...

676 88 7
                                    

Tak bisa menghindari para pelayan yang terus mengejarnya layaknya lebah menginginkan bunga. Ciera menurut saja pada mereka dengan perasaan terpaksa.

Lihat dirinya di depan cermin. Gaun warna putih yang di hiasi lukisan bunga warna muda, sedikit bordir emas yang ia yakini dari benang berlapis emas asli.
Dan lihat bentuk tubuhnya, perutnya yang terlihat kecil seperti gadis kekurangan gizi.
Para pelayan menarik tali korset sangat ketat hingga ia sulit bernapas.

"Mereka merencanakan pembunuhan untukku sepertinya"
Gumam Ciera berusaha bergerak karena ia merasa tubuhnya bergerak seperti robot. Kaku.

Suara alunan musik kerajaan terdengar samar. Ciera menghela nafas panjang, ini seperti acara menumbalkan seseorang baginya.

"Chère, semua orang sudah menunggu"
Giedre selesai memasangkan jepit berkilau di rambut Ciera.

Ciera mencoba berjalan meskipun tubuh atasnya terasa kaku, efek dari korset yang begitu ketat.
Ia berada di ujung tangga di saat Ryan berjalan ke arahnya.

Dasar menyebalkan.

Laki-laki tanpa hati.

Wajah kulit kayu.

Hantu brengsek.

Tidak punya otak.

Ku harap kau menderita.

Itu yang tersebut dalam hati Ciera sebelum tangannya terulur.
Ciera tetap menjaga tangannya di bawah, ia tak pernah sudi untuk hal ini.
Tatapan Ryan padanya terlihat penuh ancaman.
Ryan sudah merencanakan untuk kembali memantrai Ciera lagi bila gadis itu masih memberontak.

Tapi tidak seperti biasanya Ciera akhirnya meletakkan tangannya di lengan Ryan.
Dari sana mereka mulai turun bersama.

Tatapan rakyat yang bahagia untuk hal baik ini. Ryan di harap harap akan berubah menjadi sosok yang lebih hangat dan terbuka.
Dan kerajaan ini tidak akan kehilangan sinarnya kembali.
Benar, sinar yang dulu terpancar terang pernah menghilang.

Ciera belum pernah sama sekali menjadi pusat perhatian merasakan adanya demam panggung. Ia merasa mulas dan berkeringat dingin. Ia hanya takut kedua kakinya melemas dan itu berarti hal buruk untuk dirinya.

Ryan berhenti di tengah tangga, masih di hadapan semua orang membuat Ciera bertanya-tanya ada apa.
Dan jawabannya baru di dapatkan ketika Ryan mendekatkan wajahnya.

Ciera memundurkan langkahnya perlahan.
Tapi tangan Ryan menahan dengan meraih pinggangnya, dan satu tangan lain meraup pipinya.

Nafasnya mulai tidak teratur dengan mata yang melirik tak tentu. mereka berada di hadapan banyak orang, apakah ia mereka akan melakukan hal ini?

Saat wajah Ryan mulai mendekat, ibu jari pria itu di letakkan dibibir Ciera. Mengartikan jika Ryan hanya mendekatkan wajahnya membuat ilusi jika mereka berciuman di hadapan para hadirin.

Ini gila, meskipun mereka tidak benar berciuman laki laki itu hampir tak berjarak padanya, bahkan nafas pria itu terasa di pipinya.

Kaki Ciera melemas dan ia hampir jatuh. Tapi Ryan memilik gerak cepat untuk menahan Ciera agar tidak jatuh.
Sorak senang rakyat terdengar kemudian, bahkan ada suara siulan dari mereka.

Ciera menangkap tatapan mata Ryan. Tatapan sama yang ia lihat ketika malam mereka menikah.
Wajah murung yang tak menunjukan sama sekali kebahagiaan.

Mereka melanjutkan langkahnya untuk turun ke bawah dan menemui semua orang.

Dari banyaknya orang yang bahagia, ia hanya menemukan kekosongan dalam tatapan Ryan.

Rene tersenyum, dan dari banyaknya orang yang ia temui. Tatapan yang tak pernah berbohong hanyalah bersumber dari Rene.
Dia wanita yang menunjukkan kebahagiaannya tanpa bicara.

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang