat kewaspadaannya.
Ryan benar, ia sedang bicara ada pria dewasa. Sedangkan dirinya adalah wanita yang nol dalam hal percintaan apalagi sentuh menyentuh, bahkan ia tidak mendapatkan kesempatan untuk memilih seorang kekasih.

"Berjanjilah kau tidak akan melakukannya" Katanya dengan paksaan.

"Sudah ku katakan aku tak pernah yakin"

Ciera melemparkan bantalnya dengan cepat sehingga benda empuk itu menghempas wajah Ryan cukup kuat.

"Berjanjilah!"

"Tidak" Katanya santai sambil bersandar pada kepala ranjang.
"Memang siapa kau mengatur seksualitas ku"

Ciera kembali melempar bantal yang ada di sekitarnya, tapi Ryan dengan cepat menangkap bantal itu dan memeluknya erat sambil berpindah posisi menyamping.

Ia sudah memberikan keputusan jika ia mungkin saja tergoda untuk menyetubuhi Ciera walaupun tak yakin, jadi ia tak akan berjanji pada omong kosong.

"Sialan" Bentaknya, tapi Ryan tak merespon apapun. "Aku tidak akan tidur, tidak akan!"

Ciera tidak akan tidur malam ini, terserah saja. Menjaga dirinya tetap utuh adalah keinginannya, ia tahu umurnya sudah cukup, ia juga sudah menikah tapi itu tidak boleh terjadi padanya.

Pada akhirnya ia tidak sengaja tertidur, Ciera tetaplah Ciera. Ia bangun seketika saat mengetahui di luar sudah cerah setelah berusaha mengintip sinar yang berusaha masuk.

Ia melotot hingga bola matanya seakan akan keluar. Ia mungkin tidak akan bisa memperbaiki sifat naifnya yang menempel erat seperti lem.

"Nampaknya kau tidur dengan nyenyak"

Ia mendengar suara dari ambang pintu. Ryan sedang berdiri sambil memegang cangkir yang asapnya mengepul keluar.

"Tidak, aku bangun dari tadi"

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang